"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman hangat
Siren menatap Daniel dengan cemas, laki-laki itu belum lama tiba dirumahnya dan kini dia sedang mengotak-atik handphone Siren siapa tau dugaannya benar.
"Gimana sayang?"
"Kayaknya enggak deh, gak ada yang aneh"
"Bener nggak? Jangan-jangan kamu juga nggak tau lagi"
"Bener, udah aku cek berkali-kali gak ada yang aneh"
Siren menghela nafas lega.
"Tau gitu dari kemarin aku pakek, habisnya kamu nakut-nakutin"
Daniel tertawa kecil.
"Bukan gitu, kan cuma jaga-jaga aja"
"Makasih ya"
Daniel memberikan handphone itu ke Siren, ada pesan dari grub obrolan Siren bersama Luna, Kay, dan Martin.
Jadi Siren menyempatkan diri untuk membuka pesan itu.
Luna : Siren kemana sih gak muncul-muncul?
Kay : Gatau gue
Martin : Asyik pacaran kali, dia kan udah jadian sama Daniel
Kay : Sumpah?
Luna : Lo kok tau darimana Mar?
Martin : Yaelah kan Siren duduknya ama gue, siapa suruh pindah waktu itu
Luna : Kay tuh..jadi ketinggalan info gue, tega banget Siren gak ngasih tau gue dulu
Martin : Lupa kali
Kay : Woy..Siren mana lo, muncul oy!
"Siapa?" tanya Daniel penasaran
"Temen-temen, nanti aja deh dibales sekarang bisa nggak kita cari dulu kameranya, tiap malem gak bisa tidur tenang gara-gara kepikiran itu"
Daniel mengelus kepala Siren sambil mengangguk.
"Ayo"
Siren pun menarik tangan Daniel untuk naik tangga menuju kamarnya, agak deg-deg an juga karena takut jika memang benar-benar ada kamera itu artinya Daniel akan terlihat di kamera, dan Siren sangat berharap semoga Arjuna tidak mengetahuinya.
"Aku cari di kamar mandi dulu ya, kamu cari disekitar kamar"
"Iya"
Daniel pun masuk kedalam kamar mandi, sementara Siren mencari di kamarnya seperti tadi. Sebenarnya sekecil apa sampai menemukannya susah sekali.
Setelah hampir satu jam mencari, mereka duduk disisi ranjang..tidak ketemu.
"Jangan-jangan dia bohong lagi, sumpah aku gak nemu sama sekali"
"Nggak tau, aku juga capek banget nyarinya emang ada ya kamera sekecil itu?"
"Ada dong, bentar aku cari info dulu biasanya bisa dipasang dimana aja"
Siren mengangguk, Daniel pun mengeluarkan handphonenya. Sementara menunggu Daniel Siren menggandeng lengan Daniel dan menyandarkan kepalanya dipundak Daniel, sepertinya selama mereka jadian dia belum pernah manja-manja dengan Daniel.
Dia ingin merasakannya.
"Harusnya dulu aku gak pernah minta kakak ya"
"Emang kamu yang minta?"
"Iya..aku pikir dia normal aja kayak kakak pada umumnya, ternyata enggak sama sekali"
"Tapi kamu belum pernah diapa-apain kan?"
Siren menggeleng pasti, ingin menyebut dicium tapi Siren takut jika Daniel marah.
"Kamu punya boneka?"
"Ada cuma satu"
"Mana?"
Siren berdiri, dan mengambil boneka yang berada tepat di rak atas yang menghadap langsung ke ranjang.
Daniel mengambilnya, dan mencoba membuka matanya.
"Dapat.." ucapnya sambil menunjukkan sebuah kamera berukuran sangat kecil setelah dia membongkarnya kurang dari sepuluh menit.
Siren tentu sangat terkejut, dia tidak menyangka sama sekali bahwa boneka itu menjadi tempat dipasangnya kamera, jadi sejak kapan Arjuna memasangnya?
"Gimana kita bisa ngecek itu Niel?"
"Ya satu-satunya cara dengan mengambil handphone atau laptop yang terhubung langsung sama kamera ini"
"Trus gimana dong, dia bisa dengar pembicaraan kita sekarang kan?"
Daniel celingak-celinguk mencari benda berat yang mungkin bisa menghancurkan kamera ini.
"Cari apa?"
"Punya sesuatu buat ngrusakin ini nggak?"
