Aira Maulida Bahira, gadis dua puluh satu tahun yang terlihat kalem dan memiliki wajah yang bisa di katakan kurang menarik apalagi cantik. kulit wajahnya sawo matang, ada tahi lalat kecil di pipi kanannya membuat penampilan wajahnya semakin tidak menarik di mata lelaki terlebih lelaki seperti Yusuf Ibrahim seorang CEO kaya raya yang terpaksa harus menikahi gadis yang menurutnya buruk rupa seperti Aira.
Yusuf merahasiakan status pernikahannya dengan Aira karena ia malu memiliki istri yang tidak cantik.
Di tengah masalah pelik rumah tangganya, seseorang dari masalalu muncul di hadapan Aira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 18 Padangan Yusuf
"Tentu saja saya sudah banyak mendengar tentang CEO PT Sinar Surya yang reputasinya baik dan orangnya juga berintegritas" kata Alan.
Yusuf hanya tersenyum samar, ia tidak terlalu ramah pada koleganya. memang sudah sifatnya seperti itu. pada Alan pun ia terlihat angkuh.
Yusuf dan Alan meeting selama kurang lebih satu jam. Diandra ikut menemani di samping Yusuf sembari mendengarkan meeting itu. selesai meeting Alan segera berpamitan ia sudah tidak sabar untuk menemui Aira yang menunggunya di lantai satu.
"Baiklah pak Yusuf kalau begitu saya permisi duluan" kata Alan sembari berjabat tangan dengan Yusuf.
"Silahkan pak Alan" kata Yusuf.
Alan bergegas menuju meja Aira dan Aline yang belum memesan makanan. Alan mengambil duduk menghadap Aira.
"kenapa belum pesan?" tanya Alan.
"Menunggu pak Alan" jawab Aline.
"Baiklah ayo kita pesan, Aira ingin makan apa?" tanya Alan sembari menawarkan menu yang terkenal di rumah Padang itu.
"Aku mau nasi dan ayam rendang sama es teh manis" kata Aira.
"Aku mau ikan balado, cumi sama peyek udang, minumnya jus jeruk" kata Alien yang langsung mendapat lirikan Aira.
Alan tertawa senang melihat Aira dan Aline. ia juga tak mau kalah. Alan memesan ayam rendang dan es teh tawar.
Setelah pesanan datang ketiganya langsung makan sembari mengobrol santai. Alan banyak bertanya soal Aira hingga Aira di buat grogi. Aline yang memperhatikan sikap Alan ia langsung bisa menebak jika Alan pasti menaruh hati pada sahabatnya Aira.
***
Yusuf dan Diandra sudah selesai makan siang. keduanya bergegas pergi menuruni anak tangga menuju lantai satu. Yusuf mengedarkan pandangannya saat menginjak anak tangga terakhir tatapan matanya terhenti di sudut ruangan. beberapa detik Yusuf fokus memandang ke arah sudut tanpa berpaling. disana terlihat Aira dan Alan.
"Sayang ada apa?" Diandra mengikuti arah pandangan Yusuf.
"Bukankah itu istrimu? pria itu bukannya Alan yang tadi meeting dengan mu? oh ini menarik sekali rupanya mereka saling mengenal dan terlihat akrab" kata Diandra memanasi Yusuf.
Yusuf memalingkan wajahnya dan berlalu pergi tanpa berminat membahas soal Aira. Yusuf memasuki mobilnya tanpa mempedulikan Diandra yang berjalan cepat mengejar langkahnya.
"Yusuf kenapa aku di tinggal?!" rengek Diandra.
"Aku masih ada meeting jadi tidak bisa mengantarmu, apa kau bisa naik taksi? aku minta maaf tapi ini mendesak" kata Yusuf pada Diandra.
"Baiklah tak masalah"
Diandra segera turun dari mobil Yusuf, ia memesan taksi.
Sepanjang perjalanan menuju ke kantor Yusuf teringat pemandangan yang tadi ia lihat di rumah makan padang.
Dengar Yusuf, mau Aira pergi dengan siapapun itu tidak ada urusannya dengan mu! biarkan saja dia mau jalan dengan siapapun tidak perlu kau pedulikan!
Yusuf memakai dirinya sendiri karena pikirannya saat ini di penuhi pertanyaan soal Aira dan Alan.
Selama ini Aira tidak pernah ikut campur atas hubungan Yusuf dengan Diandra. jadi Yusuf pun juga tidak ingin mencampuri urusan Aira dengan pria manapun.
Sementara itu di rumah makan Padang Alan banyak bercerita soal ibunya pada Aira. ia bilang mamanya sangat senang menerima hadiah kursi pijat pilihan Aira. warnanya juga bagus.
"Syukurlah kalau ibu pak Alan senang" kata Aira sembari tersenyum manis.
Alan menatap senyum Aira hampir tidak berkedip. hatinya berbunga dan jantungnya serasa berdebar. Alan yakin ia menyukai Aira.
Apa aku harus mengungkapkan perasaanku padanya ya....
Aline yang baru saja kembali dari toilet memandang Alan dan Aira. ia berdehm menggoda keduanya.
"Ehm! cie..." kata Aline yang langsung di cubit oleh Aira.
"Ah sakit Aira!" omel Aline sembari tertawa.
"Kalau begitu saya antar kalian kembali ke kantor ya"
"Tidak perlu pak, kita bisa naik taksi iya kan Aline?"
Aline mengangguk, mereka tidak ingin merepotkan Alan karena harus bolak balik. jarak perusahaan percetakan dan kantor firma hukum milik Alan cukup jauh dan berlawanan arah jadi kasihan jika Alan harus mengantar Aira dan Aline.
"Maaf ya, kebetulan saya juga ada meeting lagi dengan klien"
"Iya pak Alan tidak masalah, terimakasih untuk makan siangnya ya lain kali Aira yang traktir" kata Aline.
"Dasar anak ini!" omel Aira.
"Oh ya? tentu saya senang kalau Aira mengundang saya makan siang bersama lagi" Alan memandang Aira dengan tatapan dalam dan penuh arti.
Aira hanya tersenyum menundukkan pandangannya menghindari tatapan Alan padanya.
jangan kalah ma Malika ,,itu wanita hitam legam kaye kedele item makanya di panggil Malika ehh CEO jatuh cintrong