Love, Lust, And Obsession

Love, Lust, And Obsession

Rencana putus

Martin menyenggol bahu Kay ketika menyadari Siren yang melamun sejak tadi.

"Siren.."

Tidak ada jawaban dari Siren, gadis itu benar-benar sedang melamun. Apa yang sedang dia pikirkan sebenarnya?

"Ren.."

Kay menyenggol bahu Siren, barulah Siren menoleh sadar.

"Kenapa?"

"Lo ngelamun ditempat serame ini?"

"Enggak kok"

"Halah dari tadi dipanggil nggak nyaut sama sekali, lo ada masalah?"

Siren menggeleng lemah, Kay mendekat begitu juga dengan Martin, mereka masing-masing disebelah kanan dan kiri Siren.

"Cerita aja Ren, lo kenapa?" tanya Martin

"Gue mau putus aja sama Samuel kayaknya"

"Kenapa? Kok tiba-tiba mau putus?" tanya Kay

"Sia-sia gue pertahanin selama ini Kay, dia tetep gak bisa prioritasin gue"

Kay jadi pandang-pandangan dengan Martin dan menghela nafas setelahnya.

"Masih tetep tentang Dinar?"

Siren mengangguk.

"Udahlah emang paling bener lo putus aja sama cowok kayak gitu, gue ngerti mereka sahabat dari lama cuma kalo udah ada cewek harusnya bisa dong jaga perasaan ceweknya"

"Iya Ren, udahlah enjoy aja sedih pasti tapi jangan sampek lama ya, dia gak pantes lo tangisi"

Siren menatap Kay dan Martin secara bergantian sambil tersenyum tipis.

"Makasih ya, mau tetep support gue padahal dulu gue yang gak dengerin nasehat kalian"

"Gapapa, orang emang harus coba dulu biar tau akibatnya"

Siren tertawa kecil, dia tetap tidak siap sebenarnya untuk memutuskan hubungan tapi dia juga tidak bisa terus-menerus menahan sakit hati yang tak kunjung usai.

Samuel sudah jadi bagian dari hidupnya sejak 4 tahun lalu, dan selama itu juga Samuel tidak memperlakukan Siren dengan baik malah terkesan semena-mena dan menggampangkan setiap urusannya dengan Siren.

Tapi dulu Siren berfikir bahwa dia bisa mengubah sikap Samuel seiring berjalannya waktu, ternyata zonk.

"Mau minum nggak?"

"Nggak ah takut mabuk"

"Gapapa sekali-kali kan ada kita"

Siren menggeleng, dia baru kali ini ikut Kay dan Martin ke club malam dan dia harus tetap berhati-hati karena dia tidak tau takdir apa yang menunggu didepan sana.

"Btw...tour kita Minggu depan jadinya hari apa sih?" tanya Martin

"Sabtu lah kan kita ujian selesai hari Sabtu" jawab Siren

"Gak yakin bakal dapet nilai bagus nih, soalnya keburu kepikiran berangkat tour iya nggak sih?" ucap Martin lagi

"Ya bisa jadi sih tapi gapapa yang penting kita bisa liburan" Kay menimpali

"Naik apa kita nanti?" tanya Martin

"Naik gajah, ya bis lah Tin masa motor" jawab Kay

"Anjay...ya maksudnya naik bis, mobil, atau pesawat kah"

"Gak mungkin lah naik pesawat, secara muridnya banyak trus kita bayarnya juga nggak banyak"

"Kalo boleh sih dulu gue mau request biar naik pesawat aja, kan cepet"

"Iya elo, lah yang lain belum tentu mampu njir.."

"Iya juga sih"

"Udah ah, mending anterin gue ke kamar mandi gue kebelet bak ini" sahut Siren

"Belum tau dimana tempatnya?"

"Ya belum lah, makanya anterin"

"Anterin Kay, gue masih mau menikmati minuman seger"

Kay hanya mencebik, lalu berdiri mengajak Siren pergi. Kerlap kerlip lampu disko membuat kepala Siren pening dari tadi tapi tentu dia tahan.

"Kay lo pernah booking cewek disini?"

"Nggak lah ngapain, gue cuma minum doang kalo disini"

"Ya siapa tau, secara dalam pandangan semua orang club itu kan tempat nggak bener plus banyak cewek seksinya"

"Ya tapi gak wajib booking Ren, gue masih sayang sama diri gue sendiri"

Siren mengangguk-angguk paham, syukur lah kalau begitu dia tidak salah pilih teman.

