Rinda mengenalkan sahabatnya yang bernama Dita dengan Danis, kekasihnya. Sikap dan kebiasaan Danis berubah, setelah Rinda kenalkan pada Dita. Tidak ada lagi Danis yang selalu ada disetiap Rinda membutuhkannya. Karena setiap kali Rinda butuh Danis, pria itu selalu bersama Dita.
Rinda menyesal mengenalkan Dita pada Danis. Rinda tidak menyangka orang terdekatnya akan mengkhianati dirinya seperti ini.
Puncak penyesalan Rinda, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Danis dan Dita masuk ke dalam hotel sambil menautkan jari-jari tangan mereka. Kebetulan Rinda sedang bersama Keenan, pria yang baru saja menjadi temanya. Rinda tidak tahu, jika Keenan adalah calon suami Dita.
Bagaimana sikap Rinda selanjutnya pada Danis dan Dita?
Keputusan apa yang akan dipilih Rinda tentang hubungannya dengan Danis
Bagaimana sikap Rinda pada Keenan, setelah tahu pria itu calon suami Dita?
Yuk simak cerita 'MENYESAL' selengkapnya, hanya di NOVEL TOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Terbongkar
"Apa yang terjadi dengan ayah? Dokter bilang sama Nda, ayah baik-baik saja. Hanya butuh waktu untuk memulihkan lukanya." Rinda bertanya pada mama Ana, setelah mereka semua keluar dari ruang ayah Riza.
"Mama juga tidak tahu, Nda. Tadi mama sama bunda kamu lagi ngobrol, tiba-tiba Dita teriak memanggil ayah. Waktu Mama sama bunda kamu mendekat, dia memegang dadanya dan nafasnya seperti yang kamu lihat. Terus bunda kamu tekan tombol darurat. Kamu masuk, dokter masuk." Ucap Mama Ana, mencoba menjelaskan apa yang terjadi.
Rinda menoleh pada Dita. Gadis itu berdiri di samping mama Ana, tapi dia pura-pura tidak mendengar. Rinda yakin, Dita pasti bicara sesuatu yang membuat jantung ayahnya jadi bermasalah.
"Sampai terjadi sesuatu pada ayah, aku tidak akan melepaskan kamu!" Rinda bicara pada Dita dengan penuh penekanan.
"Maksud kamu apa, Nda?" Mama Ana yang bertanya.
"Dita pasti bicara sesuatu pada ayah, yang membuat ayah seperti tadi."
"Jangan sembarangan menuduh." Dita membantah ucapan Rinda.
"Ini kan yang kamu inginkan? Menyingkirkan aku dengan menyakiti keluargaku. A' Rendi, aku tahu semua yang kamu pernah kamu lakukan terhadap dia." Ucap Rinda.
"Nda, Mama tidak mengerti kamu ini bicara apa. Kamu harus sabar, jangan menyalahkan orang lain. Mama tahu, ini pasti berat untuk kamu. Tapi kamu tidak sendiri. Ada mama, ada Dita, ada teman kamu itu juga. Kamu juga punya Danis."
"Punya Danis?" Rinda mengulang ucapan mama Ana.
"Coba Mama tanyakan pada Dita, apa yang sudah dia lakukan bersama Danis?"
"Memangnya apa yang aku lakukan dengan Danis?" Sahut Dita.
"Ini ada apa?"
"Jangan ikut campur!" Rinda dan Dita bicara bersamaan.
Danis tersentak mendapatkan bentakan dari Rinda dan Dita secara bersamaan. Dia hanya bertanya ada apa? Karena dia baru saja tiba, dan melihat Rinda dan Dita sedang berdebat. Sebenarnya bukan karena debatnya yang buat Dani penasaran. Melainkan ada namanya yang disebut.
"Rinda, Dita, kalian berdua sebenarnya punya masalah apa?" Tanya mama Ana yang masih juga belum paham dengan apa yang terjadi.
"Rinda merebut Keenan, Ma." ucap Dita.
Mama Ana tidak percaya begitu saja. Dia pun meminta penjelasan dari Rinda. "Kamu kenal Keenan, Nda?" tanyanya.
"Mama selalu saja tidak pernah percaya sama Dita," ucap Dita kesal. Ini yang membuat dia benci Rinda. Semua orang selalu saja lebih mendengarkan Dita dari pada dirinya.
