NovelToon NovelToon
Alea Anastasya Dwi?

Alea Anastasya Dwi?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Mafia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Fantasi Wanita
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: cucil

ini tentang alea si gadis polos keturunan mata sipit yang mencari jawaban mengenai hidupnya

tentang ketidak Adilan yang dia terima dari orang orang dekat yang dia sebut keluarga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

eighteen

" kyaa!! Liam, maaf.ak-aku gak sengaja". Alea panik berdiri dan langsung memeriksa William, tapi tak ada yang bisa diperbuat karena william menggulung tubuhnya membentuk bola.

Rasa sakit bercampur nyeri yang berasal diantara dua kaki membuat pikiran william kosong. Telinganya samar-samar mendengar suara alea, tapi sensasi luar biasa di selangkangan mengalihkan semua fokus dan mengakibatkan keliling.

William benar-benar tampak kesakitan. Alea cemas bukan main dan mengipasi laki-laki itu dengan dua tangan berharap hal itu dapat membantu. " William maafin aku. Jangan mati. Hu hu hu. Apa aku panggilin tetangga aja, ya?".

" Jangan!". Teriak william, tangannya meremas pergelangan tangan alea, seolah mentransfer rasa sakit yang dia rasa. " Shh...lo , kenapa nendang Peter sih, leaa". Katanya sambil mendesis.

" Aku ngga sengaja, sorry."

Alea memaksa william untuk bangun, memapah laki-laki itu untuk naik ke atas kasur. Begitu tumbuhnya merebah ekspresi william yang menahan sakit berubah sedikit lebih baik.

"Gimana? Masih sakit?"

" Masih lah. Akhh, sakit banget kayak titit gue gepeng deh".

" Gepeng?". Alea syok berat mendengarnya.

William menekuk bibir cemberut. Dia mengintip sedikit di atas celananya. " Tuh,kan, jadi kecil.aduhh gimana dong,masa depan gua?".

" Kok bisa gepeng? Peter bukannya elastis,ya?".

" Pala Lo gepeng elastis.lo nggak percaya? Mau liat nggak?".

Alea menunjukkan ekspresi ragu-ragu. Matanya melirik ke sembarang sarah takut takut. Apa memang dia harus melihat peter lagi? Waktu itu dia memang sudah pernah melihatnya, tapi dalam keadaan penerangan remang-remang. Sementara sekarang, meskipun cuaca sedang mendung, tetap saja pencahayaan yang bagus dan pasti akan memperlihatkan keseluruhan bentuk benda itu.

" Kayaknya nggak usah deh". Tolak alea.

" Kenapa nggak usah? Lo harus tanggung jawab". William bangkit duduk, tangannya sudah bertengger di kaitan celana, siap membukanya dengan sigap. " Peter gue jadi gepeng, harus ditiup biar ukurannya normal lagi".

" Apa iya?". Alea bertanya ragu. " Ditiup kayak balon gitu?".

William berpikir sebentar sedetik kemudian dia mengangguk mantap. Berharap alea percaya pada perkataannya. " Ayo cepet lo sepong, eh, maksud gue Lo tiup Peter gue biar sembuh.ini kan gara-gara lo".

William sudah menurunkan kakinya ke lantai.lalu bersiap membuka kaitan celana, sementara Alea menatap dengan ekspresi horor.

" Cepat nunduk sini, didepan gue".

" Nggak mau ah".

" Lo harus tanggung jawab, lea. Atau gue laporin ke warga sekolah lo, kalau lo pernah..."

Belum selesai wiliam berbicara. Alea langsung menekuk kakinya dan duduk dengan dengkul menyentuh lantai. " Jangan".

" Makanya...". Wiliam cengengesan. " Lo harus ikutan kata gue ".

" Kamu jangan ngancem ngancem gitu dong, Liam ".

" Kenapa emangnya?".

" Aku nggak suka ".

" Yaudah, sekarang lo tiup Peter gue,sampe dia sembuh ".

Alea terlihat ragu, tapi tak bisa melakukan apa pun saat wiliam membuka kaitan celananya dan mengeluarkan peter dari dalam sana.jantung alea berdegup kencang saat menatap benda di hadapannya. Di dalam hari waktu itu, tidak tampak jelas.namun sekarang, pada pencahayaan yang bagus.benda itu terlihat sangat jelas.

Besar, panjang, penuh urat, dan putih, ukurannya lebih besar daripada yang alea tonton di film biru.

William tak bisa menahan diri untuk tertawa tawa kecil, merasa sangat senang bisa mengibuli Alea yang polos. "Ayo, cepat". Katanya dengan senyum yang lebar.

" Ngga keliatan gepeng kok, Liam".

" Keliatan gimana? Gede nggak? Keren kan?".

Alea mengangguk polos. Membuat William makin cekikikan.ada rasa bangga di dadanya karena Alea memuji Peter, meski sebenarnya itu bukan pujian,malah seperti review jujur tentang ukuran.

Alea yang melihat wiliam tertawa tawa merasa aneh dan ragu. Dia menatap laki-laki itu. " Kamu bohong,ya?".

" Gue nggak bohong kok.beneran".

" Terus kenapa kamu kayak nahan ketawa gitu?".

" Aku ngga ketawa kok.mana ada ".

Mata Alea menyipit curiga. Alea lalu mencengkeram peter dan menyetir ujungnya sekuat tenaga. Rasa sakit kembali ditanggung william. Laki-laki itu mengaduh dan langsung kembali meringkuk.

" Akhh, sakit". Teriak nya tapi sambil tertawa-tawa. Tidak bisa menahan rasa lucu yang menggelitik. Sementara alea langsung berdiri berkacak pinggang.

" Kan, bohong. Dasar penipu cabul. Rasain tuh".

Alea mengepal tangannya jengkel. Ternyata ditipu mentah mentah oleh william membuatnya berang. Alya sudah merasa ragu sejak awal, mana mungkin kelamin seseorang bisa gepeng.

Apa tadi saat laki-laki itu merengkuh merasakan sakit juga adalah tipuan. " Dasar tidak bisa dipercaya. Pulang kamu sana!!". Usir nya dan william masih tertawa tawa.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!