Disepanjang jalan menuju kamar mandi ternyata banyak sekali yang berbuat mesum, entah hanya sekedar ciuman atau bahkan saling pelukan Siren sampai memegang tangan Kay karena terlalu miris dan juga takut.

Pasangan sebanyak itu tentu tidak semuanya sudah menikah atau bahkan pasangan legal kan.

"Udah sana masuk, gue tunggu disini"

"Oke"

Siren pun masuk ke dalam kamar mandi.

*

"Ren bangun Ren, udah nyampek rumah lo" Martin membangunkan Siren yang duduk di kursi belakang, sementara dirinya dan Kay duduk didepan.

"Hmm?" Siren mengucek kedua matanya.

"Udah nyampek rumah lo, masuk sana tidur dikamar biar enak" lanjut Kay

"Ohh udah nyampek, makasih ya kalo gitu gue masuk dulu"

"Iya.."

Siren turun dari mobil, lalu masuk kedalam rumah yang sepi itu, pasti dirumah hanya ada Arjuna, kakak angkatnya karena orang tuanya sedang berada diluar kota untuk kepentingan bisnis.

"Dari mana?" suara berat nya mengagetkan Siren, karena tadi lampunya tidak dinyalakan jadi Siren tidak tau kalau ada Arjuna diruang tamu.

"Ikut Kay sama Martin ke club"

"Pergaulan kamu udah makin bebas ya sekarang?"

Arjuna menyalakan lampu, dan terlihatlah dirinya yang tengah bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendek selutut.

"Nggak, kan disana aku nggak ngapa-ngapain juga"

"Ya mana tau, mami nyuruh aku ngawasin kamu ternyata ini alasannya ya, sejak kapan kamu berani main ke tempat kotor seperti itu?"

"Kak udahlah jangan di besar-besarin, aku juga nggak minum disana"

"Yakin? Temen-temen mu nggak ngebujuk buat minum?"

"Enggak kok"

"Hebat banget kalau gitu, jangan sampek nanti kamu dilarang mami buat temenan sama dua orang itu ya"

"Kenapa harus nglarang? Mereka baik sama aku kok"

"Iya sekarang, nanti kalo ada kesempatan kamu pikir mereka bakal tetep baik? Kakak mu ini udah banyak pengalaman di banding kamu Ren, jadi jangan coba-coba dateng ke tempat kayak gitu lagi atau kamu aku aduin ke mami"

Siren menggeleng kecewa.

"Oke!"

Siren naik ke tangga dengan langkah penuh emosi, maklum lah dia tersinggung karena kenyataannya dia tidak melakukan apapun ditempat itu.

"Siren!!"

Siren tidak menghiraukan panggilan Arjuna, dia terus berjalan sampai masuk kedalam kamarnya sendiri.

Pikiran yang kalut, hati yang sakit, mana mau ujian lagi ahh Siren benar-benar pusing, dia hanya ingin tidur sekarang juga karena jam juga sudah menunjukkan pukul 11 malam.

Entah kenapa Arjuna tadi juga belum tidur, apa dia juga baru pulang? Tapi sepertinya tidak mungkin. Selembur- lemburnya Arjuna dengan pekerjaan kantornya paling lambat pulang pukul 7 malam.

"Siren!"

Siren menoleh, melihat Arjuna membuka pintu kamarnya.

"Apa lagi?"

"Kamu marah?"

"Ya kakak jangan kayak gitu, aku udah bilang disana nggak ngapa-ngapain, aku juga gak akan kesana lagi nanti"

"Ya maaf, niatku baik ngingetin kamu biar kamu nggak salah jalan"

Arjuna masuk, mendekat kepada Siren.

"Minggu depan jadi tour kan di sekolah?"

"Jadi"

"Besok ikut aku ke mall ya"

"Ngapain?"

"Katanya minta koper yang bisa dinaikin itu"

"Kakak mau beliin?"

"Iya, biar nggak capek nanti misal jalan-jalan "

"Ya kan nggak mungkin dibawa kemana-mana juga"

"Haha...ya pokoknya besok aku beliin itu"

"Makasih ya kak"

Siren menghambur ke pelukan Arjuna, Arjuna pun membalas pelukan Siren dengan erat sambil mengelus kepala Siren.

Terpopuler

Comments

Hatus

Hatus

Iya betul kata Rey, seharusnya kalau sudah punya pacar harus bisa jaga jarak sama perempuan lain, meskipun itu teman kita sendiri.

2025-06-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!