 
                            Sebuah kecelakaan membawa Sora Langi ke dunia kultivasi, bersama sistem kultivasi harem akankah dia bisa kembali ke bumi?   Sistem milik Sora tidak biasa, kalau mau jadi kuat harus sering melakukan kontak fisik dengan lawan jenis. Semakin intim kontak fisik semakin besar poinnya, akankah Sora mampu melangkah maju bersama sistem? 
 
(Ding! Pegangan tangan dengan lawan jenis, poin harem +...) 
(Ding! Berciuman dengan lawan jenis, poin harem +...) 
(Ding! Berpelukan dengan lawan jenis, poin harem +...) 
(Ding! Berhubungan i...., poin harem +...) 
Tentu saja, meski caranya absurd, Sora Langi pasti melangkah maju sambil mengumpulkan kecantikan di kanan dan kiri.  Anak tetua desa yang cantik tapi pemalu, ketua sekte yang tegas dan dingin, dewi perang yang ditakuti miliaran orang, semua akan menjadi miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYN02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
-
"Sekarang aku penasaran dengan perubahan yang terjadi di desa ini," ujar Yuki menatap Sora dengan tatapan penuh arti.
"..." Sora terdiam seribu bahasa. Sejak awal dia tahu akan jadi begini tapi dia masih bingung bagaimana menanggapi pernyataan Yuki.
"Uhuk! Maaf, aku tidak bisa bicara karena berkaitan erat dengan rahasia desa." Tetua desa mengambil alih berusaha melindungi Sora.
Yuki menoleh menatap tetua desa. "Sungguh? Padahal aku kira semua perubahan ini terjadi karena campur tangan Sora."
"..." Tetua desa terdiam.
Sora menghela napas lalu menggeleng tanpa daya. "Karena kamu sudah tahu, tak perlu lagi bersembunyi. Tepat seperti yang kamu bilang, akulah dalang di semua perubahan ini."
Yuki tersenyum manis. "Akhirnya kamu mengaku, sekarang aku penasaran bagaimana kamu melakukannya? Orang - orang ini bukan kultivator tapi mereka punya fisik kuat dan sedikit jejak aura dunia di tubuh mereka. Hal ini tidak mungkin terjadi kecuali mereka mengonsumsi pil ajaib secara rutin dan dalam jumlah besar."
Anggota pasukan berkuda melebarkan mata dengan wajah kaget. Mengonsumsi pil ajaib secara rutin? Bagaimana bisa?! Jangankan mengonsumsi, sebagian besar anggota pasukan berkuda bahkan belum pernah melihat pil ajaib secara langsung.
Sekarang mereka tahu kalau ada penduduk desa di wilayah pinggiran yang rutin mengonsumsi pil ajaib, kalian bisa bayangkan sekacau apa perasaan mereka saat ini.
"Kamu bahkan menyadari ini, seperti yang diharapkan dari ahli ranah nascent soul." Sora tersenyum masam terlihat tak berdaya.
Yuki tersenyum tipis penuh kemenangan. "Hi hi hi, aku cukup percaya diri dengan pengamatanku. Sekarang yang jadi masalah, aku tidak bisa membiarkan sosok sehebat itu begitu saja." Suara Yuki tiba - tiba berubah di kalimat kedua, atmosfer di ruangan terasa mencekam saat semua orang menunggu orang selanjutnya bicara.
"Ohhh? Apa yang akan kamu lakukan? Mengikat lalu membawaku kembali ke ibu kota?" Sora menyeringai tanpa rasa takut.
Yuki tersenyum manis. "Kenapa kamu pikir aku akan melakukannya?"
Sora mengangkat bahu lalu berkata dengan santai, "Bukannya kamu bekerja untuk mereka?"
"Memang, tapi bukan berarti aku harus hidup untuk mereka. Setelah insiden pangeran yang mencoba menyerangku, loyalitasku kepada keluarga kerajaan sudah mulai pudar. Aku tidak akan mengkhianati mereka tapi juga tidak mau tunduk sepenuhnya pada mereka," jelas Yuki serius.
"..." Sora terdiam sementara lalu menyipitkan mata dan berkata, "Kalau gitu, apa yang ingin kamu lakukan padaku?"
Yuki merenung lalu menjilat bibirnya yang tampak halus, lembut, harum dan manis. "Bagaimana kalau mengikatmu dengan hubungan? Begini - begini aku termasuk salah satu wanita paling cantik di ibu kota." Yuki memamerkan tubuhnya yang gemulai.
"!" Sora melebarkan mata dengan wajah kaget.
Melati di sebelah Sora cemberut tapi tidak punya pendapat untuk masalah ini.
"Fu fu fu, aku cuma bercanda. Kemampuanmu memang berharga tapi aku bukan wanita rendahan yang akan menjual tubuh untuk mendapatkan sesuatu."
Sora menghela napas lega. "Betul juga, kalau kamu orangnya seperti itu, kenapa pula sampai melawan pangeran?"
Yuki terkekeh lalu menoleh melihat Melati. "Jangan khawatir, aku tidak akan menculik kekasihmu."
"!" Melati kaget hingga wajahnya merona, kemudian dia dengan malu - malu membuang muka. "A - Aku tidak keberatan. Sora sangat baik, wanita mana pun pasti menyukainya."
"Hooo... Kamu bilang begitu seolah sedang memberi sinyal kalau kamu tidak keberatan dipoligami."
