Elma merasa, dirinya bukan lagi wanita baik, sejak sang suami menceraikannya.
Tidur dengan pria yang bukan suaminya, membuat Elma mengandung benih dari atasannya yang seorang playboy, Sean Andreas. Namun, Sean menolak bertanggung jawab dengan alasan mereka melakukannya atas dasar suka sama suka.
Beberapa bulan kemudian Elma melahirkan bayi perempuan dengan kelainan jantung, bayi tersebut hanya bisa bertahan hingga berusia satu tahun.
Disaat Elma menangisi bayi malangnya, Sean justru menyambut kehadiran seorang bayi dari rahim istrinya, sayangnya istri Sean tak bisa bertahan.
Duka karena kehilangan anak, membuat Elma menjadi wanita pendendam. Jika ia menangisi anak yang tak pernah diinginkan papanya, maka Sean juga harus menangisi anak yang baru saja dilahirkan istrinya.
Apa yang akan Elma lakukan pada anak Sean?
Tegakah Elma menyakiti bayi malang yang baru saja kehilangan Ibunya?
Bagaimanakah hubungan Elma dan Sean selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alat Untuk Mendekati Sean
#18
Suara kecipak air menjadi nada pengantar aktivitas pagi ini, Elma menggeliat tangannya meraba tempat kosong di sisinya. “Kemana dia?”
Elma pun bangkit dari pembaringan, merapikan pakaiannya, semalam ia langsung tidur begitu saja setelah selesai memberikan ASI untuk Baby Rey.
Benar-benar bayi laki-laki yang kuat, pantas saja cadangan ASIP tak mencukupi, karena semalam saja Baby Rey bangun hingga 6 kali karena dia termasuk jenis bayi yang mudah merasa lapar.
“Wah, lihat Ibu sudah bangun,” ujar Dina yang menirukan suara bayi, karena dia sedang mengajak Baby Rey bercakap-cakap selama mandi.
“Pagi sekali dia bangun?” tanya Elma, wanita itu menyisir rambut lalu menggulungnya asal.
“Iya, Kak. Tapi sungguh ajaib, dia bangun tidak rewel, malah sibuk main sendiri di samping Kak Elma.” Dina tersenyum menjelaskan, “sepertinya Tuan Muda sangat nyaman karena Kakak bersamanya semalaman.”
“Iya, tapi aku tidak, karena aku ada di dekatnya hanya ingin membalas perbuatan papanya,” monolog Elma dalam hati.
Elma memperhatikan Dina yang begitu cekatan mengurus Baby Rey, “Mumpung dia anteng, aku mandi dulu, ya? Hari ini aku harus pergi, mengurus pengunduran diriku dari tempat kerja.”
“Iya, Kak. Oh, iya. Pakaian Kakak sudah aku ambil dari ruang laundry,” Cetus Dina.
“Makasih, ya,” ucap Elma, bergegas ia masuk ke kamar mandi, sebelum Baby Rey menangis karena lapar.
Tak butuh waktu lama untuk beraktivitas di kamar mandi, karena 15 menit kemudian Elma sudah keluar dalam keadaan bersih dan wangi, wajahnya cantik natural padahal ia tak mengenakan make up sama sekali.
“Waduh, sudah harum aja nih?” Elma menggendong Baby Rey, mengajaknya berbincang sejenak sebelum kemudian menyusui bayi tersebut.
Tok!
Tok!
Suara ketukan pintu terdengar, Dina segera bangkit dan membuka pintu kamar tersebut. Walau mereka masih tidur di kamar Baby Rey, tapi tak sembarang orang boleh masuk, demi menjaga privasi Elma sebagai ibu susu bagi Baby Rey.
Perintah itu, baru dibuat Mom Naura selaku nyonya rumah dari rumah mewah tersebut, dan tak ada satu orang pun yang berani membantah. Karena wanita tersebut adalah kesayangan Tuan Ezra Andreas, pria yang masih memegang kekuasaan penuh di Silver Entertainment Group. Jadi, Sean sekalipun tak berani membantah ucapan Mom Naura, karena sang tuan besar akan murka jika sampai itu terjadi.
“Ada apa?” tanya Dina yang hanya membuka sedikit celah pintu, karena Elma sedang menyusui Baby Rey.
“Nona Elma, dipanggil Nyonya Naura.” Salah seorang pelayanan wanita menyampaikan keperluannya, ia bahkan memaksa melongok ke dalam ruangan, entah apa maksudnya.
“Eh, kamu apaan? Kan Nyonya sudah melarang,” tanya Dina kesal, karena Mirna memaksa ingin melihat ke dalam ruangan.
“Ya, elah, cuma mau lihat doang, gak boleh. Memang se-istimewa apa perempuan itu, sampai harus dijaga privasinya.” Dengan ketus Mirna menjawab, merasa dongkol karena dirinya yang lebih lama bekerja di rumah besar tersebut, tapi tak pernah mendapatkan perlakuan istimewa. Tapi Elma yang baru saja datang, langsung diberi perlakuan berbeda dari pegawai yang lainnya.
