NovelToon NovelToon
Sahabat Jadi Cinta, FWB

Sahabat Jadi Cinta, FWB

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Perjodohan / Diam-Diam Cinta / Romantis / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:328
Nilai: 5
Nama Author: Addryuli

《Terdapat ****** ******》
Harap bijak dalam membaca.....

William dan Nozela merupakan sahabat sejak mereka masih kecil. Karena suatu kejadian tak disengaja membuat keduanya menjalani kisah yang tak semsestinya. Seiring berjalannya waktu, mulai tumbuh benih-benih cinta antara keduanya.

William yang memang sudah memiliki kekasih terpaksa dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Akankah dia mempertahakan kekasihnya atau memilih Nozela??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addryuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 9

Kringgg..

Kringgg...

Nozela meraba nakas dengan mata yang masih terpejam, setelah menemukan alarm yang dia cari dia segera mematikannya. Perlahan Nozela mengerjabkan matanya, meregangkan ototnya lalu bangkit. Dia menyibak selimut lalu pergi ke kamar mandi.

Dua puluh menit kemudian, Nozela selesai membersihkan diri. Dia masuk ke walk-in closet lalu mengganti bajunya, Nozela memilih baggy jeans dipadukan dengan  tanktop dan dilapisi kardigan.

"Leon masih marah deh kayanya." Gumam Nozela.

Nozela mematut dirinya didepan cermin, mulai mecatok rambut sebahunya lalu memoles wajahnya dengan make up tipis.

"Selesai." Ucapnya setelah menyemprotkan parfum ke tubuhnya.

Tok

Tok

"Non, di tunggu temennya dibawah."

"Iya bik. Sebentar." Teriak Nozela.

"Temen? Siapa?" Gumamnya.

Nozela segera membereskan tasnya, memakai sneakersnya lalu keluar dari kamar.

Tap

Tap

Nozela menuruni anak tangga dengan terburu-buru, sampai di ruang tamu dia terkejut melihat Leon tengah duduk sambil memainkan ponselnya.

"Leon." Panggilnya sambil berjalan mendekat.

Leon menoleh, hanya menoleh saja. Tak ada senyum sama sekali, namun Nozela tetap mendekat dan duduk disampingnya.

"Udah siap? Yuk berangkat." Ajaknya dengan nada datar.

Nozela menelan ludahnya, Leon yang biasanya penuh senyum dan perhatian kini berubah datar. Membuat Nozela sedikit takut.

"Non, sarapannya sudah siap. Tadi tuan sama nyonya berpesan katanya non boleh nggak tidur di rumah asalkan ngabarin tuan." Ucap asisten rumah tangga.

"Bawain bekal aja bik, nanti Ojel makan di kampus."

"Baik non, sebentar."

Nozela menundukkan kepalanya, dia merasa serba salah sekarang.

"Ini non bekalnya, jangan telat makan ya non nanti asam lambungnya naik."

"Makasih bik. Oh iya, nanti jangan lupa kasih obat smooky ya bik."

"Siap atuh non."

Nozela memasukkan bekalnya ke dalam tas, dia menoleh pada Leon sebentar sebelum berjalan lebih dulu. Nozela merasa beruntung memiliki Leon, meski tak diminta dia inisiatif menjemputnya untuk berangkat bersama.

Saat hendak membuka pintu mobil, tangan Leon sudah lebih dulu menarik handle mobil.

"Masuk."

Nozela mengangguk lalu masuk ke dalam, menyamankan duduknya lalu memasang sabuk pengaman. Leon mulai menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumah Nozela.

Sepanjang perjalanan menuju kampus, hanya ada keheningan di mobil mewah itu. Nozela memeilih menatap ke luar jendela, dia terlalu takut untuk memulai obrolan terlebih dulu.

Drrtt

Drrtt

Getaran ponsel dipangkuannya mengejutkan Nozela dari lamunannya. Dia tersenyum saat melihat nama papahnya di layar ponsel.

"Halo pah."

"Halo sayang, sudah berangkat ke kampus?"

"Udah pah, Ojel dijemput sama.." Nozela memelankan suaranya sambil sedikit melirik Leon dari ujung matanya.

"Ojel sama pacar Ojel, yang kemarin itu."

"Maafin papah sama mamah yang nggak pamit ke kamu tadi pagi."

"Nggak papa kok pah."

"Emm, Pah?"

"Ada apa? Mau minta tambahan uang jajan?"

"Tck, bukan itu. Tapi kalo mau ngasih tambahan nggak papa, rekening Ojel selalu terbuka buat di transfer."

"Itu sih maunya kamu. Mau ngomong apa, hem?"

"Kayanya Ojel mau nginep di kost Thalia aja deh pah, boleh ya?"

