Seorang pria mengagumi seseorang wanita yang selama ini diam-diam dia awasi. Semua itu terjadi berawal kejadian kecelakaan yang menimpa dirinya hingga dia merasa tertarik pada wanita itu.
Sampai pada akhirnya dia nekat untuk mendekatinya dan dari itulah pria itu menunjukkan perhatian lebih hingga wanita itu merasa risih.
"Stop jangan mengikuti aku terus."ucap wanita itu yang membalas dengan nada kesal.
Apakah wanita itu menerima kehadirannya dan memilih dirinya menjadi istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ArsyaNendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Bibi Amira (IITG)
Nadira pun merasa terharu dengan perhatian yang beliau berikan pada dirinya. "Jangan diam saja ayo dimakan Masalah cucu Mama akan urus." Mama Belina mengendong mereka semua sembari Mama Belina tersenyum bahagia melihat kedua cucunya.
Sekilas Nadira melirik kearah Mama Belina yang begitu perhatian pada kedua anaknya. "Sepertinya beliau begitu bahagia, apa aku harus menerima tawaran itu. Tapi jika dilihat, beliau begitu menyayangi mereka." Batin Nadira yang merasa Mama Belina begitu sayang dan tak mempermasalahkan status dirinya.
Perasaan Nadira dihantui rasa bimbang atas keputusannya menerima pria itu menjadi suaminya. "Bagaimana ini, apa aku harus menerimanya." Batin Nadira yang bingung harus menerima atau tidaknya.
Di tempat lain
Gio masih sibuk di kantor, terpaksa dia harus pulang dan masuk ke kantor karena hari itu dia harus mengikuti rapat penting yang tidak bisa dia tinggal.
"Yoga"
"lya tuan." jawab Yoga yang langsung menjawab panggilan dari tuannya.
"Segera siapkan baju untuk calon istriku dan juga untuk kedua anakku.Lengkapi semua keperluan mereka masing-masing." Perintah Gio pada asistennya.
"Saya mengerti tuan, akan segera saya siapkan." jawab Yoga yang kini tugasnya makin bertambah.
Gio pun melanjutkan pekerjaannya, sedangkan posisi Yoga sudah keluar dari ruang kerjanya Gio pun duduk dengan menghela nafasnya.
"Aku harus bisa jika tidak aku akan kehilangan kedua anakku Aku tak ingin semua berantakan, aku harus segera menaklukkan hati dia." Gumam Gio yang tak ingin kehilangan wanita yang dia cintai.
Tiba-tiba saja ada suara ketukan dari arah pintu.
"Masuk." Pintu pun terbuka yang dimana orang tuan Marco.
"Papa."
Tuan Marco pun langsung menghampiri putranya. "Kata Mama kamu pulang karena ada urusan mendadak?" tanya tuan Marco pada putranya.
"Iya Pa, Gio harus pulang karena Yoga menghubungi Gio jika hari ini ada rapat penting yang tidak bisa di tinggal." tuan Marco hanya menganggukkan kepala mendengar penjelasan dari putranya.
"Kamu tenang saja, disana sudah ada Mamamu menjaga Nadira."
"Begitu ya, nanti Gio kesana setelah pulang kerja." tuan Marco hanya membalas dengan menganggukan kepala.
"Lalu bagaimana dengan rencanamu?" tanya tuan Marco pada putranya.
"Gio akan tetap menikahi Nadira Pa, walaupun dia tetap setuju dengan rencana Gio." jawab Gio yang hanya bisa menghela nafas.
"Kamu harus pertahankan dia sekalipun dia menolak kamu tetap harus mendekati atau tidak berikan perhatian lebih agar dia menyukaimu. Jika gagal Papa pastikan Mamamu akan marah besar." Gio terdiam dan mulai berpikir keras bagaimana cara untuk menaklukkan hati.
"Gio paham pa,ini Gio mencari jalan keluar agar Nadira menerima tawaran Gio Pa." jawab Gio yang sedang berusaha.
"Baiklah Papa paham, jangan terlalu lama kamu melakukan hal itu. Lebih cepat lebih baik." Pesan tuan Marco pada putranya.
Gio pun membalas dengan menganggukkan kepala.
Di tempat lain
Mama Belina sedang sibuk menggendong salah satu si kembar,beberapa kali Mama Belina mencium pipi salah satu dari mereka.
Nampak ekspresi bahagia dari raut wajah Mama Belina yang tak henti-hentinya tersenyum.
Nadira yang melihat hanya terdiam,sedari tadi dia selalu memikirkan tentang jawaban itu.
