Farah seorang gadis yang Cantik, dengan rambut panjang bergelombang yang orang kira masih sendiri.
.
.
.
tetapi Farah memiliki rahasia yang hanya dirinya dan keluarga besar yang tahu.
rahasia yang di tutupnya dengan baik, tanpa tahu bahwa bagaimanapun bentuk Rahasia pada akhirnya akan terbuka sedikit demi sedikit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N.N.A.22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
Rasya dan Farah semalam tidur berdua dengan Farah di pojok kanan dan Rasya di pojok kiri hampir jatuh dari tempat tidur.
Kalau kalian pikir merak akan berpelukan kalian Saha besar, Farah benar-benar mepet tembok dan di belakang ada guling, sedangkan bantal Farah di jadikan guling dan akhirnya Farah tidur tanpa bantal.
Tak hanya Farah, Rasya Dengan jantung berdetak kencang mencoba untuk tidur entah kenapa, matanya tak bisa di pejamkan , apalagi Rasya tahu di balik kaos yang di pakai Farah, tanpa ada penutup di bagian aset istrinya.
.
"ya Allah,hari ini ujianmu lebih berat daripada ujian masuk kopassus dulu." ujar Rasya dalam hati.
.
.
pagi mulai menampakkan diri, dirumah Farah sudah sibuk dengan banyaknya catering dari langganan bunda Mutya yang selalu siap jika bunda Mutya pesan mendadak.
"Jeng Rob.. Maaf ya .. Ngrepotin terus. "
"iya Bu .... Maaf kalau telat.. Maklum baru di kabari kemarin. Alhamdulillah ada bahan tinggal eksekusi." ujar jeng Rob pemilik catering." tapi beneran Bu.. Mbak Farah mau nikah.."
"bukan mau nikah Jeng.. Kan udah nikah .. Inimah cuma acara silahturahmi biasa saja." jawab bunda Mutya tak ingin menutup-nutupi. Takutnya mereka berprasangka buruk kedepannya.
"bener Bu.. Kapan?kok saya gak tahu?"
"udah hampir 2 tahun Bu.. Dulu lulus kuliah langsung nikah di kampung neneknya.. Soalnya menantu saya pekerjaannya kayak anak sulung saya Jeng ..."
obrolan ibu-ibu terus berlangsung, sampai makanan sudah tersaji dengan baik, tak hanya itu rumah juga sudah bagus tanpa celah dan tanpa debu.
.
.
"bang... Abang bener nih mau lanjut .. Mending istri Abang buat amu aja.. umur nya sama aku 23 dia 21... lebih cocok denganku bang " ujar Ega di sambungan telepon.
"diam anak kecil... Mana titipan mamah.." geram Rasya.
"lah.. aku mau lihat mbak ipar dulu bang.. Mana? Cantikan mana sama mbak Lusi?" Ega masih saja menyembulkan kepalanya kiri dan kanan melihat dimana kakak iparnya itu.
"diam.. Pulanglah." tanpa basa-basi Rasya menutup pintu dengan kuat.
.
.
Rasya membawa paperbag yang berisikan baju serasi antara dirinya dan Farah.
rasya memang tadi satu kamar, melihat pagi-pagi Farah sudah menguji imannya, Rasya mulai pagi ini dengan mengetuk pintu kamarnya, agar Farah bisa lebih siap dan imannya juga lebih terjaga.
.
.
"dek baju dari mamah, mas taruh di depan pintu ya.. Mas mau mandi di kamar mandi belakang." tak ada sahutan tapi Rasya tetap pergi untuk mandi.
.
.
Didalam kamar, Farah merasa malu melihat pagi tadi, pahanya terekspose sangat detail sampai bagian atas, untuk segitiganya tak terlihat.
Farah malu sekali dengan suaminya sesat setelah Farah bangun dan di sebelahnya tidak ada orang.
Bukan hanya itu di saat Farah termenung, Farah mendengar suara suaminya tentang paper bag, dan itu membuat Farah semakin yakin kalau suaminya juga sama seperti dirinya saat ini.
"oke Farah tarik nafas.. Buang perlahan.. Anggap gak ada apa-apa."
Farah mulai menata kasur Rasya, dan membuka pintu kamar, menyembulkan kepalanya melihat kekiri dan kekanan, memastikan tidak ada suaminya.
.
.
Jam sudah menunjukkan pukul 08.30 pagi, keluarga Rasya satu persatu sudah sampai di kediaman Farah.
Tak hanya itu, keluarga Farah juga mengundang orang dari kampungnya.
Agar masalah ini clear dan tidak menjadi Boomerang dikemudian hari.
.
.
"assalamualaikum besan.. Akhirnya ketemu lagi. "heboh mamah tieta bersama bunda Mutya.
"duduk dulu ya buk."
.
.
"selamat pagi pak Heru.. Senang bertemu lagi dengan anda." ujar ayah bayu bersbasa basi Dnegan pak Heru besannya.
"iya pak..."
"mari masuk... Anak-anak belum ada yang datang."
Mereka sudah tahu kalau Rasya dan Farah memang di rumah dinas dan belum pulang.