Gadis Galak Terjebak Duda Gila

Pernikahan Arjuna dan Denada pun digelar secara sederhana dan begitu private sesuai keinginan keduanya, dengan alasan yang berbeda dari mereka.

Alasan Arjuna ingin menyembunyikan pernikahan keduanya karena suatu hari dia akan menghempaskan Denada setelah berhasil menaklukan gadis itu dengan membuat Denada jatuh cinta padanya.

Sedangkan alasan Denada karena kurang lebih sama gila nya dengan Arjuna, dia hanya akan bertahan dengan Arjuna untuk memanfaatkan uang laki-laki itu demi membiayai kuliah dan sehari-harinya. Setelah kuliahnya selesai, dia akan mengajukan gugatan cerai dan akan bekerja sebagai wanita mandiri dan sukses.

Keduanya benar-benar mempunyai alasan tersembunyi dengan sengaja menutupi pernikahan mereka.

Satunya berniat menjadi istri matre, satunya lagi berniat menjadi suami jahat!

Pasangan cucok emmm....

"SAH!!!"

Kata itu menggema di rumah Arjuna, dengan laki-laki itu didampingi dua temannya. Sementara yang mendampingi Denada hanya teman kampus gadis itu yang memakai kacamata tebal alias cupu.

Beberapa anak buah Arjuna juga berkumpul, untuk menyaksikan pernikahan Bos mereka.

"Selamat ya, Bro! Semoga Samawa... gue yakin lo bakal cinta mati sama nih cewek." Bisik salah satu teman Arjuna bernama Dendra.

Satu lagi temannya bernama Arsen, "Sial! You menang banyak! Istri kecil mu...aura cantiknya luber kemana-mana! Jaga dia, Bro! Jangan sia-siakan gadis kecil ini, atau aku akan rebut dia dari You!"

Dengan wajah baby face Denada, teman-teman Arjuna beranggapan usia Denada bahkan baru 16 tahun bukan 19 tahun. Padahal mereka tidak tahu saja, dibalik wajah imut itu ada jiwa gahar di dalamnya.

Arjuna mendengus kesal, "Jangan mimpi, Sen! Gadis kecil ini cuman milikku!"

Sementara Denada sedang berbincang dengan teman cupunya. Eittsss! Jangan salah... penampilan boleh cupu tetapi teman Denada pun penggiat beladiri taekwondo seperti hal nya Denada.

"Dena, gue balik ya. Selamat menjalani hidup penuh tantangan deh! Moga cita-cita lu buat morotin duit Om Duda sukses besar, biar lo bisa secepatnya terlepas dari pernikahan ini! Terus entar lo bisa kawin sama Ali... pria idaman lo di kampus."

"Setttt, jangan sampe tuh Duda denger... bisa gagal rencana gue!"

Teman Denada terkekeh geli, cita-cita kok jadi istri pengeretan! Emang nggak ada akhlak temannya itu!

Akhirnya keduanya berbisik-bisik seraya terkikik pelan, wajah Denada berbinar saat mereka mengobrolkan tentang Ali mahasiswa di kampusnya yang terkenal alim.

Ya, tipe idaman Denada adalah pria Alim dan sangat menghormati wanita... tipe-tipe calon Ustadz lah.

Acara pernikahan pun berlalu begitu saja, sebenarnya bagi Denada tidak ada yang istimewa. Dia hanya mencoba bertahan untuk hidup tanpa bayang-bayang atau dilabeli seorang benalu oleh Renata lagi.

Di kamar pengantin yang memang disulap begitu indah oleh Arjuna, keduanya saling terdiam. Mereka kebingungan akan memulai pernikahan mereka dari mana, padahal Arjuna sudah pernah berpengalaman namun pria itu juga malah salah tingkah.

"Om! Kok malah diem sih! Mau ngapain lagi kita?" Denada yang memang masih lugu masalah rumah tangga, menatap Arjuna dengan kesal. Gadis jutek itu masih memakai pakaian pengantin, dia berdiri bersedekap menatap Arjuna jengah. Kok nggak ada action! Pikirnya.