"Di injek aja bisa nggak?"
"Coba deh"
Daniel pun meletakkan kamera itu dilantai lalu menginjaknya dengan sandal yang dia pakai, ya hasilnya memang hancur tapi supaya lebih yakin bahwa kamera itu tidak dapat berfungsi lagi Daniel menginjaknya berkali-kali hingga hancur berkeping-keping.
"Udah..buang aja atau simpen ke tempat yang nggak akan diketahui orang Ren"
Siren pun mengambil sebuah kotak kecil bekas wadah cincin yang waktu itu hadiah dari Arjuna, lalu Siren memasukkan kamera itu kedalam nya.
"Aku yakin udah aman sekarang"
"Makasih ya Niel, kamu udah bantuin aku berkali-kali"
"Ya pasti lah, kan aku sayang sama kamu"
Daniel memeluk Siren dan mencium pucuk kepalanya.
"Sebisa mungkin nanti kamu cek di handphone dia atau laptopnya"
"Iya, sekarang kamarnya dikunci, kayaknya bakal sulit karna dia kalo pergi selalu dikunci pintunya"
"Ya sabar aja dulu, pokoknya kalau kamu mau diapa-apain sebisa mungkin kamu harus melawan jangan berfikir karna Arjuna punya rekaman video kamu trus dia bisa melakukan apapun ke kamu"
Siren mengangguk paham, lalu dia melepaskan pelukannya pada Daniel, Daniel menyentuh kedua pipi Siren dengan kedua tangannya.
Mereka saling bertatap mata, seolah menegaskan kalau mereka sedang jatuh cinta berkali-kali.
"Aku bakal lindungi kamu sebisa ku"
Siren tersenyum.
"Jangan tinggalin aku ya"
"Pasti sayang, aku udah suka sama kamu sejak kita masih jadi murid baru, tapi karna waktu itu kamu punya pacar jadi aku nggak berani buat deketin kamu"
"Oh ya?"
Daniel mengangguk pasti.
"Harusnya dari dulu ya kita kenal"
Daniel tersenyum lebar, lalu dia semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Siren, barulah kemudian mereka ciuman.
Ciuman hangat yang membawa Siren seolah melayang-layang di udara, ternyata begini rasanya dicium dengan orang yang dia cintai dan yang mencintainya.
*
Siren melambaikan tangannya saat Daniel membawa motornya pergi dari halaman rumahnya, hari sudah sore pasti orang tua dan Arjuna akan segera pulang jadi Daniel juga pulang meski sebenarnya dia ingin bertemu terlebih dahulu dengan orang tua Siren.
Siren masuk kedalam dan duduk disofa, perasaannya sedikit lega karena kamera itu sudah dihancurkan oleh Daniel.
Dia membuka handphone untuk membalas pesan teman-temannya.
Siren : Sorry guys, gue baru kena masalah
Ternyata tak lama ada yang langsung membalasnya.
Martin : Masalah apa tuh, masa udah berantem aja baru jadian
Siren : Bukan soal Daniel lah..nanti aja kalo ketemu gue cerita
Luna : Kapan mau ketemu? Kalo nunggu masuk sekolah masih seminggu lagi njir...kelamaan
Siren : Ya kalian kapan bisanya? Gue manut aja
Kay : Besok mau nggak, gue bosen banget dirumah sambil ngerjain tugas kita yang belum kesentuh sama sekali
Martin : Ide bagus, yaudah dirumah lo aja Kay
Luna : Kok dirumah Kay sih, dia aja bilang bosen dirumah
Martin : Ya dimana, rumah lo?
Siren : Udahlah dirumah Kay aja enak, gak ada siapa-siapa kan Kay?
Kay : Aman lah, paling cuma ada bibi biar dibikinin cemilan besok
Martin : Mantab..yang banyak Kay biar betah..
Kay : Iya tapi lo yang banyak ngerjain tugasnya, kan yang paling banyak makan
Martin : Anjir perhitungan lo?
Luna : Yaudah deh terserah, jam berapa?
Siren : Pagi aja enak, masih seger
Luna : Oke kalo gitu..
Siren tak membaca lagi pesan mereka setelah itu, karena mendengar mobil Arjuna memasuki halaman, tumben dia pulang lebih dulu.
Siren buru-buru naik keatas dan masuk kedalam kamarnya, tak lupa dia mengunci pintunya dari dalam.