Bagaimana jadinya seorang anak pelakor harus tinggal bersama dengan ibu tiri yang merupakan istri pertama dari ayahnya.
Alma selalu mengalami perbuatan yang tidak mengenakkan baik dalam fisik maupun mental, sedari kecil anak itu hidup di bawah tekanan dari ibu tirinya.
Akan tetapi Alma yang sudah remaja mulai memahami perbuatan ibu tirinya itu, mungkin dengan cara ini dia bisa puas melampiaskan kekesalannya terhadap ibunya yang sudah meninggal sedari Alma berusia 4 tahu.
Akankah Alma bisa meluluhkan dan menyadarkan hati ibu tirinya itu??
temukan jawabannya hanya di Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKIT 7
Alma hanya menatap wajah-wajah gagah dan tegas itu dengan tatapan sedikit menunduk, selama belasan tahun tinggal di rumah ini dia tidak pernah melihat rumahnya di datangi oleh orang-orang berseragam hitam seperti ini, yang membuat jantungnya hampir copot.
"Adek, kita hanya bertanya, tolong di jawab, dimana pemilik rumah ini?" tanya dari salah satu orang tersebut, yang membuat Alma semakin terkejut.
"Pemilik rumah ini sedang berlibur Kak, dan kebetulan saya sendiri anggota keluarga dari pemilik rumah ini," ucap Alma begitu jujur.
"Kau siapanya Robin?" tanya pria bertubuh tegap itu.
"A-adiknya," sahut Alma dengan gugup.
"Kemana?" tanyanya kembali.
"Saya kurang tahu yang jelas mereka pergi ke luar kota, kalau mau lusa ke sini lagi, pasti anda-anda akan menemuinya," ucap Alma yang memang tidak tahu menahu dengan kasus ini.
"Baiklah kalau begitu kami akan datang lagi ke sini lusa," ucap pria tersebut.
Tanpa mereka sadari di balik percakapan Alma dan seseorang berbaju hitam itu, ternyata di dalam mobil sana seorang pria berwajah tegas itu tengah mengamati anak buahnya yang sedang berbicara dengan seorang gadis yang menenteng tas keranjang itu.
"Siapa kira-kira gadis itu, sepertinya, aku tertarik. Tapi bukan untuk serius," pikirnya dengan seringai licik di wajahnya.
Entah apa yang terjadi sepertinya Tuan Ameer menginginkan gadis belia itu, untuk melampiaskan semua kekesalan yang tengah di lakukan oleh dua orang dewasa yang lari dari tanggung jawabnya itu.
*******
Alma merasa lega setelah kepergian orang-orang berseragam hitam tadi, saat ini dirinya sedang berada di dalam kamarnya menghitung hasil jualannya tadi untuk modal besok, dan hasilnya dia sisihkan untuk menabung.
"Alhamdulillah rejeki hari ini, semoga saja besok jualanku laku keras seperti tadi," harapan gadis itu yang tiada pernah padam.
Alma pun mulai membaringkan tubuhnya karena sudah merasa lelah, tidak membutuhkan waktu lama matanya mulai terpejam menjemput alam mimpinya.
*******
Pukul 1 dini hari Alma sudah terbangun, gadis belia itu langsung membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum jari-jari lentiknya membuat adonan.
Selesai dengan ritual mandinya, gadis itu segera bergegas ke dapur lihatlah tangan lentiknya mulai membuat adonan donat step by step, setelah adonan sudah kalis, ia pun langsung membulatkan adonan tersebut lalu di diamkan beberapa jam.
langkah gadis itu tidak berhenti cukup di situ saja, saat ini tangan mungilnya mulai membuat adonan bolu kukus, suara mixer menjadi saksi, bagaimana dia berjuang untuk memperoleh pundi-pundi rupiah, tanpa mengenal waktu bahkan di saat orang-orang masih nyenyak dengan tidurnya gadis belia ini sudah bertempur di dapur melawan rasa kantuk dan lelah, semua itu dia lakukan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
"Ya Allah semoga nanti kue-kue ku ini laris," ucapnya yang selalu dipenuhi harapan baik untuk dagangannya.
*******
Pagi sudah menyapa sinar mentari mulai menampakkan sinarnya melalui celah gorden di kamar hotel, saat ini keluarga Devan memutuskan untuk pulang karena jatah liburannya sudah habis, mereka begitu puas menikmati liburannya kali ini, berbeda dengan Devan yang dihantui oleh rasa tertekan.
Apalagi saat ini nomor Robin sudah tidak bisa dihubungi sama sekali dan hal itu benar-benar membuat Devan merasa ketakutan.
'Tuhan, harus bagaimana, uang itu di pinjam atas namaku, tapi aku tidak pernah memakainya sama sekali, aku begitu bodoh, dan terlalu percaya dengan kebaikan temanku itu,' batin Devan.
"Nak, kamu sudah siap-siap?" tanya Dian kepada Devan.
"Sudah Ma, oh ya nanti kalau pulang, aku tinggal dulu ya ke rumah nenek, karena ada usahaku yang memang dekat di rumah Nenek yang harus aku urus," ucap Devan beralasan.