"Kenal," jawab Rinda jujur.
"Itu! Mama dengar sendiri, Rinda itu kenal Keenan. Karena Rinda, Keenan memutuskan perjodohan kami," ucap Dita.
Rinda menggelengkan kepala. Lagi-lagi Dita flying victim, seolah-olah menjadi korban. "Berani manipulatif. Rinda kenal Keenan, karena dia ceo perusahaan tempat Rinda bekerja."
Danis yang mendengar jawaban Rinda ikut terkejut. Dia tidak menyangka Keenan seorang ceo. Dan ceo itu ternyata calon suami Dita, yang mama Ana maksudkan dalam chatnya kemarin.
"Tante Ana, anak tante itu justru merusak hubungan Rinda dan Danis." Delia yang sejak tadi diam tidak tahan untuk tidak bicara.
"Bukan Rinda yang merebut pak bos, tapi kamu itu yang merebut Danis dari Rinda!" Delia beralih pada Dita. Dia bicara sambil menunjuk Dita, tempat di depan wajah gadis itu.
"Siapa yang merebut Danis dari calon menantu saya?" Mama Danis yang bertanya.
"Tidak ada." Danis yang menjawab. Mamanya tidak boleh mengetahui hubungannya dengan Dita.
"Mama tanya Rinda, bukan kamu!" Seru mama Danis.
Mama Danis sebenarnya datang bersama Danis. Di persimpangan lorong rumah sakit, ada seseorang yang menyapanya. Mama Danis berhenti sejenak, untuk membalas sapaan temannya. Setelah selesai, barulah dia menyusul Danis ke kamar rawat inap ayah Riza. Begitu sudah dekat, dia justru mendengar ada yang merebut putranya dari Rinda.
Dokter keluar dari kamar rawat inap ayah Riza. Membuat keributan yang terjadi di lorong rumah sakit itu terhenti. Rinda segera menghampiri dokter tersebut "Bagaimana keadaan ayah saya, Dok?" tanyanya.
"Untuk sementara waktu, jangan biarkan beliau mendengar berita buruk," jawab dokter.
"Baik Dok," balas Rinda.
Mama Ana, Delia dan Rinda bersamaan menatap Dita. Sudah jelas, yang terakhir bicara dengan ayah Riza adalah gadis itu. Yang dilihat tidak merasa bersalah. Sampai Rinda kembali menghampirinya.
"Apa yang kamu bicarakan pada ayah?" Tanya Rinda.
"Tidak ada," jawab Dita mengelak.
"Dita," tegur mama Ana pada putrinya itu.
"Mama bela saja terus anak kesayangan Mama itu," balas Dita. Setelah itu dia pergi meninggalkan semuanya.
Selepas kepergian Dita, bunda Nara keluar dari kamar rawat ayah Riza. Mata sendunya melihat ke arah Rinda. "Malam Minggu kemarin apa yang terjadi sebenarnya?" tanya bunda Nara.
"Bukan kah mereka berdua merayakan hari jadi yang kedua?" Mama Danis yang menjawab.
Sekarang Rinda tahu apa yang Dita sampaikan pada ayahnya. Sahabat yang sekarang jadi musuhnya itu pasti menceritakan cerita bohong pada ayah Riza.
"Biar Delia yang jelaskan," ucap Delia.
Jika Rinda tidak sanggup membongkar perselingkuhan Danis dan Dita, Delia merasa dia punya kewajiban membantu Rinda mengungkap apa yang terjadi antara Dita dan Danis itu. Biar terbongkar perselingkuhan yang dilakukan Danis dan Dita.
"Apa yang ingin kamu jelaskan Del?" Danis protes. Dia tidak mau, Delia sampai menceritakan bahwa dia dan Rinda tidak jadi makan malam bersama.
"Danis malam itu tidak datang menemui Rinda," ucap Delia memulai penjelasannya.
"Aku bisa jelaskan," ucap Danis memotong penjelasan Delia.
"Kamu diam Danis!" Mama Danis yang mengingat putranya.
Setelah Danis diam, Delia melanjutkan penjelasannya. Delia menyampaikan, Danis malam itu justru makan malam bersama Dita. Tidak lupa, bukti foto yang sempat dia kirimkan pada Rinda, Delia jadikan bukti. Satu persatu dari mereka Delia perlihatkan, bagaimana Danis dan Dita tertawa bersama dan sangat mesra.
