NovelToon NovelToon
Celestial Chef's Rebirth

Celestial Chef's Rebirth

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Jasuna28

Huang Yu, seorang juru masak terampil di dunia fana, tiba-tiba terbangun di tubuh anak petani miskin di Sekte Langit Suci—tempat di mana hanya yang bertubuh suci kuno bisa menyentuh elemen. Dari panci usang, ia memetik Qi memasak yang memanifestasi sebagai elemen rasa: manis (air), pedas (api), asam (bumi), pahit (logam), dan asin (kayu). Dengan resep rahasia “Gourmet Celestial”, Huang Yu menantang ketatnya kultivasi suci, meracik ramuan, dan membangun aliansi dari rasa hingga ras dewa. Namun, kegelapan lama mengancam: iblis selera lapar yang memakan kebahagiaan orang, hanya bisa ditaklukkan lewat masakan terlezat di alam baka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasuna28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 – Pendeta Tujuh Lidah

Angin pagi berembus dari arah timur saat Nian, Sari, dan Bao—yang kini memutuskan untuk ikut dalam perjalanan mereka—melanjutkan langkah menuju tempat selanjutnya: Kuil Cahaya Redam, rumah terakhir dari Pendeta Tujuh Lidah, satu-satunya makhluk yang pernah menyatu dengan tujuh rasa utama.

Perjalanan menuju kuil itu tidak mudah. Mereka harus menyeberangi Danau Perasa Tak Bernama, tempat rasa-rasa buangan dari seluruh penjuru dunia bermuara. Kabut keputusasaan menggantung rendah, membuat siapa pun bisa tersesat dalam rasa mereka sendiri.

"Jangan biarkan rasa di dalam hatimu lebih keras dari arah langkahmu," kata Bao sambil menatap air danau yang gelap. "Kalau tidak, kita semua bisa hilang."

Nian mengangguk. Ia menggenggam tangan Sari, lalu melangkah menyeberangi jembatan rasa yang hanya muncul saat seseorang benar-benar tahu ke mana tujuannya. Dengan simbol rasa di tangannya menyala, jembatan itu terbentuk dari cahaya rasa.

Sesampainya di seberang, mereka disambut oleh patung raksasa yang meneteskan air mata: lambang dari Pendeta Tujuh Lidah. Kuil itu sunyi, seperti tak berpenghuni. Namun begitu mereka memasuki aula utama, getaran rasa menyambut mereka.

"Aku telah menunggumu, pewaris rasa awal."

Suara itu berasal dari makhluk tua berkulit transparan, dengan tujuh lidah berbeda warna yang muncul satu per satu dari mulutnya.

"Aku Pendeta Tujuh Lidah. Aku yang dulu membuka Gerbang Rasa Langit dengan paksa. Dan aku yang kini membayarnya dengan hukuman keabadian dalam sunyi."

"Aku ingin membuka gerbang itu untuk menyelamatkan dunia rasa," kata Nian.

"Tidak cukup hanya niat baik. Kau harus siap kehilangan segalanya. Kau harus siap menerima rasa dendam, rasa langit, dan rasa kelahiran—rasa-rasa yang bisa memusnahkan jiwamu sendiri."

Pendeta itu memberi mereka ujian rasa. Tiga lorong rasa terbuka di hadapan mereka.

Lorong pertama: Dendam. Nian masuk ke sana dan langsung disambut oleh bayangan para tetua Paviliun Rasa Agung yang dulu menyiksanya.

"Apa yang kau lakukan jika bertemu kami sekarang?" tanya bayangan itu.

"Aku akan memaafkan kalian, karena rasa dendam hanya akan membebani langkahku."

Bayangan itu pecah, dan rasa dendam menyatu ke dalam dirinya, memenuhi satu garis lagi di simbol rasa.

Lorong kedua: Langit. Di dalam, Nian melihat dirinya menjadi dewa rasa, mengendalikan dunia, dipuja dan ditakuti. Tapi dalam kejayaan itu, ia kehilangan semua: Sari, Bao, dan dirinya sendiri.

"Kau bisa memilih rasa langit, tapi kau juga bisa jatuh oleh kesombongannya."

"Aku tidak ingin menguasai rasa. Aku ingin mengembalikan makna rasa."

Pemandangan runtuh, dan rasa langit masuk ke dalam dirinya.

Lorong terakhir: Kelahiran. Di sana, Nian melihat ibunya melahirkannya dalam tangis dan darah, lalu meninggalkannya untuk menyelamatkan dunia rasa.

"Rasa kelahiran adalah rasa penderitaan dan harapan. Bisakah kau menerimanya?"

"Ya, karena aku sendiri adalah bagian dari kelahiran rasa baru."

Simbol di tangannya menyala penuh. Tujuh garis bersinar serentak. Simbol rasa sempurna kini berada dalam dirinya.

Pendeta Tujuh Lidah tersenyum. "Kau telah melampaui diriku. Pergilah, Gerbang Rasa Langit akan segera terbuka. Tapi hati-hati, Raja Tanpa Rasa sudah bangkit."

Langit bergemuruh. Di kejauhan, cahaya aurora perasa membelah langit—tanda bahwa gerbang akan segera menampakkan diri. Namun, kegelapan mengintai.

Pasukan Tanpa Rasa yang terdiri dari para makhluk hampa dan manusia yang kehilangan makna hidup mulai turun dari langit, membawa kehancuran ke desa-desa rasa di bawah.

Nian, Sari, dan Bao berdiri di tepi tebing, menatap badai rasa yang melingkar di cakrawala.

"Ini bukan hanya soal membuka gerbang," kata Sari. "Ini tentang menyelamatkan dunia."

"Aku tahu. Dan untuk itu... kita harus menjadi rasa itu sendiri."

Babak akhir akan segera dimulai. Tapi sebelum mereka melangkah ke medan perang, Nian menoleh ke belakang, menatap semua rasa yang telah ia alami.

Rasa awal.

Rasa bayangan.

Rasa pengorbanan.

Rasa hampa.

Rasa dendam.

Rasa langit.

Rasa kelahiran.

Tujuh rasa.

Satu jiwa.

Dan satu harapan terakhir: dunia rasa akan terlahir kembali atau lenyap selamanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!