NovelToon NovelToon
Sang Penerus Yang Tersembunyi

Sang Penerus Yang Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin / Menyembunyikan Identitas / Kultivasi Modern
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Seorang anak laki-laki kala itu masih berusia 10 tahun, tidak di kenal oleh siapapun karena identitasnya telah di sembunyikan oleh sang Ibu.

Suatu hari sang lelaki itu harus menerima kehidupan yang pahit, karena sang Ibu harus di bunuh, namun sayang dia tidak dapat menolongnya, sialnya lagi dia harus mengikuti keinginan sang Ibu yaitu bersembunyi di suatu tempat agar bisa menjaga sang adik dan membalaskan dendam sang Ibu, dan juga bisa mengambil alih apa yang telah menjadi haknya.

Dan saat tiba di sebuah tempat di mana dana Dan naya di selamatkan, Dana menemukan seorang wanita yang menarik hatinya, namun sayang ketika dewasa, dia harus meninggalkan wanita itu untuk merebut perusahaan dan berpura-pura mencintai wanita lain, yaitu anak dari pembunuh Ibunya sekaligus yang telah merebut perusahaannya.

Bagaimana cerita cintanya dan apakah Dana mampu setia?, lalu apa yang terjadi dengan perusahaannya ketika Dana hadir di perusahaan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 ~ Melamar pekerjaan

Beberapa tahun kemudian, kini usia Dana telah menginjak 22 tahun.

"Ka Dana ...," teriak Naya sambil memeluk Dana.

"Baik-baik ya di sini, Kakak akan kembali jika ada waktu lenggang," ucap Dana sambil memeluk bergantian Naya dan Lani.

Tak lupa berpamitan kepada Jae dan Yuni. Tak lama datanglah Sylvia dan juga Shifa.

Sylvia hanya terdiam menatap Dana yang telah siap untuk pergi, tanpa dapat berkata-kata sedikitpun. Namun matanya kini telah berembun menahan air matanya yang kapan saja siap terjatuh.

Dana menghampiri Sylvia sambil memegang kedua tangan Sylvia, "Aku janji akan kembali, tolong tetap setia untukku, jika aku kembali aku akan melamarmu, doakan aku agar bisa mengambil semua apa yang telah menjadi hak kita semua," ucap Dana meminta doa calon istrinya.Namun Sylvia malah menangis.

"Oh hey jangan menangis, kita masih bisa komunikasi bukan, aku janji akan terus memberikan kabar untukmu," ucap Dana sambil tersenyum dan mengusap air mata yang telah mengalir di pipi Sylvia.

Sylvia hanya menanggapi Dana dengan menganggukkan wajahnya. Sebenarnya Dana juga bersedih ingin sekali dia meninggalkan harta dan perusahaannya, namun dia harus memperjuangkan orang tuanya dan Bapaknya Sylvia yang telah meninggal oleh perampas perusahaannya rumah juga hartanya, yaitu Fernando.

Dana juga ingin menangis tapi dia tidak mungkin memperlihatkan kesedihan kepada semua orang, tak lama Dana pun berpamitan mereka mengantarnya melalui gerbang usang itu.

"Dana ...," panggil Rofik.

"Eh Pak," ucap Dana sambil menghampiri Rofik.

"Kamu melupakan gurumu ini," canda Rofik.

Dana tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Saya pamit Pak, minta doanya, setelah selesai semua urusan, sesuai yang kita harapkan aku akan kembali," pamit Dana.

Rofik menganggukan kepalanya sambil mengusap kepala Dana.

"Aku yakin kamu bisa, jika ada bagian bela diri yang lupa hubungi aku, apalagi jika kamu membutuhkan kami semua, kami akan bantu," ucap Rofik.

Kembali Dana menganggukkan kepalanya," terimakasih Pak," lalu Dana pun melambaikan tangannya dan berlalu dari mereka.

Dana di antar oleh ojol, dan di bantu mencari penginapan sederhana. Setelah mendapatkannya, Dana pun menaruh barang-barangnya dan juga mengganti pakaiannya.

Kini Dana telah siap dengan pakaian kerjanya, dia akan melamar pekerjaan ke perusahaan sendiri, lucu bukan? yang seharusnya tidak perlu bersusah payah melamar ini melamar.

Dana telah berada di depan perusahaan yang menjulang tinggi, Dana menghela nafasnya panjang.

"Maaf De, mau melamar pekerjaan?" tanya Satpam saat Dana melangkahkan kakinya melewati ruang satpam.

"Eh iya Pak," jawab spontan Dana dan cukup kaget kala di sapa satpam.

"Langsung saja masuk ya De, karena sekarang sedang di butuhkan dan kebetulan laki-laki, ke arah sana saja ya," ucap Satpam itu mengarahkan.

"Terimakasih Pak," ucap Dana dan lalu berlalu menuju ruangan HRD.

Sesampainya di depan ruangan HRD, Dana harus menunggu karena ada beberapa orang yang mengantri untuk wawancara.

