Mengejar Cinta Ibu Dosen

Dara begitu frustasi karena mendapat tugas dari Rachel, karena dia tidak bisa mengerjakan, Dara memutuskan untuk menuju kantor Dave.

“Pak Edi, kita ke kantor Kak Dave dulu”

“Baik Non”

Perjalanan Dara begitu lancar tanpa ada kemacetan sedikitpun, hingga dia tiba di kantor Dave 10 menit lebih cepat.

“Kak Arga, Kak Dave ada?”

“Dara, tumben kesini. Kak Dave masih ada meeting”

“Aku masuk ya?”

“Silahkan Dara”

Dara duduk di sofa sambil menunggu dave menyelesaikan pekerjaannya, tidak banyak yang Dara lakukan. Dia hanya melihat isi ruangan Dave yang terlihat begitu membosankan.

Cetak! Dave menyentil dahi Dara hingga membuat Dara begitu terkejut.

“Mau minta uang kan bisa telepon, ngapain kesini?” Tanya Dave ketus.

“Bantu aku selesaikan tugas Bu Rachel”

“Kamu yang kuliah Dara, kenapa aku yang repot”

“Bukannya ini justru bagus untuk memberi kakak tambahan poin”

“Maksudnya?”

“Kalau Bu Rachel tahu tugas ini dibantu kakak, Bu Rachel pasti bangga karena memiliki pacar yang kaya raya dan cerdas”

“Tanpa bantu kamu, Bu Rachel sudah tahu itu semua, Dara”

“Hmm, terus aku gimana?”

“Minta tolong Arga, aku banyak kerjaan hari ini”

Ting! Ponsel Dara berdering.

Dara melihat pesan singkat grup, dan membaca materi semester baru. Dara merasa sedikit aneh dengan materi tersebut, hingga dia membaca beberapa pesan dari teman kelasnya jika materi tersebut dari Cita.

“Aneh banget. Biasanya juga Bu Rachel” Gerutu Dara.

“Kenapa?” Tanya Dave

“Ini materinya dikasih sama Bu Cita, aku gak suka sama dia. Lihat aja kak, materi ini materi umum. Beda sama materi Bu Rachel, biarpun sulit dan buat aku tercekik”

“Biasanya materi dari siapa?”

“Bu Rachel, Pak Joni dan Bu Elsa, sama Bu Vira juga sih”

“Kirimkan materinya, buat perbandingan”

“Oke”

Dara mengirimkan materi baru dari Cita dan mengirim materi lama dari rachel, Dave memang melihat perbedaan begit signifikan, hingga Dave bisa memahami kesulitan adiknya.

“Di grup, bagaimana?” Tanya Dave lagi.

“Semua ingin materi Bu Rachel, lebih membuat kita berisi otaknya”

“Hmm”

“Bantuin dong kak, gunakan power kakak jangan hmm hmm aja” Ketus Dara, kemudian dia meninggalkan ruangan Dave untuk menemui Arga.

“Kak, bantu aku nugas” Ucap Dara.

“Oke, kirimkan tugasnya. 10 menit lagi aku bantu”

“Iya kak”

Arga masuk kedalam ruangan Dave, lalu memberikan beberapa bukti pesan singkat dari Elsa, tentang ketidak adilan yang diterima oleh Rachel hari ini.

“Kita harus kesana, sekarang” Ucap Dave.

“Dara?”

“Minta Leony bantu kerjakan tugasnya”

“Oke”

Dave dan Arga segera menuju ke mobil untuk berangkat ke kampus, untuk meluruskan kesalahan disana.

Setibanya di kampus, Dave segera masuk kedalam ruangan dosen, dia melihat Rachel sedang sibuk dengan beberapa kertas di hadapannya. Suasana ruangan terlihat sepi karena memang semua dosen sedang istirahat.

“Ehm”

“Astaga!”

Rachel segera berdiri lalu menemui Dave yang berada diambang pintu.

“Ada apa?”

“Mau bertemu Tio”

“Tapi jam istirahat”

“Gak apa-apa. Kamu gak istirahat?”

“belum, sebentar lagi”

“Ya sudah, aku ke ruangan Tio dulu”

“Iya”

Dave menuju ruangan Tio, dia menaiki tangga lalu memperhatikan keadaan sekitar yang begitu sepi.

“Pantas aja” Batin Dave.

Begitu sampai didepan ruangan Tio, dan hendak mengetuk pintu. Dave dan Arga mendengar suara desahan wanita di dalam ruangannya. Dave dan Arga saling menatap, lalu mereka bersandar di dekat pintu sampai mereka yang berada di ruangan menyelesaikan kegiatannya.

