NovelToon NovelToon
Sugar Daddy?

Sugar Daddy?

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / CEO / Mafia / Tamat
Popularitas:122
Nilai: 5
Nama Author: Mga_haothe8

Alya adalah gadis muda yang tumbuh dalam hidup penuh luka. Sejak kecil ia terbiasa dibully di sekolah dan hidup di bawah bayang-bayang ayah yang terlilit utang. Puncaknya, Alya hampir dijual untuk bekerja di sebuah bar demi melunasi utang sang ayah. Di tempat itulah hidupnya mulai berubah ketika ia tanpa sengaja bertemu Zavian—seorang mafia berusia 29 tahun, pemimpin perusahaan besar, sosok dingin dan berwibawa yang menyimpan dendam mendalam akibat kehilangan adik tercintanya di masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mga_haothe8, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

"Kehidupan yang Terlalu Tenang"

Kehidupan berjalan… terlalu tenang.

Dan justru itu yang membuat Alya gelisah.

Beberapa bulan berlalu sejak ia tinggal di mansion besar itu. Hari-harinya mengalir tanpa guncangan berarti. Sekolah berjalan normal—bahkan lebih dari normal. Tidak ada lagi bisikan di koridor. Tidak ada dorongan “tak sengaja”. Tidak ada ejekan yang dilemparkan dari belakang.

Nama Alya seolah menghilang dari daftar sasaran.

Ia tahu kenapa.

Mobil hitam yang selalu menjemputnya. Sopir yang tak pernah terlambat. Tatapan guru yang mendadak lebih berhati-hati. Dan murid-murid yang pura-pura tidak tahu, tapi memilih menjaga jarak.

Tidak ada yang berani mengganggunya lagi.

Di mansion, hidupnya teratur. Terlalu teratur.

Ia belajar, makan, tidur. Sesekali berbincang singkat dengan Zavian di meja makan. Tidak ada drama. Tidak ada bentakan. Tidak ada rasa takut yang biasanya menemaninya ke ranjang setiap malam.

Dan di balik semua ketenangan itu, ada satu pikiran yang terus berputar di kepalanya:

*Ini tidak akan berlangsung selamanya.*

Alya bukan orang bodoh. Ia tahu posisinya rapuh. Ia tidak punya hubungan darah. Tidak punya status. Tidak punya hak apa pun atas tempat ini.

Ia hanya… seseorang yang pernah diselamatkan.

Dan orang seperti itu, dalam hidup Alya, biasanya tidak pernah bertahan lama.

---

Hari itu berbeda.

Alya baru pulang sekolah ketika suasana mansion terasa berubah. Lebih ramai. Lebih hidup. Ada suara langkah kaki asing. Tawa kecil dari ruang tamu. Aroma parfum yang tidak biasa—bukan wangi netral yang selama ini memenuhi rumah itu, tapi sesuatu yang lebih manis, lebih dewasa.

Alya berhenti di anak tangga.

Dari ruang tamu, ia melihat seorang wanita.

Cantik. Tinggi. Rambut hitamnya tergerai rapi, gaun sederhana tapi jelas mahal membalut tubuhnya dengan elegan. Wanita itu duduk berhadapan dengan Zavian, tersenyum ringan sambil memegang cangkir teh.

Dan yang membuat dada Alya terasa aneh—

Zavian tersenyum balik.

Tidak lebar. Tidak hangat. Tapi nyata.

“Alya.”

Suara Zavian menyadarkannya.

Ia tersentak kecil, lalu turun pelan. “Iya, Pak.”

Wanita itu menoleh, menatap Alya dengan rasa ingin tahu yang sopan.

“Ini Alya,” kata Zavian singkat. “Dia tinggal di sini.”

*Dia tinggal di sini.*

Kalimat sederhana itu justru terasa seperti jarum.

“Senang bertemu denganmu,” ujar wanita itu ramah. “Aku Evelyn.”

Alya menunduk sopan. “Senang bertemu juga.”

Evelyn menatapnya sejenak lebih lama, lalu tersenyum lagi. “Kamu masih sekolah, ya?”

“Iya.”

“Zavian bilang kamu anak yang rajin.”

Alya melirik Zavian refleks. Pria itu tidak membantah.

Percakapan berlanjut, tapi Alya sudah tidak benar-benar mendengarnya. Ada sesuatu yang bergeser di dadanya. Sebuah kesadaran yang selama ini ia tekan, kini muncul ke permukaan.

Wanita itu… cocok.

Cocok dengan dunia Zavian. Dengan mansion ini. Dengan meja makan panjang dan pertemuan orang-orang penting. Dengan masa depan yang rapi dan sah.

Dan Alya?

Ia hanya bayangan.

---

Malam itu, Alya tidak ikut makan malam.

Ia beralasan mengantuk, lalu mengurung diri di kamar. Ia duduk di tepi ranjang, memeluk lutut, menatap koper kecil di sudut ruangan—koper yang belum pernah ia bongkar sepenuhnya.

Seolah sejak awal, sebagian dirinya tahu: *jangan terlalu menetap.*

Pintu kamar diketuk pelan.

“Alya.”

Suara Zavian.

