Keinginan besar Rere untuk memiliki anak dari suaminya sendiri memaksa dirinya menjebak seorang wanita cantik yang bekerja sebagai cleaning service di sebuah hotel mewah tempat ia menginap.
"Kau harus mengandung bayi dari suamiku jika tidak ingin masuk penjara...!" titah Rere pada Aleta yang cukup terkejut dengan permintaan gila wanita kaya di depannya.
"Ikuti cerita seru kedua wanita yang memperebutkan Fahri dan Aleta harus merelakan anaknya untuk bersama pria yang telah mencuri hatinya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Kangen
Aleta mengirim pesan pada suaminya setelah beberapa kali menghubungi pengusaha hebat itu selalu saja bernada sibuk.
"Mas, apakah terlalu sibuk hingga tidak mau menghubungi ku sama sekali? Apakah kamu tidak merindukan ku dan juga calon bayimu? kami berdua sangat merindukanmu. Tolong sempatkan waktumu untuk menyapa kami. Istrimu, Aleta." Pesan itu terkirim dengan baik walaupun hanya conteng satu.
Aleta meneguk susu khusus bumil. Walaupun perasaannya sedikit tidak enak namun ia tetap saja berpikir positif tentang suaminya. Sementara itu kediaman kedua orangtuanya sudah terlihat kembali bersih dan terawat. Para pelayan yang dulu pernah bekerja dengan mereka begitu antusias kembali bekerja di rumah itu.
Pintu di ketuk beberapa kali oleh sang bunda. Aleta segera keluar menemui wanita yang sangat dicintainya. "Sayang, apakah kamu tidak keberatan untuk bicara sebentar?" tanya sang bunda.
"Tentu saja bunda. Masa keberatan sama orangtua sendiri," Aleta duduk di depan kedua orangtuanya yang saat ini tinggal bersamanya.
"Sayang, rumah kita sudah siap dihuni lagi. Mungkin dua hari lagi ayah dan bunda akan kembali ke rumah kita. Jika berkenan, apakah kamu mau ikut tinggal dengan ayah dan bunda selama suamimu belum kembali? atau sampai kamu melahirkan agar bundamu bisa membantumu cara merawat bayi," ucap sang ayah membuat Aleta cukup terkejut.
"Ya Allah bagaimana ini? Rere bisa marah besar jika aku telah melanggar perjanjian kami," batin Aleta yang juga tidak ingin berpisah dengan bayinya demi apapun.
"Aleta. Kenapa diam? apa yang kamu kuatirkan, nak?" tanya sang ayah.
"Tidak ada ayah. Aku hanya memikirkan mas Revan," ucap Aleta.
"Apakah kamu belum dapat kabar darinya?" tanya sang bunda.
"Belum ayah. Tidak biasanya mas Revan bersikap seperti itu," ucap Aleta.
"Ya Allah, semoga tidak terjadi sesuatu dengan menantu ku Revan. Lindungi dia dimanapun dia berada ya Allah," doa tulus nyonya Rihanna yang langsung diaminkan oleh Aleta dan ayahnya.
"Apakah ayah dan bunda melakukan konferensi pers di rumah kita?" tanya Aleta.
"Iya nak. Rencananya begitu. Jika tidak keberatan, cukup kita saja yang melakukan konferensi pers tanpa nak Revan," ucap tuan Andre.
"Iya nak. Ayahmu tidak sabar lagi kembali ke perusahaan kita. Tolong mengertilah..!" pinta sang bunda.
"Baiklah, tidak masalah. Aleta mendukung keputusan ayah dan bunda," ucap Aleta dengan berat hati. Senyum getir menghiasi wajah cantiknya. Namun kebahagiaan kedua orangtuanya lebih penting saat ini karena mereka sudah melewati banyak ujian yang menyakitkan.
"Terimakasih nak. Kalau tidak ada nak Revan belum tentu kasus ayah akan berakhir bahagia seperti ini," ucap tuan Andre penuh haru.
"Ayah, Allah yang menggerakkan hati mas Revan untuk menolong kita. Aleta baru paham dengan semua masalah yang Aleta alami," ucap Aleta tanpa membeberkan bagaimana dia bisa bertemu dan menikah dengan Revan. Mengingat kebahagian yang baru mereka rasakan saat ini.
Ketiganya berpelukan dan menangis haru. Aleta menatap foto pernikahannya di dinding ruang tamunya." Mas, andai kamu ada di sini, pasti kamu akan sangat bahagia melihat kedua orangtuaku yang sudah mendapatkan lagi hak mereka. Cepat pulang sayang...!" Pinta Aleta dalam hatinya.
...----------------...
Keluarga tuan Andre disambut oleh para pelayannya dan juga asisten pribadinya Malik. Wajah kedua orangtuanya Aleta terlihat semringah.