"Eh... eh... " Arjuna malah gelapan.

"Om kan pernah pengalaman, di malam pertama dulu Om ngapain sama mantan istri Om?"

"I-itu, ya... kami tidur bersama. Ta-tapi, apa kamu mau tidur dengan ku?"

"Emang Om mau bikin anak nya sekarang?" ceplos Denada, dia tahu malam pertama pasti melakukan hubungan badan, bukan?

Wajah Arjuna memanas, tiba-tiba hasratttnya sebagai lelaki terpancing. Apalagi Denada luar biasa cantik hari ini karena Arjuna mendatangkan MUA terbaik untuk merias penampilan Denada.

"Emangnya, kamu mau memberikan tubuh mu pada saya?"

"Kok malah jadi formal pake ngomong saya-saya segala sih Om! Nggak asik ah!"

Sabar Jun Sabar! Astaga nih bocil malah ngajak adu mulut.

"Aku keluar dulu! Kamu pergi mandi dan bersihkan saja riasan wajahmu dan juga ganti bajumu!" Akhirnya Arjuna bangkit dari pinggiran ranjang, melangkah keluar kamar pengantin untuk meredam sesuatu yang sudah mulai bangun di bawah sana.

Ingin menikmati malam pertama dengan tenang, namun mereka malah adu mulut.

"Tunggu Om!" cegah Denada.

Arjuna sontak menghentikan langkah lebarnya tanpa berbalik, dia berdiri di depan pintu. "Apa?"

"Aku belom jawab pertanyaan Om loh, kok malah kabur."

"Siapa yang kabur! Aku ingin mandi di kamarku dan ganti baju, gerah tau!" ketus Arjuna, karena tubuhnya memang kegerahan tetapi bukan karena udara yang panas namun karena gairaahnya teruji.

"Gerah? Padahal kan rumah ini ber-AC, mana ada panas!"

Lagi-lagi Denada malah menjawab sesuatu yang membuat Arjuna semakin kesal.

"Sudahlah! Setelah selesai mandi, istirahat saja!" Arjuna menaruh tangan di kenop pintu bersiap keluar.

"Om!"

Astaga! rutuk Arjuna semakin dongkol.

"Katanya tadi minta tubuh ku, ayok!"

Hah?

Tangan Arjuna terlepas dari pegangan kenop pintu, dia membalikkan tubuh menatap tak percaya pada istri kecilnya itu. "Apa kamu bilang? Coba katakan sekali lagi."

"Nggak mau ah, aku cuman mengatakan nya satu kali aja! Om mau tunggu aku mandi dulu kan, biar tubuhku wangi!"

Setelahnya Denada masuk ke kamar mandi, di dalam sana dia membuka pakaian pengantin yang menempel di tubuhnya. Untung saja model baju pengantin nya sangat mudah dibuka, jadi gadis itu tidak kepayahan membukanya.

Arjuna mematung melihat sosok istri nya melenggang masuk ke kamar mandi setelah mengatakan akan memberikan tubuh padanya.

"Apa dia sedang bercanda padaku?" Arjuna mendadak gelisah, dia tidak ingin jika nanti senjata tempurnya sudah siap bertempur Denada malah hanya mempermainkan dirinya.

Tau kan jika pria udah naafsssu terus tiba-tiba nggak bisa disalurkan? Sakit, Bestie!

Namun pada akhirnya Arjuna mencoba mempercayai kata-kata istrinya, dia menunggu Denada selesai mandi dengan wajah penuh harap.

Ya, siapa yang tidak mau melakukan ritual malam pengantin meksipun dia sudah pernah melakukan nya dengan istrinya itu dalam keadaan Denada tidak sadar.

Lima belas menit kemudian.

Ceklek.

Pintu kamar mandi terbuka, Arjuna menoleh dan terperangah.