Ia berdiri cepat, membuka pintu dengan senyum kecil yang dipaksakan. “Iya, Pak?”

“Kamu belum makan.”

“Aku nggak lapar.”

Zavian menatapnya, jelas tidak sepenuhnya percaya. “Evelyn akan sering ke sini mulai sekarang.”

Kalimat itu jatuh begitu saja.

“Oh,” jawab Alya singkat.

“Kami akan bertunangan,” lanjut Zavian, nadanya datar, seolah menyampaikan laporan bisnis.

Jantung Alya terasa berhenti sesaat.

“Selamat,” katanya cepat. Terlalu cepat. “Aku senang dengarnya.”

Zavian menatapnya lama, seperti sedang mencari sesuatu di wajah Alya—sesuatu yang tidak ia temukan.

“Kamu tidak perlu berubah apa pun,” kata Zavian. “Kamu tetap di sini.”

Alya mengangguk, tapi tenggorokannya terasa sempit.

“Iya, Pak.”

Namun setelah Zavian pergi, Alya menutup pintu perlahan dan bersandar di sana, napasnya bergetar.

*Tetap di sini* adalah kalimat yang indah.

Tapi hidup Alya mengajarkannya satu hal:

Janji tanpa ikatan adalah hal pertama yang bisa diambil kembali.

Ia membayangkan masa depan itu—Evelyn sebagai istri Zavian. Rumah ini berubah. Aturan berubah. Dan keberadaan Alya… menjadi canggung. Tidak perlu. Bahkan mungkin mengganggu.

Ia tidak mau menunggu saat itu tiba.

Tidak mau dibuang.

Tidak mau disingkirkan.

Lebih baik pergi sebelum diminta.

Malam itu, Alya membuka koper kecilnya.

Perlahan.

Diam-diam.

Ia mulai melipat pakaian, satu per satu, dengan tangan gemetar tapi keputusan yang semakin jelas di kepalanya.

Jika hidupnya akan berubah lagi—

kali ini, ia ingin pergi dengan kakinya sendiri.

Dan tanpa ia sadari, keputusan sunyi itu akan mengguncang lebih banyak hal…

daripada yang pernah ia bayangkan.

Alya berhenti melipat ketika mendengar suara tawa pelan dari lantai bawah.

Bukan tawa keras. Bukan sesuatu yang menyakitkan secara langsung. Justru karena itu, dadanya terasa semakin sesak.

Ia duduk di lantai, punggung bersandar pada ranjang, koper setengah terisi di hadapannya. Tangannya gemetar saat menggenggam sweater yang dulu diberikan Zavian—tanpa kata, tanpa alasan. Ia menatap kain itu lama, lalu melipatnya paling rapi dan meletakkannya di bagian atas koper.

*Ini bukan milikku,* batinnya. *Aku hanya meminjam ketenangan.*

Beberapa bulan terakhir terasa seperti kehidupan orang lain. Alya yang bangun tanpa rasa takut. Alya yang belajar tanpa memikirkan apakah ia akan dimarahi karena nilai. Alya yang pulang ke rumah tanpa menyiapkan alasan di kepala.

Semua itu terlalu baik untuk seseorang sepertinya.

Ia bangkit, menulis secarik kertas kecil di meja belajar. Tangannya sempat berhenti beberapa kali, ragu memilih kata. Akhirnya, ia menulis sederhana.

> Terima kasih sudah menolong saya.

> Maaf kalau keberadaan saya merepotkan.

> Saya baik-baik saja.

Tidak ada nama. Tidak ada penjelasan. Alya melipat kertas itu dan menyelipkannya di bawah buku yang paling sering ia baca—buku yang pertama kali Zavian lihat saat ia tertidur di sofa.

Jam dinding menunjukkan hampir tengah malam.

Alya mengganti seragam dengan pakaian biasa, memeriksa tas sekolahnya—hanya mengambil yang perlu. Ia membuka pintu kamar pelan-pelan, mengintip koridor yang sunyi. Lampu temaram memantulkan bayangannya sendiri: lebih kurus dari yang ia ingat, tapi matanya tidak lagi kosong seperti dulu.

Ia melangkah pelan menuruni tangga, setiap anak tangga terasa berat. Di ruang tamu, ia berhenti sejenak. Dari kejauhan, ia bisa melihat Zavian dan Evelyn berbincang di teras kaca—dua siluet yang tampak tepat berada di tempatnya masing-masing.

Alya menunduk.

“Selamat,” bisiknya, entah pada siapa.

Ia meraih gagang pintu utama. Dingin. Nyata.

Dan tepat saat pintu itu berderit pelan terbuka, sebuah suara menghentikannya—

“Alya.”

Ia membeku.

Nama itu diucapkan tanpa nada marah. Tanpa teriakan. Hanya satu kata—cukup untuk membuat seluruh rencananya goyah.

Ia menoleh perlahan.

Zavian berdiri di ujung koridor, menatap koper kecil di tangannya. Ekspresinya sulit dibaca, tapi matanya… tidak tenang.

“Kamu mau ke mana?” tanyanya.

Dan untuk pertama kalinya sejak tinggal di mansion itu, Alya tidak tahu harus menjawab apa.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!