"Boleh aja, tapi apa nggak Thalia aja yang kamu ajak nginep di rumah?"

"Coba deh nanti Ojel ajak."

"Ya sudah, kalo gitu papah tutup teleponnya. Belajar yang rajin ya anak papah."

"Siap pah. Jangan lupa, pulang dari luar kota bawain Ojel adek ya." Ucapnya lalu tertawa.

"Gampang itu. Ya udah, papah tutup."

"Bay papah."

Tut.

Leon memperhatikan wajah kekasihnya yang terlihat lebih hidup setelah berbicara dengan papahnya, dia bisa melihat senyum Nozela yang masih terpatri di wajah cantiknya.

Tak lama, mobil Leon memasuki parkiran fakultas. Dia memarkirkan mobilnya, namun dengan sengaja tak membuka kunci pintu mobil.

"K-kita nggak keluar?" Tanya Nozela pelan.

"Nginep di apartemen aku."

Nozela membelakan matanya, dia memutar tubuhnya hingga sepenuhnya menghadap ke arah kekasihnya.

"Apa? Aku nggak salah denger kan?"

Leon menatap Nozela datar lalu mengangguk. "Iya, di apart aku ada dua kamar dan kamu bisa pakai salah satu."

"What? Yang bener aja, masa gue satu ruangan sama Leon. Ya meskipun dia cowok gue, tapi gue takut anjir." Batin Nozela.

Leon menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa? Nggak mau?"

Nozela menggaruk keningnya. "Bukan gitu Le, tapi..gimana ya jelasinnya."

"Kamu aja bisa nginep di tempat William, masa di tempat aku nggak bisa?"

"Astaga Leon, kamu masih bahas itu?"

Leon hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Kamu jangan salah paham Le, meskipun aku pernah nginep di rumah Liam tapi disana ada Luna sama art juga. Nggak cuma berduaan sama Liam aja, lagian aku juga niatnya nemenin Luna tidur sama dia."

"Jadi kamu nolak aku?"

Nozela mengerjabkan matanya beberapa kali. "Le."

Klik.

Terdengar suara kunci terbuka, Leon segera melepaskan seatbeltnya. Saat hendak meraih handle pintu, sebuah tangan mencekal tangannya.

"Oke fine, aku nginep di apartemen kamu."

Leon tersenyum penuh kemenangan.

"Tapi ada satu syarat."

"Apa?"

"Kita...kita anu.." Nozela menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia malu hendak mengatakannya.

Cup.

Tubuh Nozela membeku saat sebuah bibir hangat mencium bibirnya dengan cepat. Perlahan tangannya metaba bibirnya sendiri.

"First kiss gue." Batinnya.

Leon kembali mendekatkan wajahnya membuat Nozela sesikit memundurkan duduknya.

"First kiss kamu, hem?"

Tanpa sadar Nozela mengangguk, matanya terpaku pada manik hitam Leon. Terlihat senyum manis terukir dibibir Leon, dia merasa beruntung karena menjadi yang pertama untuk Nozela.

Leon semakin mendekatkan wajahny membuat Nozela sepontan memejamkan matanya, bibir mereka kembali bertemu namun hanya menempel saja. Leon memperhatikan mata Nozela yang memejam erat, dalam hati dia tersenyum geli.

Tok

Tok

Nozela segera mendorong tubuh Leon menjauh saat mendengar kaca mobil bagian kemudi di ketuk dari luar.

"A-ayo k-keluar." Ajak Nozela gugup.

Leon mengangguk lalu membuka pintu mobil, dia melihat William dan Clarissa berdiri di samping pintu mobilnya. Leon sebenarnya muak melihat wajah William, dia akui jika William sangat tampan dengan wajah blasteran seperti itu. Itu sebabnya dia takut jika Nozela mencintai sahabatnya sendiri.

"Kunci mobil lo." Ucap William.

"Makasih William." Ucap Nozela lalu menerima kunci mobilnya.

"Kami duluan ya Zel." Ucap Clarissa sambil tersenyum. Kali ini senyumannya terlihat tulus.

Nozela mengangguk, dia juga tak membalas Clarissa. "Tumben tuh orang ceria banget." Gumam Nozela.

"Mau sarapan di kelas atau di kantin?"

Pertanyaan Leon barusan membuyarkan lamunan Nozela. Dia menoleh ke Leon yang wajahnya sudah tak sedatar tadi.

"Kelas aja, takut nggak keburu."

Leon mengangguk, dia segera meraih jemari Nozela lalu menjaknya ke kelas. Seperti biasa, Leon selalu menjadi pusat perhatian. Beberapa mahasiswa memfoto mereka lalu mempostingnya ke base kampus.

1
Kasandra Kasandra
lanjut
akunnyamshhidupcmjrngup
Alooo kakak, boleh follback aku enggak????
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!