NovelToon NovelToon
HIGANBANA NO FUKUSHU

HIGANBANA NO FUKUSHU

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Dokter / Bullying dan Balas Dendam / Sugar daddy
Popularitas:190
Nilai: 5
Nama Author: IΠD

Setelah orang tuanya bunuh diri akibat penipuan kejam Agate, pemimpin mafia, hidup siswi SMA dan atlet kendo, Akari Otsuki, hancur. Merasa keadilan tak mungkin, Akari bersumpah membalas dendam. Ia mengambil Katana ayahnya dan meninggalkan shinai-nya. Akari mulai memburu setiap mafia dan yakuza di kota, mengupas jaringan kejahatan selapis demi selapis, demi menemukan Agate. Dendam ini adalah bunga Higanbana yang mematikan, menariknya menjauh dari dirinya yang dulu dan menuju kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IΠD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ambush

Waktu terus berjalan menuju tengah malam. Di balik kegelapan puing-puing, Akihisa dan Miku bergerak sebagai tim yang terkoordinasi dan profesional.

​Akihisa mengamati menggunakan teropong malamnya. Ia memindai setiap sudut gudang, mencatat posisi para penjaga bersenjata, dan mencari titik masuk yang paling lemah.

​"Araya-san, laporan," bisik Akihisa ke mikrofon yang terpasang di earpiece-nya. "Empat penjaga di pintu utama. Dua di belakang, dan satu mobil hitam baru saja tiba. Mungkin itu pasokan."

​Sementara Akihisa menjadi mata, Miku berkutat dengan komputer canggihnya. Ia dengan cepat mengatur scanner termal dan mencoba meretas sistem listrik gudang.

​"Aku berhasil mendapatkan blueprint gedung dari database kota," lapor Miku. "Ada lift barang di sisi barat. Lantai dua pasti menjadi klinik operasinya."

​Miku mencoba meretas sistem keamanan.

​"Sistemnya sangat kuno, Araya-san. Sepertinya mereka mengandalkan kekerasan, bukan teknologi. Tapi aku bisa mengacaukan lampu di lantai dasar selama tiga puluh detik, cukup waktu untuk Akihisa masuk ke lift barang."

​Mereka terus mengabari keadaan ke Araya yang berada di markas, memastikan setiap langkah mereka sesuai dengan protokol dan mendapatkan persetujuan.

​("Bagus, Miku. Lakukan. Akihisa, kau tahu apa yang harus dilakukan. Masuk, amankan korban, baru Dokter Kevin.")

​Akihisa menarik napas. Operasi dimulai sekarang.

​Di dekat gudang, waktu hampir menunjukkan tengah malam.

​"Araya-san, aku mulai sekarang," bisik Miku di earpiece-nya.

​Miku mulai dengan mainan kecilnya—sebuah drone berukuran saku yang ia luncurkan ke arah junction box listrik gudang. Drone itu menjatuhkan EMP mini. Seketika, lampu-lampu di lantai dasar gudang berkedip dan mati total selama tiga puluh detik yang krusial.

​Akihisa mulai bergerak segera setelah lampu padam. Ia berlari senyap di sepanjang dinding, mencapai lift barang yang berada di sisi barat gudang. Dengan lock pick yang tenang, ia membuka pintu lift dan menyelinap masuk, menekan tombol menuju lantai dua.

​Di sisi lain, Araya ternyata sedang berada di pinggir sungai, tempat yang sama dengan pertemuan terakhirnya. Indra berdiri bersamanya, tanpa Akari, yang kini mungkin sudah berada di tengah perburuan target Agate berikutnya.

​Araya memegang walkie-talkie dan mendengarkan laporan dari Akihisa dan Miku.

​("Lampu padam. Akihisa masuk ke lift barang. Miku, matikan kamera yang tersisa.")

​Indra hanya mendengarkan keadaan yang dilaporkan, matanya menatap sungai yang gelap. Dia tidak berbicara di radio, karena Miku dan Akihisa tidak boleh tahu dia adalah bagian dari operasi ini. Namun, ia diam-diam memberikan saran teknis melalui Araya.

​"Suruh Miku bypass sistem oksigen di lantai dua. Tiga puluh detik penundaan akan membuat mereka panik," bisik Indra kepada Araya.

​Araya segera menyampaikan saran itu kepada Miku, mengubah strategi mereka di tengah jalan.

​Miku dan Akihisa menjalankan misi mereka dengan lancar, berkat koordinasi sempurna antara kecerdasan Araya, teknologi Miku, keterampilan lapangan Akihisa, dan strategi cerdas dari Indra yang tak terlihat. Mereka siap untuk membuka pintu ke klinik gelap di lantai dua.

Di lantai dua gudang tua itu, Akihisa telah keluar dari lift barang yang sunyi. Ia tahu setiap detik sangat berharga sebelum para mafia menyadari gangguan itu.

​Akihisa mulai menggunakan teknik stealth yang diajarkan dalam pelatihan detektif khusus, bergerak seringan bayangan.

