Alisya, seorang gadis muda yang lulus dari SMA, memiliki impian untuk melanjutkan kuliah dan menjadi desainer. Namun, karena keterbatasan ekonomi keluarganya, ia harus bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga kaya. Di sana, ia bertemu dengan Xavier, anak majikannya yang tampan dan berkarisma. Xavier memiliki tunangan, namun ia jatuh cinta dengan Alisya karena kepribadian dan kebaikan hatinya.
Alisya berusaha menolak perasaan Xavier, namun Xavier tidak menyerah. Orang tua Xavier menyukai Alisya dan ingin agar Alisya menjadi menantu mereka. Namun, perbedaan status sosial dan reaksi orang tua Alisya menjadi tantangan bagi keduanya.
lalu bagaimana dengan tunangannya Xavier ?
apakah Alisya menerima Xavier setelah mengetahui ia mempunyai tunangan?
bagaimanakah kisah cinta mereka saksikan selanjutnya hanya disini.
setiap masukan serta kritik menjadi motivasi bagi author kedepannya.
Author ucapkan Terimakasih bagi yang suka sama ceritanya silahkan berikan like dan komen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kania zaqila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Tunangan Xavier yang tidak Setia
Xavier masih duduk di ruang tamu, memandang ke arah pintu yang telah ditutup oleh Alisya. Ia tidak bisa membiarkan Alisya pergi, tidak bisa membiarkan dia meninggalkan dirinya.
Tiba-tiba, suara pintu terbuka terdengar. Xavier memandang ke arah pintu dan melihat seorang wanita yang cantik dan elegan masuk ke dalam rumah.
"Xavier, apa yang terjadi?" kata wanita itu dengan suara yang lembut.
Xavier memandang wanita itu dengan mata yang penuh kesedihan. "Rachel, apa yang kamu lakukan di sini?" kata Xavier dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh perhatian. "Saya datang untuk mengunjungi kamu, Xavier. Tapi, saya melihat ada sesuatu yang salah. Apa yang terjadi?" kata Rachel dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan. "Alisya ingin meninggalkan saya, Rachel," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh perhatian. "Xavier, saya sangat sorry. Saya tahu kamu sangat mencintai Alisya," kata Rachel dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan. "Rachel, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya tidak bisa membiarkan Alisya pergi," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh perhatian. "Xavier, saya ada di sini untuk kamu. Saya akan selalu ada untuk kamu," kata Rachel dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan. "Rachel, saya... saya tidak tahu apa yang harus saya katakan," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh perhatian. "Xavier, kamu tidak perlu mengatakan apa-apa. Saya tahu kamu sedang melalui masa yang sulit," kata Rachel dengan suara yang lembut.
Tiba-tiba, Sophia dan Marcus masuk ke dalam ruang tamu. Mereka memandang Rachel dengan mata yang penuh perhatian.
"Rachel, apa yang kamu lakukan di sini?" kata Sophia dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Sophia dan Marcus dengan mata yang penuh perhatian. "Saya datang untuk mengunjungi Xavier, Ibu. Saya tahu dia sedang melalui masa yang sulit," kata Rachel dengan suara yang lembut.
Sophia memandang Rachel dengan mata yang penuh perhatian. "Rachel, kamu adalah tunangan Xavier. Kamu harus ada di sini untuknya," kata Sophia dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Sophia dengan mata yang penuh perhatian. "Ibu, saya akan selalu ada untuk Xavier. Saya akan selalu mendukungnya," kata Rachel dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan. "Rachel, saya... saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh perhatian. "Xavier, saya ada di sini untuk kamu. Saya akan selalu ada untuk kamu," kata Rachel dengan suara yang lembut.
Tiba-tiba, Xavier merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan.
"Rachel, apa yang kamu maksudkan dengan 'saya akan selalu ada untuk kamu'?" kata Xavier dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh perhatian. "Xavier, saya maksudkan bahwa saya akan selalu ada untuk kamu, tidak peduli apa yang terjadi," kata Rachel dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan. "Rachel, saya tidak bisa melakukan ini. Saya tidak bisa membiarkan kamu menjadi tunangan saya lagi," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, apa yang kamu maksudkan? Kamu tidak bisa membatalkan pernikahan kita," kata Rachel dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan. "Rachel, saya sudah membuat keputusan. Saya tidak bisa lagi menjadi tunangan kamu," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, kamu tidak bisa melakukan ini. Kamu tidak bisa membiarkan saya pergi," kata Rachel dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan. "Rachel, saya sudah membuat keputusan. Saya tidak bisa lagi menjadi tunangan kamu," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia pergi meninggalkan rumah Xavier.
Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia pergi meninggalkan rumah Xavier. Xavier masih duduk di ruang tamu, memandang ke arah pintu yang telah ditutup oleh Rachel. Ia tidak bisa membiarkan Rachel pergi, tidak bisa membiarkan dia meninggalkan dirinya.
Tiba-tiba, Sophia masuk ke dalam ruang tamu. "Xavier, apa yang terjadi? Kamu terlihat tidak enak badan," kata Sophia dengan suara yang lembut.
Xavier memandang ibunya dengan mata yang penuh kesedihan. "Ibu, saya sudah membatalkan pernikahan saya dengan Rachel," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Sophia memandang Xavier dengan mata yang penuh perhatian. "Xavier, apa yang kamu lakukan? Kamu tidak bisa membatalkan pernikahan kamu dengan Rachel," kata Sophia dengan suara yang lembut.
Xavier memandang ibunya dengan mata yang penuh kesedihan. "Ibu, saya sudah membuat keputusan. Saya tidak bisa lagi menjadi tunangan Rachel," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Sophia memandang Xavier dengan mata yang penuh perhatian. "Xavier, kamu harus memikirkan tentang masa depan kamu. Kamu tidak bisa membiarkan perasaan kamu menghalangi jalan kamu," kata Sophia dengan suara yang lembut.
Xavier memandang ibunya dengan mata yang penuh kesedihan. "Ibu, saya tidak bisa membiarkan Rachel menjadi istri saya. Saya tidak mencintainya," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Sophia memandang Xavier dengan mata yang penuh perhatian. "Xavier, kamu harus memikirkan tentang keluarga dan reputasi kamu. Kamu tidak bisa membiarkan perasaan kamu menghalangi jalan kamu," kata Sophia dengan suara yang lembut.
Xavier memandang ibunya dengan mata yang penuh kesedihan. "Ibu, saya sudah membuat keputusan. Saya tidak bisa lagi menjadi tunangan Rachel," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Tiba-tiba, Marcus masuk ke dalam ruang tamu. "Xavier, apa yang terjadi? Saya mendengar kamu membatalkan pernikahan kamu dengan Rachel," kata Marcus dengan suara yang lembut.
Xavier memandang ayahnya dengan mata yang penuh kesedihan. "Ayah, saya sudah membuat keputusan. Saya tidak bisa lagi menjadi tunangan Rachel," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Marcus memandang Xavier dengan mata yang penuh perhatian. "Xavier, kamu harus memikirkan tentang keluarga dan reputasi kamu. Kamu tidak bisa membiarkan perasaan kamu menghalangi jalan kamu," kata Marcus dengan suara yang lembut.
Xavier memandang ayahnya dengan mata yang penuh kesedihan. "Ayah, saya sudah membuat keputusan. Saya tidak bisa lagi menjadi tunangan Rachel," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dan Alisya masuk ke dalam rumah. Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, saya ingin berbicara denganmu," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan. "Alisya, apa yang kamu ingin bicarakan?" kata Xavier dengan suara yang lembut.
Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, saya ingin berbicara tentang kita," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan. "Alisya, saya mendengarkanmu," kata Xavier dengan suara yang lembut.
(Saya akan berhenti di sini dan melanjutkan cerita jika Anda ingin)
Tiba-tiba, Rachel masuk ke dalam rumah dan memandang Alisya dengan mata yang penuh kebencian. "Apa yang kamu lakukan di sini, Alisya?" kata Rachel dengan suara yang keras.
Alisya memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan. "Saya datang untuk berbicara dengan Xavier," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Alisya dengan mata yang penuh kebencian. "Kamu tidak bisa memiliki Xavier. Dia adalah tunangan saya," kata Rachel dengan suara yang keras.
Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan. "Rachel, saya sudah membatalkan pernikahan kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, kamu tidak bisa melakukan ini. Kamu tidak bisa membiarkan saya pergi," kata Rachel dengan suara yang lembut.
boleh mampir juga baca novel baru akuuu yaa🤭😄