"Selamat datang tuan, nyonya dan nona...!" ucap mereka kompak. Namun diantara mereka cukup kaget melihat Aleta yang sedang hamil besar. Mereka melihat ke arah mobil mungkin suami Aleta turun belakangan atau datang dengan mobil yang berbeda. Aleta paham dengan tatapan bingung para karyawan kedua orangtuanya.
"Aku sudah menikah dan suamiku sedang dalam perjalanan bisnisnya," ucap Aleta pada para pelayannya.
"Oh, syukurlah nona. Selamat atas pernikahan dan kehamilannya," ucap kepala pelayan bibi Sandra.
"Silahkan masuk...!" Pelayan mengantarkan keluarga itu kembali dalam rumah itu yang sudah mereka tinggalkan selama tiga tahun. Keluarga itu masuk ke dalam rumah mereka sambil membaca bismillah lalu diikuti ucapan salam.
Tidak ada yang berubah. Semua benda di letakkan di tempatnya masing-masing. Namun belum saja mereka masuk ke dalam kamar tiba-tiba awak media sudah berdiri di depan pintu pagar.
"Tuan, di luar ada wartawan," ucap asisten Malik.
"Bukankah konferensi persnya di adakan besok?" tanya tuan Andre.
"Entahlah. Janjinya seperti itu kemarin dengan saya. Tapi kenapa mereka datang lebih awal?" tanya tuan Andre.
"Entahlah. Sepertinya ada yang sudah membocorkan kepulangan tuan sekeluarga," ucap Malik. Tuan Andre menatap wajah istrinya seakan sedang meminta pendapat. Aleta tidak ingin memberi saran sambil menunggu keputusan ibunya.
"Kalau ayah siap, silahkan temui mereka. Tidak ada bedanya bagi kita antara besok dan sekarang. Pikirkan apa yang akan ayah katakan dan hati-hati dengan setiap menjawab pertanyaan yang akan mereka ajukan. Mungkin ada saja wartawan rese yang ingin memancing amarah kita," nasehat nyonya Rihanna bijak.
"Baiklah. Malik tolong persiapkan semuanya. Tunggu aku setengah jam lagi karena aku mau sholat dhuha," pinta tuan Andre.
"Baik tuan." Andre meminta pelayan untuk mengatur meja dan kursi secukupnya di halaman depan. Dalam beberapa menit semuanya terlihat sudah rapi. Kedua orang satpam membuka pintu gerbang dan mempersilakan awak media itu masuk dengan memeriksa kartu pengenal mereka sebagai awak media resmi yang boleh melakukan wawancara.
Sementara itu keluarga Aleta melakukan sholat dhuha masing-masing dengan doa yang mereka panjatkan untuk kelancaran konferensi pers nanti. Sesuai waktu yang disepakati dengan wartawan, tuan Andre menemui awak media didampingi kedua wanita yang sangat dicintainya. Baru saja ketiganya muncul, bidikan kamera wartawan mengarah ke keluarga itu. Namun mereka tidak merasa terganggu sedikitpun.
Tuan Andre duduk di tengah diapit oleh Aleta dan istrinya. Para awak media itu mengucapkan selamat pada tuan Andre sekeluarga sebelum memulai mengajukan pertanyaan. Pertanyaan demi pertanyaan diajukan oleh para awak media yang langsung dijawab oleh tuan Andre dengan tenang dan penuh wibawa. Namun pertanyaan yang mulai konyol akhirnya muncul dan itu ditujukan kepada Aleta.
"Nona Aleta, kami dengar rumor tentang pernikahan anda yang hanya sebatas pernikahan kontrak dengan milioner tuan Revan?" tanya salah satu wartawan. Aleta cukup kaget namun ia berusaha tenang.
"Katanya pernikahan kalian hanya karena tuan Revan menginginkan seorang anak saja. Apakah itu benar?" tanya yang lainnya.
"Tapi ada juga yang mengatakan jika anda berubah jadi seorang pelakor yang ingin menguasai cinta tuan Revan. Apakah itu benar nona Aleta?" yang lain ikut mengajukan pertanyaan yang lebih menyudut kan Aleta. Bumil ini hanya terdiam tanpa ingin menjawab pertanyaan wartawan.
"Apakah masih ada lagi pertanyaan? apakah kalian datang ke sini hanya untuk mengincar ku saja? kenapa kalian begitu kepo dengan urusan pribadi ku. Rumor yang kalian dengar sama sekali tidak benar. Itu fitnah," ucap Aleta.
"Itu benar dan saya punya buktinya Aleta," ucap Rere yang menyamar sebagai wartawan dengan mengenakan hijab dan kaca mata hitam.
Degg....
Aleta terdiam. Waktu seakan berhenti saat ini. Walaupun ia berusaha tenang namun tatapan wartawan pada Rere sambil melihat map yang dibawa Rere. Belum sempat Aleta menjawab, ibunya tiba-tiba tidak sadarkan diri.
"Bundaaa.....!" Pekik Aleta dan ayahnya terlihat panik.
apalah daya bunda x menjaga dr singa betina