​Ia melumpuhkan para mafia dengan tenang dan sunyi. Dengan gerakan tangan yang cepat dan tepat, ia menyerang titik-titik vital, membuat para penjaga itu ambruk ke lantai tanpa mengeluarkan suara, seperti tumpukan karung. Akihisa hanya mengambil pistol mereka dan melanjutkan perjalanannya, meninggalkan mereka tergeletak di koridor yang gelap.

​Ia mengikuti lorong sempit menuju pusat gudang. Hingga ia menemukan ruangan yang dimaksud—sebuah pintu baja besar. Di dalamnya, terdengar suara gesekan logam dan bisikan, diselingi oleh suara monitor medis.

​Akihisa membuka pintu itu sedikit. Cahaya terang dari lampu operasi di dalamnya menyilaukan matanya. Ruangan itu telah diubah menjadi klinik gelap yang mengerikan.

​Ia melihat ke dalam. Ruangan itu dipisahkan oleh banyak gorden plastik bening yang biasanya digunakan untuk menjaga sterilitas dalam operasi. Di balik salah satu tirai plastik itu, ia bisa melihat sepasang kaki di atas meja logam.

​Akihisa mengirim pesan cepat ke Miku dan Araya melalui earpiece-nya: "Aku di dalam. Korban sudah di meja. Target terlihat jelas."

​Di balik tirai itu, Dokter Kevin, tampak sempurna dalam jas labnya, bersiap untuk memulai operasinya yang berdarah.

Di balik tirai plastik, Dokter Kevin sudah mengenakan sarung tangan dan siap memulai operasi. Asistennya yang gugup sedang memantau peralatan.

​Tepat saat Dokter Kevin mengambil scalpel pertamanya, Miku yang memonitor dari luar, menekan tombol di komputernya.

​Tiba-tiba, sirene darurat di dalam gudang berbunyi nyaring, memekakkan telinga. Lampu merah berkedip-kedip, memantul di permukaan plastik.

​Seketika, Dokter Kevin terheran dan membanting peralatannya ke nampan logam dengan bunyi berdentang yang keras. Ia menarik maskernya ke bawah dagu, wajahnya memerah karena amarah.

​"Apa-apaan ini?! Siapa yang mengaktifkan alarmnya?!" teriak Dokter Kevin, suaranya melengking karena frustrasi.

​Ia tampak kesal yang berlebihan, amarahnya menyebar seperti api, menunjukkan betapa ringkihnya emosi pria yang seharusnya memiliki kendali diri tinggi ini. Keahliannya sebagai dokter bedah berbanding terbalik dengan kesabarannya yang tipis.

​"Aku sudah bilang, aku tidak mau ada gangguan! Aku harus segera mendapatkan ginjal ini!" raungnya.

​Asistennya yang gemetar mencoba menenangkan. "Dokter, tenang. Mungkin hanya kesalahan listrik, atau anjing liar yang masuk."

​Gangguan ini adalah isyarat bagi Akihisa untuk bergerak. Semua perhatian kini tertuju pada sumber suara, bukan pada pintu tempat Akihisa berdiri.

Tepat saat sirene berbunyi, dan sebelum Akihisa bisa bergerak masuk ke ruangan operasi, ia merasakan kehadiran dari belakangnya.

​"Astaga!"

​Seseorang yang jauh lebih besar dan kuat daripada preman yang sebelumnya menarik Akihisa dari pintu dan melemparkannya dengan kekuatan brutal. Akihisa terperosok ke tumpukan kayu dan puing-puing di koridor yang gelap. Ia segera bangkit, mengelus bahunya yang memar.

​Dia melihat sosok itu: seorang pria keamanan AgateX yang mengenakan rompi balistik dan tampak jauh lebih terlatih daripada preman biasa. Pria itu menatap Akihisa dengan tatapan kosong, seolah-olah Akihisa hanyalah hama.

​Akihisa mengeluarkan rintihan, tetapi bukan karena ketakutan.

​"Yah, sepertinya aku mungkin akan sibuk sekarang," kata Akihisa melalui earpiece dengan nada yang mengeluh. "Sudah kuduga mereka tidak akan semudah itu."

​Ia kemudian melanjutkan dengan nada yang lebih kesal.

​"Araya-san, Miku, sepertinya tubuhku akan pegal-pegal besok. Kirimkan aku salep yang bagus, ya."

​Akihisa tidak tegang, justru ia mengeluh karena pekerjaannya tambah lama. Ia tahu pertarungan ini tidak bisa dihindari, dan menganggapnya sebagai halangan birokrasi yang membuang waktu.

​"Baiklah, bouncer," gumam Akihisa, menyeringai. Ia menyimpan pistolnya, tahu bahwa di tempat sempit seperti ini, bela diri lebih efisien. Akihisa bersiap bertarung dengan penjaga yang jauh lebih besar darinya, bertekad untuk melumpuhkannya dengan cepat agar ia bisa menyelamatkan korban di balik tirai plastik.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!