Melati menoleh dengan wajah tegas. "Memang, sejak awal aku merasa cukup selama dia menyimpan aku di hatinya."
"..." Yuki terdiam seribu bahasa. Kalau boleh jujur saat ini dia terpesona dengan ketegasan Melati.
Di mata Yuki, Melati adalah gadis yang sangat pemalu. Untuk bisa membuat gadis pemalu menunjukkan ketegasan seperti tadi jelas tidak mudah.
"Begitu, aku mengerti." Yuki tidak tahu lagi harus berkata apa.
Sora merasa lega karena situasinya tetap terkendali meskipun sekarang ia mulai merasakan tatapan tajam yang ditambah aura tidak menyenangkan dari tetua desa.
"Uhuk! Kembali ke topik, kalau boleh tahu, pil tingkat apa yang bisa kamu buat? Aku mau beli kalau tingkatannya sesuai," ujar Yuki ragu.
Sora merenung dalam hati. 'Haruskah aku jujur atau diam saja?'
"Kenapa? Kamu tidak mau menjualnya padaku?" Suara Yuki semakin tajam yang disertai dengan sedikit penindasan dari ranah nascent soul.
Sora tidak merasa terganggu dengan penindasan Yuki, tapi orang lain hampir pingsan cuma karena secuil aura Yuki.
"Kalau ada bahannya, aku bisa membuat pil tingkat kuning dan hitam," jelas Sora santai.
Seketika Yuki menarik kembali auranya dan menunjukkan wajah kaget. "Jangan bercanda denganku!" Yuki berseru marah dengan tampilan mengerikan.
Sora yang bingung dengan kesalahannya, mulai memiringkan kepala dengan wajah ragu. "Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?"
Yuki langsung membeku. Reaksi Sora sudah cukup menjelaskan kalau dia tidak sedang bercanda. Meski begitu, rasanya sulit dipercaya kalau anak muda di depannya ternyata adalah alkemis tingkat hitam.
Sebagai catatan, di benua ini alkemis tingkat hitam sangatlah langka. Jika sebuah kerajaan memilikinya, mereka bisa menjadi kerajaan super power yang makmur selama ribuan tahun. Jadi bisa dibilang wajar kalau Yuki kaget hingga tidak percaya dengan pernyataan Sora.
"Kamu sungguh alkemis tingkat hitam?"
"Aku tidak paham maksudmu, tapi aku memang bisa membuat pil ajaib tingkat hitam. Kalau kamu tidak percaya, aku bisa memberikan bukti padamu." Sora mengambil satu pil ajaib tingkat hitam lalu menyerahkan kepada Yuki.
Yuki mengamati sejenak lalu tersadar kalau pil di tangannya merupakan pil tingkat hitam dengan kualitas terbaik. Meski pil di tangannya tidak berguna untuk kultivasi, keberadaannya sudah cukup membuktikan ucapan Sora.
Yuki menarik napas dalam. Dia tersenyum menatap Sora dengan penuh harap. "Aku ingin memintamu membuat pil ajaib untukku, kira - kira apa bayarannya?"
"Bayaran?" Sora tanpa sadar melirik lekukan seksi tubuh Yuki.
Seketika wajah Yuki merona. Kali ini hatinya sedikit gemetar karena tatapan Sora.
"Ugh, seperti yang aku bilang di awal, aku tidak bisa menyerahkan tubuhku demi mencapai sesuatu. Tapi aku bisa memberimu kesempatan untuk mengejarku, sebagai catatan selama ini aku sering menolak pengejaran yang ditujukan padaku. Tapi kalau kamu mau membantu, aku bisa memberimu kesempatan." Yuki tersenyum hangat seperti sinar matahari pagi.
Anggota pasukan berkuda di belakang syok mendengar pernyataan Yuki. Mereka mulai menatap Sora dengan iri meski tidak berani menunjukkan rasa dengki kepadanya.
Glek!
Sora menelan ludah dengan gugup. Sejujurnya dia memang tertarik pada Yuki, tapi dia belum lama meresmikan hubungan dengan Melati, jadi terasa sedikit canggung kalau dia mulai mengejarnya sekarang.
Sora menoleh melihat Melati. Melati tersenyum lalu menganggukkan kepala. Ijin Melati diperoleh tapi dia masih harus meyakinkan tetua desa yang terus mengeluarkan aura hitam dari tubuhnya.
"Uhuk! Kita bahas ini nanti. Pil ajaib seperti apa yang ingin kamu buat? Kamu punya bahannya?"
"Kamu mau?!" Yuki berdiri dengan penuh semangat.
Sora mengangguk lembut. "Ini bisa jadi pengalaman untukku."
"Oke, kalau gitu aku serahkan ini padamu." Yuki melepas salah satu cincin di jari lalu menyerahkannya kepada Sora.
Sora merasa candu saat tangannya bersentuhan dengan tangan Yuki. Berbeda dari kulit Melati yang hangat dan lembut, kulit Yuki terasa sedikit dingin tapi tetap lembut dan nyaman disentuh.
"Uhuk!" Melati batuk membangunkan Sora.
Sora tersenyum malu dan segera mengintip isi di dalam cincin. Detik berikutnya ekspresinya berubah ragu. "Kenapa banyak sekali? Aku bisa membuat ribuan pil ajaib dengan semua ini."
...
..
.
Bersambung....
 
                     
                    