Dana merasa jantungnya berdegup kencang, padahal hampir tiap hari dia mengawasi perusahaan ini, tapi tetap saja seakan perusahaan ini jadi asing buat dia.

Dana seakan-akan orang yang baru mencari pekerjaan, padahal orang dalam di bagian keuangan masih transfer uangnya ke Dana tanpa diketahui siapapun.

Seharusnya enak, tapi tidak bagi Dana bahkan uang itu jarang di gunakan jika tidak terlalu penting atau mendesak.

Tiba giliran Dana, dia di panggil memasuki ruangan HRD tersebut. Setibanya di ruangan Dana terhenyak kaget karena ada seorang wanita di samping Bapak yang akan mewawancarai Dana. lalu Dana melirik ke arah yang tertulis di meja HRD itu yang ternyata bernama Agung.

Dana di wawancarai yang bersangkutan dengan lowongan di perusahaan itu. Dana dengan cakap menjawab dengan baik.

Dana melihat siapa wanita di samping Pak Agung itu, tak lain dia adalah wanita yang pernah Dana bayar atas keributan yang pernah dia lakukan dengan Ojol dulu.

Namun Dana kian pintar dia berakting seakan tidak mengenal dan terlihat santai.

"Keputusan akan kami segera umumkan, mohon di tunggu di depan," ucap Agung dan Dana menganggukkan kepalanya dan bergabung dengan yang lain.

Beberapa menit kemudian, Agung keluar, dan memanggil Dana, "Untuk yang lain harap tunggu terlebih dahulu," ucap Agung.

Dana mengikuti Agung memasuki ruangannya. "Agung sebenarnya kamu yang terpilih, tapi saya mau bertanya terlebih dahulu, karena selain menjadi asisten CEO dengan berjenis kelamin laki-laki kami pun ingin yang terpilih bisa menjaga Nyonya Fawn katakanlah sebagai Bodyguardnya bagaimana bisa?" tanya Agung dengan menatap lekat manik Dana.

Ada pancaran seperti harapan kepada Dana dari manik Agung, seakan menaruh harapan tinggi agar Dana bisa bergabung.

"Saya sanggup dan saya memiliki ilmu bela diri," jawab Dana tegas.

Entah kenapa wanita itu menginginkan Bodyguard, entah karena sering di ganggu ataupun karena ada ketertarikan kepada Dana? Dana tidak mengerti, tapi kesempatan ini tidak akan pernah disia-siakannya.

"Baik kalau begitu, kamu bisa memulai pekerjaan dari sekarang, silahkan mengikuti Nyonya Fawn," ucap Agung dan Dana pun berdiri mengekori Fawn.

"Kamu duduk di sini ya, dan tanya kepada sekretaris Tina apa saja yang harus kamu lakukan, dan besok ada acara bertemu klien dan kamu mesti ikut untuk menjelaskan proposal juga menjadi bodyguard saya ke manapun dalam waktu kerja!" seru Fawn penuh nada tingginya.

Dana hanya menganggukkan kepalanya dengan menundukkan wajahnya, setelah Fawn memasuki ruangannya, Tina memberikan apa saja yang perlu Dana pelajari, tak lupa Dana mengucapkan terimakasih kepada Tina.

Tak perlu lama Dana mempelajari setiap berkas-berkas itu, karena selain dia cerdas, pintar, dia sering memantau perusahaan ini, bahkan dapat menyelusup ke setiap komputer untuk memeriksa berkas-berkas itu, dan semua di pelajari bersama Shifa.

Di sela santai, Dan memperlihatkan kesibukannya, tapi di sisi lain ada kamera CCTV yang memperlihatkan seperti apa kinerja Fawn.

Yang kebetulan Fawn sedang berleha-leha di dalam. "Baguslah ada Dana juga Tina, gue ga perlu belajar ini itu, cukup mereka saja, gue sih tinggal tanda tangan saja seenaknya, untuk apa ada bawahan jika tidak di manfaatkan, dan aku lihat mereka pintar, apalagi Dana bagus tuh anak gue jadikan gebetan, ganteng dan terlihat berwiba juga berkharisma cocok bukan jika bersanding dengan gue," gumam Fawn dengan menaikkan kaki jenjangnya di atas meja, wajah terpoles makeup dengan pakaian modis terlihat begitu elegan dan feminim namun siapa tahu jika dia bukanlah wanita seperti itu.

Celotehan Fawn itu jelas terdengar oleh Dana yang menggunakan microphone kecil di telinga kirinya yang tidak dapat terlihat orang lain.

Dana tersenyum mendengar celotehan wanita itu, Dana yang akan di manfaatkan ataukah Fawn, tentu kalian tahu jawabannya.

Dana santai dan hanya membolak-balik berkas tanpa ada tujuan apapun, jengah emosi malas, ingin sekali dia lempar berkas ini ke kepala Fawn namun sayang dia harus bersabar entah sampai kapan.

Bersambung ...

1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
dira rahmi: Terimakasih 😘😘😘😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!