"Berarti kamu gak ikut dengan kami berdua Nak?" tanya Dian.
"Sementara ini tidak dulu ya Ma," ujar anaknya itu.
Dian dan serli pun mulai berkemas, anak dan ibu itu, tidak mempunyai firasat apapun karena saat ini pikiran mereka terlalu happy, merasa senang dan bahagia dengan liburannya kali ini tanpa memikirkan masalah yang tengah dihadapi oleh sang anak sulung.
Waktu sudah menunjukkan jam delapan pagi, saat ini keluarga kecil Dian mulai menuju ke bandara untuk bersiap-siap pulang ke kota asalnya.
"Ma, aku sudah tidak sabar ingin menceritakan momen bahagiaku ini bersama dengan teman-temanku," ujar Serli, yang merasa bahagia.
"Iya Sayang, kamu boleh kok menceritakan hal ini," sahut Dian.
Dian mulai menatap wajah kedua anaknya, sebagai seorang ibu dia menyesali, tidak bisa mengembalikan kebahagiaan yang dulu tengah mereka rasakan, jika kembali ke masa lalu, jangankan liburan ke luar kota, ke luar negeri pun mereka mampu, akan tetapi ketika badai itu datang semuanya hancur, hak-hak anaknya di renggut oleh orang baru, dan wanita itu tak lain adalah ibu dari Alma.
'Wanita jahat, Tuhan itu maha adil kau meninggal dengan cara yang mengerikan, aku masih mengingat luka itu, meskipun kamu sudah meninggal tapi keturunanmu masih ada dan tinggal di rumah kita,' batin Dian merasa hancur ketika mengingat masa lalu yang begitu menyayat hatinya.
Tanpa sadar, pesawat sudah landing ke bandara kota tujuan mereka, dan mereka bertiga pun mulai melanjutkan perjalanan mereka masing-masing, Dian dan serli langsung pulang sedangkan sang anak sulung langsung menuju ke rumah neneknya.
*******
Di taman kota saat ini Alma mulai menyiapkan jualannya mencari tempat yang di kerumuni banyak orang, di situlah dia mulai menjajakan dagangannya.
"Kue ... Kue ... Kuenya Kakak," ucap Alma sambil menjajakan jualannya.
"Eh, kamu Alma bukan?" tanya seorang lelaki seusianya.
"Iya aku Alma," sahut Alma yang baru menyadari kalau kerumunan itu merupakan teman-temannya satu sekolah, bukan satu kelas.
"Kamu jualan apa?" tanya lelaki yang bernama Ferdi itu.
"Aku jualan Donat," sahut Alma sedikit menunduk, mungkin ada rasa malu, akan tetapi gadis itu berusaha untuk membuang jauh-jauh selama rejeki yang dia peroleh lewat jalur halal.
"Teman-teman mau gak beli kue si Alma," ucap Ferdi menawarkan dagangan Alma ke teman-teman.
"Kue apa? kebetulan aku belum sarapan," sahut Edo, teman Ferdi.
"Ini Kak, ada kue donat dan beberapa macam bolu kukus," sahut Alma.
Di antara kedua temannya itu, di sini ada seorang teman laki-laki yang terlihat dingin tidak seceria teman-temannya, akan tetapi dia terkenal dengan kebaikan dan keroyalannya terhadap teman-temannya.
"Alma kita borong saja ya kue-kue kamu, tenang saja di sini ada Tuan muda Arshaka yang pastinya akan memborong kue-kue mu itu," ujar Edo yang memang terkenal akan kekonyolannya itu diantara kedua temannya.
Alma hanya tersenyum dan menganggukki ucapan dari Edo, ketiga temannya ini memang terkenal sebagai cowok-cowok tampan dan banyak digandrungi oleh para cewek-cewek di SMA Tunas Bangsa, akan tetapi Alma tidak pernah mengikuti, karena dia jarang bergaul, dan juga tidak ada teman yang dekat dengan anak pelakor seperti dirinya.
"Berapaan kuenya?" tanya suara dingin itu, tiga tahun berada di tunas bangsa baru kali ini dia mendengar suara cowok idaman para cewek-cewek itu.
"Dua ribuan saja Kak Shaka," sahut Alma.
"Satu keranjang, ada berapa biji?" tanya Shaka dengan nada datarnya.
"Seratus biji Kak," sahut Alma.
"Ya sudah aku borong semua ya kue mu," ucap Shaka yang membuat hati Alma merasa bahagia, bertahun-tahun jualan baru kali ini dia merasa senang karena ada yang memborong jualannya.
Bersambung
kalau sampai kecolongan ya ttnda global 😂😂😂😂 ya kan thor
ibu ga da otak,, segampang itu ninggalin anaknya segampang itu minta peluk
keren Alma good girl,,smart juga tuan Ammer
itu ibu turu perlu di kasih pelajaran yg sadis bisa Thor,,ku rasa ga yah is ok yg lain aja yg bikin dia sengsara