"Aku harus segera memutuskan." Batin Nadira yang masih dipusingkan dengan masalahnya sendiri.
Tiba-tiba saja pintu terbuka,betapa terkejutnya Nadira melihat kehadiran Sita ditempat itu.Sita pun lari menghampiri Nadira yang saat itu duduk ditempat tidur.
"Nadira."Mereka berdua saling berpelukan,Nadira memeluk erat Sita sahabat yang selama ini dia sayangi bahkan di saat dia kesulitan Sita selalu ada di sampingnya.
"Sita." ucap Nadira dengan lirih,Sita membalas dengan senyuman.
"Selamat ya,sekarang Kamu sudah menjadi ibu." ucap Sita yang terlihat kedua matanya berkaca-kaca seakan menahan tangisannya.
"Terima kasih selama ini kamu selalu mendukungku dan menemaniku selama ini." ucap Nadira yang terharu dengan perjuangannya hidup yang tidak mudah dia jalani.
"Iya Dir,yang terpenting kedua keponakan ini sehat." ucap Sita dengan senyuman,ditempat itu Mama Belina juga pun ikut tersenyum.
Pintu pun terbuka kembali yang dimana,Nadira makin terkejut dengan kehadiran seseorang ."Bibi Amira." ucap Nadira yang kaget dengan kehadiran Bibi Amira.
Bibi Amira membalas dengan senyuman,Bibi Amira datang mendekati Navita.
"Selamat Nak,akhirnya anakmu sudah lahir." ucap Bibi Amira yang memegang tangan Nadira,ekspresi bahagia terpancar dari wajah Bibi Amira.
"Ya Bik,akhirnya perjuangan Nadira berhasil." ucap Nadira yang menahan tangisannya,Bibi Amira memeluk Nadira.
"Jangan menangis,kamu harusnya bersyukur masih banyak orang yang sayang padamu.Apalagi kehadiran kedua anakmu akan membuat hidupmu lebih bahagia." ucap Bibi Amira yang memberi semangat.
Bibi Amira melirik kearah samping yang dimana ada seorang wanita yang sedang menggendong bayi didekat keranjang bayi.
Bibi Amira penasaran dengan bayi yang ada di keranjang itu."Tampannya." ucap Bibi Amira yang kagum dengan ketampanan bayi itu.
Mama Belina yang mendengarnya hanya bisa tersenyum,Bibi Amira melirik kearah samping."Maaf Anda siapa?" tanya Bibi Amira yang penasaran wanita yang menggendong salah satu bayi milik Nadira.
"Saya Belina nenek dari cucu-cucu kembar." Seketika Bibi Amira mengerutkan dahinya seolah bingung dengan ucapan yang disampaikan oleh wanita itu.
Mama Belina pun menjelaskan siapa dirinya,hingga Bibi Amira terdiam mendengar pengakuannya.
"Maaf apa kita bisa bicara berdua diluar?" tanya Bibi Amira yang secara langsung meminta.
"Baiklah." jawab Mama Belina yang pada akhirnya mereka berdua keluar dari ruangan itu yang hanya tertinggal kehadiran Sita dan Nadira.
"Nadira, kelihatannya Bibi Amira terlihat serius begitu." ucap Sita yang melihat secara langsung dari sikap Bibi Amira.
"Aku tak tahu,bingung aku mau menanggapinya." jawab Nadira yang terlihat bingung harus berbuat apa lagi.
"Lalu bagaimana dengan pria itu?" tanya Sita yang penasaran dengan apa yang Nadira akan lakukan.
"Entahlah aku bingung juga,aku harus berbuat apa lah untuk menyelesaikan masalah ini.Walaupun ujung-ujungnya aku harus menikah dengan pria itu." jawaban itu langsung membuat kaget .
"Apa kamu bilang menikah!" teriak Sita,yang spontan teriak sampai lengan Sita dipukul keras oleh Nadira.
"Husss,bisa tidak jangan teriak.Anakku bangun nanti." ucap Nadira yang terlihat begitu kesal dengan suara keras dari Sita.
"Maaf aku spontan teriak,aku benar-benar kaget kamu bilang seperti itu ." jawab Sita yang benar-benar terkejut.
"Kamu itu ya,orang lagi bingung eh dibantu.Ini bagaimana sepertinya mereka begitu mengharapkan sesuatu."
"Mereka siapa?" tanya Sita yang begitu penasaran dengan pertanyaan Nadira pada dirinya.
Pada akhirnya Nadira menjelaskan apa yang terjadi hingga Sita terdiam memikirkan apa yang diucapkan Nadira pada dirinya.