NovelToon NovelToon
RAHASIA DI BALIK PENGKHIANATANMU

RAHASIA DI BALIK PENGKHIANATANMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Berbaikan / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Desy Far

Rumah tangga Luna yang sangat hangat secara tiba-tiba hancur tanpa aba-aba. Luna mendapati suaminya, Ares, berkhianat dengan sahabatnya sendiri, Celine. Luka yang sangat menyakitkan itu membuat Luna mencari penyebab suaminya berselingkuh. Namun semakin Luna mencari kebenaran, semakin banyak tanda tanya menghantuinya hingga akhirnya Luna memutuskan mengakhiri pernikahan mereka.
Benarkah Ares sudah tidak lagi mencintai Luna?
Ataukah ada suatu kenyataan yang lebih menyakitkan menunggu untuk terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Far, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ALASAN MULAI TERKUAK

Pagi itu, Nuri duduk di kursi sederhana di hotel tempatnya menginap. Pandangannya tertuju pada selembar kertas kusut di atas meja. Surat tanpa nama yang seakan-akan ditulis dengan terburu-buru.

Nuri menggigit bibirnya, tangannya berulang kali hendak meraih surat itu, lalu meletakkannya kembali.

“Haruskah aku tunjukan ini pada Noval atau Luna?” pikirnya.

Namun setiap kali membayangkan wajah Luna yang sudah cukup terluka karena persoalan rumah tangganya yang hancur, Nuri ragu. Jika surat ini benar-benar ancaman, memberitahu Luna hanya akan membuatnya semakin panik. Tapi jika ia diam, bagaimana  jika benar-benar ada bahaya?

Nuri menarik napas panjang, lalu menyelipkan surat itu ke dalam tasnya. “Nanti saja, jika waktunya tepat.”

***

Luna duduk di mejanya, mencoba fokus pada layar komputer. Jari-jarinya sibuk mengetik laporan, tetapi pikirannya terus membayangkan kata-kata Ares malam itu. kata-kata dingin yang membuatnya merasa seolah ia tidak pernah menjadi bagian dari hidup lelaki itu.

Namun anehnya, setiap kali Luna merasa ingin menyerah, wajah sejuk dan menenangkan orang tuanya selalu muncul dalam ingatannya. “Kamu harus kuat, nak,” suara ibu yang lembut seakan masih menggema, meski sudah lama tak pernah lagi ia dengar. Dan itulah yang membuatnya tetap kuat hingga saat ini.

“Hei, lagi mikirin apa?” tanya Noval yang secara tiba-tiba sudah berdiri disamping meja Luna.

Luna tersenyum kecil. “Aku lagi tidak memikirkan apa-apa.”

Sementara itu, Nuri yang hari itu sengaja datang ke kantor untuk menemui Noval hanya berdiri di ruang pelayanan, memperhatikan suasana sekitar. Matanya waspada, seolah mencari siapa di antara rekan kerja Luna yang terlihat mencurigakan. Semuanya tersamarkan dalam sikap basa-basi.

Setelah ia bertemu dengan Noval dan berbincang sebentar, Nuri memutuskan untuk pergi ke suatu tempat dimana ia melihat unggahan Celine sedang bersama dengan Ares. Ada sesuatu yang mengganjal sejak tadi pagi.

Ia mengikuti nalurinya, ia melihat Ares dan Celine duduk berhadapan di sebuah restoran mewah.

Namun pemandangan itu jauh dari kesan romantis. Wajah Ares tegang, bahkan sedikit pucat. Sementara Celine terlihat sangat percaya diri dan arogan, menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan senyum puas.

Nuri duduk di balik pilar restoran, cukup dekat untuk mendengar percakapan mereka.

“Ares,” suara Celine terdengar tajam, “Kalau kamu tidak melanjutkan ini, Luna yang akan jadi korban pertama. Bahkan satu-satunya. Jangan kira kali ini aku bercanda. Sangat mudah untuk membuat hidupnya hancur.”

“Celine, berhenti.” Suara Ares menggelegar. “Jangan lagi kamu bawa Luna kedalam permainanmu.”

“Permainan?” Celine menyeringai. “Kamu tahu selama ini Luna selalu menang, bahkan untuk masalah percintaan aku harus kalah. Aku harus merelakan perasaanku yang tersimpan sekian lama kepadamu, namun kamu memilih Luna.”

