NovelToon NovelToon
Terjebak dalam Ikatan Cintamu

Terjebak dalam Ikatan Cintamu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / LGBTQ / GXG
Popularitas:43
Nilai: 5
Nama Author: Raylla Mary

"Briana Anderson, seorang miliarder berusia 30 tahun, bagaikan menggenggam dunia di tangannya. Dingin, penuh perhitungan, dan pemilik perusahaan multijutaan dolar, ia dikenal sebagai wanita yang selalu mendapatkan segala yang diinginkannya... hingga ia bertemu Molly Welstton.
Molly, yang baru berusia 18 tahun, adalah kebalikan sempurna dari Briana. Polos, pemalu, dan penuh dengan impian, ia berfokus pada studinya di jurusan manajemen bisnis. Namun, hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat ketika jalan hidupnya bersilangan dengan CEO paling berkuasa dan posesif di New York.
Apa yang awalnya adalah ketertarikan sederhana, berubah menjadi sebuah obsesi yang membara. Briana bertekad untuk memiliki Molly dalam hidupnya dan akan melakukan segalanya untuk melindungi gadis itu dari ancaman apa pun — nyata atau hanya dalam bayangannya.
Akankah cinta Briana yang posesif dan menguasai cukup kuat untuk meluluhkan kepolosan Molly? Atau justru gairah cemburu si miliarder akan membuat Molly terasa terkurung? Sebuah kisah tentang kekuasaan, kontrol, dan cinta yang menantang semua aturan."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raylla Mary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 33

Kembali ke London

Pesawat mendarat di Heathrow di bawah langit abu-abu dan dingin. Pohon-pohon palem Bahama terasa seperti mimpi yang jauh sekarang, digantikan oleh hiruk pikuk London, klakson, kilatan kamera, dan tanggung jawab yang menunggu Briana. Di sampingnya, Molly melihat ke luar jendela, masih dengan sedikit kilau di matanya — kilau yang sama dari seseorang yang telah menjalani hari-hari penuh gairah dan penyerahan diri.

Selama penerbangan, keduanya hampir tidak berbicara. Bukan karena kekurangan topik pembicaraan, tetapi karena mereka tenggelam dalam ketenangan sunyi yang hanya ada setelah sesuatu yang mendalam. Molly bermain-main dengan jari-jari Briana, dan Briana mengamatinya, terpesona, seolah ingin mengingat setiap gerakan sederhana sebelum dunia kembali mencuri fokus mereka.

"Aku sudah merindukan suara laut..." gumam Molly, dengan suara mengantuk.

"Aku juga," jawab Briana, dengan senyum lembut. "Tapi... kau tahu apa yang paling akan kurindukan?"

Molly menoleh, penasaran. "Apa?"

"Dirimu, tanpa dunia melihatmu. Hanya milikku."

Kalimat itu membuat jantung Molly berdebar kencang. Dia tersipu, memalingkan muka, tetapi jari-jarinya mencengkeram jari-jari Briana dengan lebih erat.

Setibanya mereka, sopir sudah menunggu. Lalu lintas seperti biasa — padat, penuh lampu dan klakson —, tetapi di dalam mobil suasananya berbeda. Briana memegang ponselnya, membalas pesan dari tim pers, sementara Molly mengamati jalanan, merasakan kontras antara ketenangan perjalanan dan kesibukan kota.

Di panel, sebuah berita muncul di layar: "Isabel Rains menjual sebagian sahamnya setelah skandal internasional."

Briana hanya mengangkat alisnya. "Akhirnya keadilan mulai seimbang."

Molly menatapnya. "Dan kau... kau baik-baik saja dengan semua ini?"

"Aku baik-baik saja. Karena sekarang tidak ada lagi yang bisa menggunakan namaku untuk melawan apa yang aku cintai."

Kata-kata itu sederhana, tetapi membawa kebenaran yang dirasakan Molly menembus dadanya.

Ketika mereka tiba di apartemen, Briana membuka pintu dan menarik napas dalam-dalam. Semuanya seperti yang mereka tinggalkan — tetapi suasananya terasa lebih ringan. Dia melepas mantelnya, pergi ke dapur dan memasak air, sementara Molly mengamatinya dengan tatapan yang mencampurkan kekaguman dan sedikit ketidakpercayaan.

"Rasanya sudah lama sekali, ya?" komentar Molly.

"Ya. Tapi itu hanya akhir pekan," Briana tertawa. "Akhir pekan yang mengubah segalanya."

Molly mendekat perlahan, bersandar di konter. "Mengubah?"

Briana meliriknya dari balik bahunya, dan tatapan itu sudah cukup. "Mengubah. Karena aku berhenti melarikan diri dari apa yang kurasakan."

Ada jeda sesaat, hanya suara ceret yang mulai mendesis. Molly mengambil satu langkah, lalu langkah lain, dan ketika Briana berbalik, dia sudah di sana — cukup dekat untuk mencium aroma rambutnya, untuk merasakan kehangatan kulitnya.

"Aku juga berhenti," Molly mengaku berbisik. "Meragukan."

Briana tersenyum dan menarik pinggangnya. Ciuman itu datang secara alami, tenang dan dalam, jenis ciuman yang tidak terburu-buru, yang mengatakan apa yang belum bisa diucapkan oleh kata-kata.

Setelah beberapa saat, Briana menyandarkan dahinya di dahinya. "Kau tahu, inilah bagian yang paling kusukai darimu."

"Yang mana?" tanya Molly, masih dengan mata tertutup.

"Cara kau menatapku saat kau pikir aku tidak menyadarinya."

Molly tertawa, malu-malu, menyembunyikan wajahnya di bahunya.

"Kau menyadari segalanya, Briana Anderson."

Sisa malam itu berjalan tenang. Mereka makan malam bersama, berbicara tentang rencana, tentang pekerjaan, tentang perjalanan yang masih ingin mereka lakukan. Briana berjanji akan mengambil beberapa hari libur bulan depan, dan Molly bermimpi dalam diam tentang apa yang bisa mereka jalani jauh dari kamera.

Ketika mereka pergi tidur, kota sudah tertidur. Tapi hati mereka tidak.

Molly berbalik di tempat tidur, mengamati Briana berbaring di sampingnya, ekspresinya tenang, dadanya naik turun perlahan. Dan di sana, dalam remang-remang itu, dia menyadari — ketakutan masih ada, tetapi sekarang ada sesuatu yang lebih kuat dari itu: kepastian.

Kepastian bahwa, betapapun kejamnya dunia, Briana telah memilih mereka.

Dan Briana, yang masih terjaga, mengamati hal yang sama. Wajah tenang Molly, rambutnya yang tersebar di bantal. Dan dia merasa, mungkin untuk pertama kalinya, bahwa dia tidak perlu lagi membuktikan apa pun kepada dunia.

Karena dunia sudah tahu — dan dia juga — siapa cinta dalam hidupnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!