Dave menunggu cukup lama, sekitar 15 menit hingga pintu tersebut dibuka oleh seseorang dari dalam.

Deg!

Cita terperanjat ketika melihat Dave berada di depan pintu, dengan rambut yang masih sedikit basah karena berkeringat, juga lipstick yang sudah memudar, Dave menarik Cita membawa masuk keruangan Tio, sedangkan Tio masih berada di balik lemari merapikan pakaiannya.

“Panggil dia” Bisik Dave dengan mencengkeram lengan Cita.

“Pak Tio” Panggil Cita dengan gugup.

“Kenapa sayang, ada yang ketinggalan? Atau belum puas” jawab Tio.

“P-pak ini saya Cita”

“Hahaha sayang, kamu pikir aku lupa sama suara kamu, aku tahu kamu Cita”

Deg!

Kaki Cita lemas seketika karena rahasianya terbongkar begitu saja, bahkan di hadapan Dave langsung.

Tio keluar dengan wajah berseri-seri, hinga dia melihat Dave lenyap seketika wajah bahagia tersebut.

“P-pak Dave”

“Bagaimana Pak rasanya berci-nta di lingkungan kampus?”

“P-pak saya bisa jelaskan say-“

“Stop Pak. Sata tidak ingin mendengar apa-apa lagi, saya tunggu surat pengunduran diri Pak Tio, hari ini”

Tio tidak menyangka jika hari ini adalah hari terakhirnya menjadi dekan di kampus. Sedangkan Cita dibawa keluar oleh Arga.

Dave menuju ruangan Rachel, untuk mberbicara dengannya. Sedangkan Arga diberi tugas untuk menyelesaikan urusannya dengan Cita.

“Pak Dave” Sapa Pak Joni.

“Pak Joni, apa kabar?”

“Baik sekali Pak, Pak Dave ingin bertemu Pak Tio?”

“Sudah Pak, saya sudah bertemu. Saya kesini mau berbicara dengan Bu Rachel dan Pak Joni”

“Oh baik Pak” Jawab Joni

Rachel dan Joni mengikuti Dave menuju coffee shop yang berada di dalam kampus, mereka bertiga membicarakan tentang posisi Dekan.

Rachel begitu terkejut mendengar pernyataan Dave jika dia menangkap basah Tio dan Cita, dan Dave juga telah meminta Tio untuk mengundurkan diri.

“Pak Dave, kami sejujurnya merasa malu karena ada oknum yang berani berbuat hal yang tidak senonoh di wilayah kampus, saya mewakili Pak Tio meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada pak Dave” Jelas Joni.

“Pak Joni tidak seharusnya meminta maaf, memang ini murni kesalahan mereka, jadi biarkan mereka bertanggung jawab untuk kesalahan ini. Dan mengenai materi, saya tidak setuju dengan materi yang di terbitkan oleh Pak Tio, bukan saya condong ke Bu Rachel Pak, tapi coba Bapak bandingkan materi tersebut”

“Pak, saya sudah menemui Pak Tio tadi membahas tentang materi, tapi kata Pak Tio kita harus memberi kesempatan Bu Cita, jadi saya tidak bisa berbuat apa-apa”

“Setelah posisi Pak Tio kosong, saya minta Pak Joni naik gantikan Pak Tio”

“Saya Pak?” Tanya Joni.

“Bu Rachel setuju kan?” Tanya Dave.

“Saya setuju Pak Dave”

“Kami semua setuju Pak Joni, saya titip kampus”

“Baik Pak Dave, saya akan berusaha se maksimal mungkin”

“Ya suda, itu saja yang ingin saya bahas. Nanti saya update lagi, terimakasih waktunya Pak Joni dan Bu Rachel”

“Sama-sama Pak” Jawab Rachel dan Joni kompak.

Joni meninggalkan coffee shop terlebih dahulu karena harus mengajar, sedangkan Dave tidak bisa melepaskan Rachel begitu saja. Dave membawa Rachel ke dalam mobilnya.

“Sayang ini kampus” Ucap Rachel

“Mmphh”

Dave tida memberikan waktu rachel untuk berbicara, Dave segera melu-mat bibirRachel dan menyesapnya.

“Sudah ya, aku mau masuk dulu” Ucap Rachel yang berusaha melepaskan diri dari pelukan Dave.

“Candu sekali bibir kamu, tadi pagi gak ada kesempatan karena ada sopir sayang”

“Masih ada waktu, jangan hawatir”