NovelToon NovelToon
Last Chance

Last Chance

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen Angst / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: CutyprincesSs

Daniel Ferondika Abraham adalah cucu pertama pemilik sekolah menengah atas, Garuda High School.
Wajahnya yang tampan membuatnya menjadi idaman siswi sekolahnya bahkan di luar Garuda juga. Namun tidak ada satupun yang berani mengungkapkan rasa sukanya karena sikap tempramen yang di miliki laki-laki itu.
Hal itu tak menyurutkan niat Dara Aprilia, gadis yang berada di bawah satu tingkat Daniel itu sudah terang-terangan mengungkapkan rasa sukanya, namun selalu di tolak.
Mampukah Dara meluluhkan hati Daniel? dan apa sebenarnya penyebab Daniel menjadi laki-laki seperti itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CutyprincesSs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

Selamat pagi...😘😘

Kuy lanjut baca ceritanya..

Jangan lupa tempelin vote dan coment yaa..

Maaf typo 😂😂

Selamat membaca..😘😘

DARA

"Sorry..."

Kata-kata itu masih terngiang-ngiang di kepala gue.

Entah ada angin apa tiba-tiba aja dia muncul, nglindungi gue sambil meluk.

Gue bingung beneran ini, apa ucapan kak Al beneran terjadi?

(Teras samping rumah)

Gue lagi duduk di ayunan sambil memeluk boneka Doraemon favorit gue dan mikirin kejadian kemarin yang buat gue bingung.

Tapi gue juga ngrasa aneh, kenapa Ebie tiba-tiba marah sama hal yang sama sekali gak gue lakuin?

"Dooorr!!!!" ucap kak Davin mengagetkanku.

"Astaghfirullahalazim, Abang izzz ngagetin aja deh, kalau gue jantungan gimana?" gue gemes dan reflek mukul dia pakai boneka.

"Hehe, maaf dek.

Abisnya lo nglamun sih, gak baik tahu malam-malam begini nglamun, mending kita jalan-jalan." kak Davine terkekeh, mengambil duduk di samping gue.

"Enggak ah, males."

"Ada apa sih nih adek Abang yang paling imut, yang paling cantik, ayo dong cerita." ucap kak Davin sambil menolehkan wajah gue ke arahnya.

"Gue cuma lagi bingung bang." gue duduk bersila dan membalik badan menghadap bang Davin.

"What happen beauty???" tanya nya.

"Sekarang gue nggak pernah gangguin kak Daniel lagi bang, karena dia udah jadian sama Ebie." jawab gue menunduk mengatur napas.

"Ha???

Maksudnya jadian dek???" bang Davin menegakkan badannya.

"Iya bang, kak Daniel sekarang udah jadian sama Ebie, anak pemilik sekolah BANGSA. Hubungan mereka sih kayanya terpaksa soalnya kak Daniel nggak mau pacaran sama Ebie, dan yang menyuruh mereka pacaran itu pak Abraham.

abang tahu kan kalau pak Abraham itu mau GARUDA lebih maju."

"Haaa???

Terus gimana sama perasaan lo dek?

lo rela Daniel sama gadis itu? Lo nggak mau merjuangin cinta kalian???" tanya kak Davine dengan muka serius.

"Abang nggak tahu kalau selama ini gue udah berusaha dan berjuang buat dia buat liat gue.

Tapi apa nyatanya bang??

Ekspetasi sama realita ternyata nggak pernah sinkron.

Bahkan tadi di sekolah, ebie ngelabrak gue bahkan mau di siram pakai air, tapi anehnya kak Daniel tiba-tiba ada di depan gue." air mata gue keluar, ahh fakkk

Gue dah coba cara apapun buat ngluluhin....hati kak Daniel,

Tapi, tapi dia cuma anggap gue sebagai salah satu fans yang suka ganggu dia bang.

kayanya gue excited sendirian." gue mendekat dan meluk bang Davin karna rasanya hati gue udah nggak sanggup menerima semua ini.

"Dek, Lo itu adik perempuan abang satu-satunya. Gue nggak akan rela kalau lo sampai sakit hati gara-gara cowo kaya dia!

abang nggak terima lo di bikin sakit hati sama dia! Lo tenang Dar, abang bakal bikin perhitungan sama Daniel!

Sebaiknya lo ke kamar, istirahat.

Masalah ini biar abang yang urus." kak Davin pegang kedua pundak gue dengan nada penuh amarah lalu pergi gitu aja.

"Bang Davin, jangan bang! Abang!" gue nyoba bikin Abang berhenti tapi Abang tetep kekeh.

Ya ampun,,jangan sampai terjadi apa-apa besok antara kak Daniel sama bang Davin,

Aduh gimana ini???

.

Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan kak Daniel. Kayanya dia lulus dengan hasil yang memuaskan.

gue sama Zahra yang lagi makan di kantin, tiba-tiba di kagetin sama ulah kak Al, kak Revan dan kak Samudra.

"Lulus!!!" mereka bertiga berteriak di depan meja kami.

"Suegg!!

Sakitt nih telinga gue anjir!!" Zahra sambil menggebrak meja sambil ngomel, sedangkan gue cuma tertawa kecil.

"Jangan gitu dong sayang, pacar kamu lulus dapet nilai bagus bukannya di puji malah di marahin." kak Sam buru-buru nyamperin Zahra dan nenangin dia.

"Lulus sih lulus, tapi tahu sikon!

Lulus itu bersyukur!!" Zahra masih adu argumen sama doinya.

Akhirnya gue melerai mereka berdua,

"Udah sih nggak usah berantem.

By the way selamat ya buat kak Al, kak Revan dan kak Samudra atas kelulusannya." gue terusin sambil menyalami ketiga kakak kelas gue yang kece ini.

"Makasih ya Dara manisku,

Eh iya Dar,, lo nggak ngasih ucapan selamat ke Daniel?? Dia lulus dengan nilai tertinggi lho." kak Revan manggut-manggut lalu duduk di depan gue.

"Emm, nggak usah kali ya kak?

Kan udah ada Ebie." jawab gue tersenyum.

Tiba-tiba ada teman sekelas kak Daniel datang ke kantin dan memberitahu sesuatu sambil ngos-ngosan.

"Woy!!!

Al, Revan, Sam..!!

Daniel di hajar abis-abisan noh sama cowok nggak jelas di lapangan!!!" ucap nya.

"Haa??? Siapa???"Tanya kak Al.

"Daniel di hajar???"Tanya kak Revan.

"Lo serius mat???"Tanya kak Sam kepada teman sekelasnya itu yang namanya Rahmat.

"Gawat..!!!" gue inget sama ucapan kak Davin kemarin malam.

"Dara!!!

Aduhh mau kemana itu bocah!!!" Zahra terkejut sambil ngejar gue di susul kak Al cs.

(Lapangan basket)

"Gue nggak terima ya sebagai abangnya Dara lo bikin dia menderita!!!

Lo itu punya hati apa nggak sih??

Haaahhh??!!!!" kak Davin berteriak sambil memukul pelipis kak Daniel.

Keadaan di lapangan saat itu rame banget karena banyak siswa yang melingkari mereka berdua sampai gue kesulitan menerobos masuk buat melerai mereka.

"Lo bisa jawab gue nggak bangsat?!!

Kalau lo emang nggak cinta sama adik gue, jauhin dia!! Dan bilang ke pacar lo yang namanya Ebie itu buat nggak gangguin Dara,

Karna gue nggak akan maafin lo sampai kapanpun!!" lanjutnya sambil terus memukuli kak Daniel kaya orang kesetanan.

Namun yang di pukuli sejak tadi tak sedikit bergeming. Diam dan pasrah karena tahu ini konsekuensi nya.

"Abang!!!!" gue berteriak sambil berlari menuju bang Davin. "Udah stop bang!!

Lepasin kak Daniel.!!!" gue berusaha melepaskan cengkraman kak Davin di seragam kak Daniel.

"Dara, gue mohon lo nggak usah ikut campur!!

gue masih belum puas ngehajar cowo brengsek ini!!!" jawab kak Davin dengan wajah penuh amarah.

"Abang, gue bilang udah bang!!

Ini sekolah!

Tolong semuanya bubar!!!

Ayo kita pulang," gue emosi bercampur malu, menyuruh siswa yang masih terus menonton perkelahian kak Davin untuk bubar.

Sedangkan kak Al dan yang lain membangunkan kak Daniel yang sudah lemas dan tersungkur di lapangan dengan wajah penuh memar bersimbah darah.

"Ngapain lo tolongin dia??

Lo buta?? temen lo itu nggak pantes buat di jadiin temen!!" kak Davin berhasil gue lerai, tapi dia masih kesel. "Awas aja ya lo sampai gangguin atau bikin Dara nangis dan sakit hati, gue bakal lakuin lebih dari ini!!" ucap bang Davin menunjuk kak Daniel.

"Kak Davin udah!!

Zahra tolong lo bantuin yang lain buat bawa kak Daniel. Gue tinggal dulu ya Zah?" gue lihat zahra sambil mendorong kak Davin untuk pulang ke rumah.

"Oke Ra, hati-hati, Kita bawa Daniel ke tempat gue!" ucap kak Sam, yang lain hanya mengangguk paham.

Zahra membawa tas ransel dan juga jaket kak Daniel.

AUTHOR

"abang tuh malu-maluin Dara tau nggak!!!" Dara berteriak, dia marah dengan kelakuan Abangnya hari ini.