“Ini bukan salah Luna.” Ares menepuk meja cukup keras. “Aku tidak pernah tahu perasaanmu ke aku. Dan jika aku tahu, aku tidak mungkin bisa mencintai orang yang tidak aku cintai.”

Napas Ares berat. Dari kejauhan, Nuri bisa melihat ekspresi kemarahan Ares. Ares bukan terlihat seperti pria yang sedang menikmati perselingkuhan, melainkan sedang terjebak.

Begitu Celine pergi, Nuri tidak tahan lagi. ia melangkah cepat dan menghadang Ares di luar restoran.

“Ares, tunggu!” seru Nuri. Matanya berkilat penuh emosi. “Kamu pengecut. Kamu membiarkan Luna tersakiti hanya karena takut dengan wanita seperti Celine. Kamu tahu Luna hancur karena semua ini?”

Ares terkejut melihat keberadaan Nuri. “Nuri? Kenapa kamu disini?”

“Jawab aku, Ares!” Nuri menatapnya tajam.

Ares mendekat. Suaranya rendah namun penuh tekanan. “Nuri, jangan ikut campur. Aku tahu kamu peduli dengan Luna. Tapi jika kamu mencintai Noval, jauhkan mereka dari masalah ini. Semakin kalian mendekat, semakin kalian akan terancam.”

Nuri terdiam. Kata-kata Ares justru semakin memperkuat keyakinan bahwa ada sesuatu yang besar sedang terjadi.

***

Malam itu Nuri mengajak Noval dan Luna bertemu di hotel tempat ia menginap. Ia merasa tempat itu adalah tempat yang sangat aman untuk bertemu.

Nuri akhirnya tidak tahan lagi. ia membuka tasnya dan mengeluarkan surat ancaman itu di depan Noval dan Luna.

“Kalian harus tahu ini,” katanya sambil meletakan surat itu diatas kasur nya.

Luna mengambil surat itu, membacanya dengan mata melebar. Tangannya gemetar. “Nuri, kamu tidak perlu ikut dalam masalah ini. Aku tidak ingin banyak orang yang terseret.”

Noval meraih surat itu dari tangan Luna. “Ini jelas bukan main-main. Ada orang yang sengaja mengawasi kita. Semua ancaman ini nyata. Nuri, aku mohon kamu tidak perlu ikut dalam masalah ini. Aku tidak ingin hal buruk menimpa kamu.”

“Kalian tidak perlu mengkhawatirkan aku. Aku sama sekali tidak takut dengan semua ancaman ini,” jawab Nuri.

Hening menyelimuti ruangan. Luna menunduk, wajahnya pucat. “Jadi, selama ini, semua gosip dan fitnah, itu bukan kebetulan?”

Nuri mengangguk. “Aku rasa ada yang benar-benar mengincar kehancuran kamu, Luna. Dan Ares, dia tahu. Tapi dia memilih diam. Betapa pengecutnya lelaki itu.”

Luna dan Noval saling berpandangan.

Noval yang sedari tadi menatap serius akhirnya bersuara. “Darimana kamu mengetahui semua itu, Nuri?”

Ruangan kembali hening. Luna menoleh ke arah Nuri dengan tatapan penuh tanya. Sementara Nuri semakin ragu untuk menceritakan semuanya.

“Aku, melihat sesuatu,” jawab Nuri akhirnya.

“Aku melihat Ares dengan Celine. Mereka tidak terlihat seperti pasangan yang mesra. Ares dalam tekanan dan ancaman. Dan aku yakin Ares melakukan semua ini untuk melindungi kamu Luna.” Nuri menjelaskan dengan pelan, namun cukup membuat Luna terkejut.

Luna terbelalak, darahnya seolah berhenti mengalir. “Jadi, Ares tahu semua permainan ini?”

Nuri menatap Luna dengan iba. “Iya Luna. Dia tahu. Tapi entah mengapa dia memilih untuk diam. Dia seperti terjebak dalam permainan Celine.”

Noval menatap Nuri lama, lalu menarik napas berat. Ia maju selangkah dan meraih tangan Nuri. “Kamu tidak seharusnya terlibat sejauh ini, Nuri.”

Nuri menatap balik dengan mata berkaca-kaca. “Bagaimana aku bisa diam, Val? Kamu lihat sendiri Luna makin hari makin hancur. Aku tidak bisa berpura-pura kalau semua ini baik-baik saja. Hanya Luna yang bisa menjaga kamu dengan tulus saat aku jauh dari kamu. saat aku tidak bisa menjaga dan merawat kamu.”