“Kalau begitu, izinnya sama Nyonya, jangan marah-marah padaku,” balas Dina. Gadis itu pun tak menyukai Mirna karena sikap Mirna yang suka seenaknya sendiri. Selalu merasa bahwa dia pegawai lama yang harus lebih dihormati. “Bilang aja sama Nyonya, Kak Elma masih menyusui Tuan Muda.”
Dina segera menutup pintu kembali, agar Mirna tak menerobos masuk sesuka hatinya.
“Ada apa, Din? Sepertinya kamu berdebat dengan seseorang?” tanya Elma.
“Biasa, Kak. Pelayang lama tapi sok berkuasa, minta dihormati lebih, karena merasa sudah senior.”
Elma tersenyum tipis mendengar curhatan Dina. “Jangan diambil hati,” ujar Elma.
“Pengennya begitu, Kak, tapi ngeselin banget, padahal aku baru 2 bulan kerja di rumah ini.”
•••
Setelah Baby Rey puas menyusu, Elma pun meninggalkan ruangan, tapi Baby Rey tetap ia bawa keluar, barangkali kakek dan neneknya ingin menggendong.
Tapi ternyata sedang ada tamu datang, entah siapa mereka, Elma tak kenal.
“Nah, ini dia cucu Oma.” Mom Naura langsung berdiri dan mengambil alih Baby Rey dari pelukan Elma. “Kalian sarapan dulu, kasihan Rey nanti minumnya tidak kenyang,” ujar Mom Naura.
“Iya, Nyonya.”
“Eh, jangan panggil Nyonya, khusus kamu, panggil saja Tante, oke?!”
“Eh, i-iya, Tante,” sahut Elma kikuk, membuat Mirna semakin dengki melihatnya.
“Cih, sok banget,” gumamnya kesal.
Elma bersama Dina segera menuju ke dapur belakang, “Nona Elma, koki sudah menyiapkan hidangan khusus untuk Anda,” ujar Pak Hendi sang kepala pelayan.
Pernyataan Pak Hendi semakin membuat Mirna iri, karena Elma kembali mendapatkan perlakuan spesial, padahal di sekitarnya hanya makan menu harian. Mirna kurang bersyukur, padahal hidangan untuk para pelayan di rumah itu, juga penuh gizi, ada protein hewani, protein nabati, serat sayuran, bahkan buah juga tersedia. Semuanya diolah oleh koki yang sama, tapi tetap saja Mirna masih kesal.
Elma pun duduk, ia langsung melihat tatapan Mirna yang tajam menusuk, tapi Elma tak peduli, karena ia sadar alasannya berada di sini, lagi pula apa yang ia makan, nantinya juga akan dimakan saripatinya oleh si kecil calon penerus Silver Entertainment Group.
Elma menyantap semua menu yang sudah disiapkan koki untuknya, semua lezat, bahkan penuh gizi yang akan menunjang kualitas ASI, nampaknya keluarga Andreas benar-benar menantikan kehadiran Baby Rey, hingga makanan untuk ibu susunya saja sedemikian terlampaui.
Elma sangat bahagia karena sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Mendapatkan saham Sean, serta menikmati fasilitas mewah di rumah ini. “Nak, andai kamu yang menikmati ini semua, pasti hingga saat ini kamu masih menikmati indahnya cahaya matahari,” monolog Elma dalam hati.
•••
Sementara itu di ruang tamu.
“Aduh, cup cup cup, kenapa tiba-tiba menangis? Kan eyang masih mau gendong?” Bu Dini terlihat panik, karena baru saja menggendong Baby Rey, bayi kecil itu mulai merengek, tak lama kemudian menangis.
Insting bayi, tak bisa berbohong, ia bisa merasakan mana yang tulus menyayanginya, dan mana yang hanya menggunakan topeng kasih sayang, itulah yang saat ini bayi itu rasakan.
“Duh, anak Papa, mulai manja, ya, hem?” Sean menimang Baby Rey, pria itu sengaja terlambat ke kantor karena ibu mertua dan adik iparnya sedang bertamu.
“Lihatlah, betapa seksinya kakak iparku.” Diam-diam Cindy mulai memperhatikan Sean, wanita itu menelan ludahnya sendiri, ternyata tak sulit untuk menumbuhkan perasaan pada pria itu.
Sean terlalu maskulin untuk diabaikan, pria itu seolah memiliki pesona alami yang mampu menyeret para wanita untuk terus mendekat kepadanya. Sudah sering hal itu terjadi, dan itu juga yang saat ini Cindy rasakan,
Tak lama kemudian tangis Baby Rey sedikit reda, tapi belum bisa berhenti total, “Mom, kemana Elma?”
“Elma? Elma, siapa?” tanya Bu Dini.
“Itu ibu susunya Rey, mulai sekarang ia tinggal di rumah ini.”
Dhuar!
Bu Dini dan Cindy saling pandang, waduh, sepertinya ada yang akan menghalangi langkah mereka mendekati Sean. Karena mereka tahu, cara terbaik mendekati Sean adalah menggunakan Baby Rey sebagai alat.
Tapi, belum juga mereka melangkah, sudah ada penghalang yang berdiri kokoh.
Nikmati hidupmu Sean😂😂
Stlh itu terbuka semua,tinggal Sean gigit jari 😂
anak nya g kerren
pecundang