"Dia itu pantes dapet pukulan itu dek,

abang belum puas buat hajar cowok itu!!" Davine tak mau kalah dan masih mertahanin ego nya.

"abang nggak perlu nglakuin hal itu!

Tindakan abang tadi itu berlebihan banget!!!" ucap Dara sambil duduk di samping Davin menutupi wajah dengan kedua tangannya.

"Nggak Dara, itu pantes dia dapetin supaya dia sadar kalo lo itu berharga!!

Lo itu adik perempuan gue yang paling gue sayangi Dara!!

abang nggak mau kalau sampai lo nangis dan sakit hati lagi gara-gara dia!!

abang mau mulai sekarang lo nggak usah ketemu dia lagi!!!" Davin marah sampai membuat Vivi, Ali dan Julian datang.

"Ada apa ini ribut-ribut???"Tanya Vivi mendekat dan duduk di sofa tunggal di sebelah Dara.

"Davine!!

Kamu kenapa?" tambah Ali yang berdiri di depan anak-anaknya.

"Pasti berantem." Julian menebak, lalu berdiri di belakang papa nya karena takut di amuk Dara.

"Ma, pa, abang berantem sama kak Daniel." jawab Dara melirik tajam ke arah Davin.

"Apa?! Abang berantem??

Kok bisa sih???" Julian yang kepo langsung duduk di bawah di depan abangnya.

"Pokoknya abang harus minta maaf sama kak Daniel, titik!!!!" Dara cemberut, wajahnya merah padam.

"Lahh???

Kok malah abang sih yang minta maaf sama dia?! Abang nggak mau ya!!

Pokoknya lo harus jauhin Daniel, titik!" balas Davine tak mau ngalah.

"Sudah stop!!!!" akhirnya Vivi berteriak karena gemas sendiri.

"Kalian berdua diem!!

Sekarang papah mau tanya,

Daniel itu siapa???" Ali menegakkan badannya dan bertanya kepada dua anaknya.

Saat Dara akan menjawab, Julian lebih dulu menjawabnya.

"Daniel itu cowok yang di sukai kak Dara pa, tapi cowok itu sering bikin kak Dara sakit hati."

"Tuh, Julian aja ngerti!

Pokoknya kamu jauhin dia Dar!" ucap Davin kekeh. Dara menunduk, tubuh nya bergetar, Vivi langsung ambil badan buat memeluk anak gadisnya itu. "Namanya anak muda jatuh cinta itu hal biasa nak. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya."

"Ada baiknya kamu turuti perkataan abangmu Dara. Papa lihat kamu juga sering murung akhir-akhir ini.

Ternyata itu yang bikin kamu sedih,

Anak papa nggak boleh sedih kayak gini. Anak-anak pak Ali itu anak yang kuat,

Oke?

Tapi Daniel itu seberapa pentingnya buat kamu nak??" tanya Ali mencoba menenangkan.

Dara menegakkan badannya, "Dia itu pemilik sekolah Garuda pa, gak sedikit cewek-cewek yang ngidolain dia, dan sekarang dia di jodohin sama anak pemilik sekolah Bangsa.

Dara udah gak tahu lagi pa."

"Oh,anak pak Hao.

Daniel Ferondika Abraham kan??" Ali mengangguk , mulai mengerti dengan masalahnya.

"Kok papa tahu???" ucap Dara kembali bertanya.

"Pak Hao itu teman bisnis papa."

Davin sudah tenang , dia menyenderkan kepalanya di bahu sofa.

"Pokoknya lo jauhi dia Dara.

Kalau perlu setelah lulus SMA, lo kuliah di Inggris, tinggal sama om Erik dan tante Ratna.

Abang nggak mau kalau lo di sini,nanti bakalan terus menderita dan makan hati gara-gara cowok itu!!"Jelas Davin.

"Tapi kata kak Al, kak Daniel juga cinta sama Dara kak.

Dia selalu cemburu kalau Dara lagi deket sama kak Al." Dara mempertahankan perasaan nya.

"Cinta apaan??

Kalau cinta itu berjuang bersama Dara.!" balas Davin

"Benar kata kakakmu Dara.

Turuti saja ya?

Masa depanmu masih panjang, kejarlah cita-cita kamu. Kalaupun Daniel itu jodohmu, dia pasti akan kembali ke kamu sayang" ucap Vivi mengelus lembut rambut Dara.

Dara hanya bisa terdiam sambil mencerna tiap kalimat yang di katakan oleh abang,papa dan mama nya.

***

Gimana nasib Daniel yaa ges sekarang??

Trus gimana nasibnya nanti kalau bakal di tinggal Dara di Inggris buat ngejar cita-citanya???

Tetep stay di Last Chance yaa..

😘😘😘😘

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!