“Tapi ini berbahaya!” suara Noval meninggi, nadanya penuh kecemasan. “Kamu tahu sendiri bagaimana ancaman ini datang bertubu-tubi. Kalau mereka berani mengirim surat seperti ini, apalagi yang bisa mereka lakukan? Aku tidak mau kamu jadi korban, Nuri.”

Nuri menatap Noval lebih tajam. “Jadi kamu ingin aku hanya diam? Membiarkan Luna sendirian menghadapi semua ini?”

“Ada aku! Cukup aku. Jangan sampai kamu terluka. aku bisa mati!” Suara Noval semakin tinggi, terkesan membentak.

Nuri menunduk, merasa bersalah atas kekhawatiran Noval. Namun Nuri sungguh-sungguh ingin membantu Noval dan Luna. Hanya saja Noval yang terlalu takut akan keselamatan Nuri.

Noval menghela napas berat, lalu meraih kedua bahu Nuri. “Aku percaya kamu kuat. Tapi justru karena itu aku takut. Semakin kamu ikut, semakin mereka akan melihat sebagai ancaman. Dan kalau itu terjadi…” suara Noval tercekat, “aku tidak bisa bayangkan kehilangan kamu, Nuri.”

Ruangan seakan membeku. Luna hanya bisa menatap mereka dengan rasa bersalah. Jika tidak karena dirinya, tidak mungkin Nuri dan Noval terseret ke dalam pusaran berbahaya ini.

Nuri menunduk, air matanya jatuh tanpa bisa ditahan. “Val, aku hanya ingin melindungi kamu dan Luna. Jasa almarhum ayah Luna tidak bisa aku lupakan. Aku tidak mungkin bisa berkuliah dan bekerja seperti sekarang ini jika bukan karena jasa beliau.”

Seketika Luna memeluk Nuri. “Jangan pikirkan itu Nuri. Ayahku pasti sangat bangga sekarang, semua yang sudah ia berikan padamu tidak sia-sia. Tanpa perlu kamu larut dalam masalah ini.”

“Nuri, biarkan aku yang menghadapinya. Aku janji, aku tidak akan biarkan Luna sendirian. Tapi kamu harus selamat dulu.”

Luna akhirnya berkata lirih, “Aku yang salah. Aku yang menyeret kalian berdua ke dalam masalah ini. Kalau aku tidak ada, mungkin semuanya akan baik-baik saja.”

“Jangan pernah bilang begitu!” potong Noval cepat, suaranya tegas. “Luna, kamu tidak salah. Kamu korban dari ambisi Celine. Dan aku tidak akan biarkan kamu menghadapi ini sendirian. Tapi Nuri…” ia menoleh lagi pada tunangannya, “aku mohon, lindungi dirimu. Itu sudah cukup bagiku.”

Nuri menatap Noval lama sekali. Hatinya berperang antara ingin tetap berada di sisi orang yang ia cintai, atau mundur demi keselamatan yang diinginkan oleh Noval.

Dan disaat mereka masih tenggelam dalam pergulatan itu, ponsel Luna berdering dengan pesan foto dari orang yang tidak dikenal. Semua menoleh, dengan tangan gemetar, Luna membuka pesan tersebut.

Di layar, muncul foto dirinya sedang tidur di kamar tempat ia menginap.

Pesannya singkat, “Aku selalu dekat denganmu.”

Luna menjatuhkan ponselnya ke kasur. Wajahnya memucat dan napasnya tercekat.

Noval buru-biri meraih ponsel itu, membaca pesan yang sama. Wajahnya panik. “Luna, berarti seseorang sudah masuk ke kamar kamu tanpa sepengetahuanmu.”

Nuri menutup mulutnya, nyaris tak percaya.

Luna menatap mereka berdua dengan mata berkaca-kaca. “Jadi, sekarang aku semakin diawasi?”

Dan di ruangan itu, ketiganya hanya bisa terdiam dalam ketegangan yang pekat. Karena satu hal kini jelas, ancaman itu nyata, dan orang itu lebih dekat dari yang mereka kira.

1
LinJibongs
Thor, jangan biarin kami kelaparan. Update secepatnya 🥺
Desy Far: Kak. Sudah diupload ya bab selanjutnya. Selamat membaca 🫶🏻
total 1 replies
Gbi Clavijo🌙
Thor, jangan bikin pembaca gatal gatel nunggu update ya!
Desy Far: Tenang aja kak. Aku bakal ajak kakak greget sama kisah Luna ini 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!