"Selanjutnya, apa yang terjadi antara Danis dan Dita, kalian tanyakan saja pada orangnya langsung." Ucap Delia mengakhiri penjelasannya.
Satu tamparan keras mendarat di pipi Danis. Siapa lagi pelakunya jika bukan mama Danis. Sementara mama Ana hanya bisa terdiam. Dia tidak menyangka Dita sampai setengah itu pada Rinda. Mereka bersahabat sejak kecil. Kemana-mana selalu berdua. Sekarang jadi seperti ini.
Malam itu Dita tidak pulang. Putrinya beralasan menginap bersama Rinda. Dan itu semua bohong. Mama Ana tidak sadar, selama ini dia selalu dibohongi. Bukan hanya Dita, papa Heru pun punya rahasia yang mama Ana tidak tahu hingga saat ini.
"Rinda, aku minta maaf. Tidak ada yang terjadi antara aku dan Dita. Kami hanya makan malam. Itu juga karena Kami tidak sengaja bertemu," ucap Danis mencoba membela diri.
"Tidak sengaja bertemu? Bohong!" Seru Delia kesal.
"Bagaimana dengan ini?" Delia kembali menunjukkan video yang dia ambil.
Video itu tidak dia kirimkan pada Rinda. Karena dia tidak ingin sahabatnya itu terluka melihat kekasih dan sahabatnya berbagi saliva. Tapi hari ini, dia harus memperlihatkan apa yang dia lihat malam itu, di lorong restoran tempat dia dan Irfan makan malam bersama keluarga mereka.
Satu tamparan kembali mendarat di wajah Danis. Karena terlalu keras, Rinda dan bunda Nara sampai terkejut. Bunda Nara memeluk Rinda. Putrinya pasti sangat kecewa terhadap Danis dan Dita. "Kamu tidak sendiri sayang," ucap bunda Nara, seolah ikut merasakan rasa sakit yang putrinya rasakan.
Bunda Nara mengajak Rinda masuk ke kamar rawat ayah Riza. Biarkan Danis menjadi urusan keluarganya. Begitu juga dengan Dita, biarkan orang tuanya yang memberikan hukuman.
Bunda Nara sebenarnya menahan marah pada Dita. Tega menyampaikan berita yang tidak benar pada suaminya, hingga hampir saja merenggang nyawa. Tapi ada yang lebih penting yang harus bunda Nara selesaikan. Bunda Nara akan membantu Rinda meluruskan apa yang terjadi malam itu pada ayah Riza. Apa yang Dita katakan tidaklah benar.
Danis sendiri tidak tahu apa yang Delia perlihatkan pada mamanya, pada Rinda, pada bunda Nara dan pada mama Ana. Dia pun mempertanyakan apa salahnya hingga mamanya itu menamparnya dengan keras.
"Mama kenapa menampar Danis?"
"Kenapa? Mama yang seharusnya bertanya, mengapa kamu menyakiti Rinda sampai seperti ini? Rinda itu calon istri kamu, Danis. Tapi kamu, ...."
"Kamu itu sama saja sama ayah kamu!" Mama Danis mengucapkannya sambil menangis.
Danis terdiam. Sudah lama sekali ibunya itu tidak mengungkit tentang ayahnya. Yang Danis tahu, ayahnya sekarang hidup bersama keluarganya yang baru. Sama seperti mamanya, yang sekarang hidup bersama papanya.
Tapi Danis tidak pernah tahu, apa yang menyebabkan kedua orang tuanya berpisah. Melihat mamanya menangis membicarakan ayahnya, pastinya ada luka yang mamanya rasakan. Luka itu adalah luka karena perselingkuhan.
"Jangan berharap mama merestui kamu menikahi Rinda. Kamu tidak pantas untuk gadis sebaik dia."
Danis mendongak, melihat mamanya yang semakin menjauh. Tujuannya datang ke rumah sakit untuk memberitahu ayah Riza, bunda Nara, dan Rinda, tentang pelaku yang menabrak ayah Riza. Tapi justru perselingkuhan dia dan Dita yang terbongkar.
lanjut ttp semangat thor💪 ceritanya bagus 👍