NovelToon NovelToon
Nikah Kilat Dengan Murid Ayah

Nikah Kilat Dengan Murid Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Keinginan terakhir sang ayah, membawa Dinda ke dalam sebuah pernikahan dengan seseorang yang hanya beberapa kali ia temui. Bahkan beliau meminta mereka berjanji agar tidak ada perceraian di pernikahan mereka.

Baktinya sebagai anak, membuat Dinda harus belajar menerima laki-laki yang berstatus suaminya dan mengubur perasaannya yang baru saja tumbuh.

“Aku akan memberikanmu waktu yang cukup untuk mulai mencintaiku. Tapi aku tetap akan marah jika kamu menyimpan perasaan untuk laki-laki lain.” ~ Adlan Abimanyu ~

Bagaimana kehidupan mereka berlangsung?

Note: Selamat datang di judul yang ke sekian dari author. Semoga para pembaca menikmati dan jika ada kesamaan alur, nama, dan tempat, semuanya murni kebetulan. Bukan hasil menyontek atau plagiat. Happy reading...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diamnya Dinda

Gara-gara nama “Meri”, Dinda menjadi tidak tenang dalam tidurnya dan saat mengajar, ia merasa gelisah. Entah sadar atau tidak, Dinda sedang cemburu hanya dengan mendengar nama perempuan dari mulut suaminya.

“Din, aku hari ini tidak bisa menjemputmu. Ada vendor yang ingin datang ke bengkel setelah makan siang.” Kata Adlan saat keduanya sarapan bersama.

“Iya, Kak. Tidak apa-apa. kalau sempat, nanti aku akan kesana untuk mengantarkan makan siang.”

“Makan siang sepertinya tidak perlu. Aku sudah janji untuk mentraktir anak-anak hari ini. Kalau kamu mau ke bengkel, datang saja!”

“Baiklah…”

Selesai sarapan, Dinda berpamitan lebih dulu dan berangkat sendiri dengan motornya. Adlan yang berangkat belakangan, menyempatkan untuk memberikan makan ikan yang ada di kolam.

“Sepertinya, sebentar lagi panen.” Gumam Adlan yang melihat ikan nila sudah berukuran lumayan besar.

Ketika berpindah ke kolam lele, Adlan melihat pertumbuhan ikan tidak merata. Hal ini disebabkan karena jatah pakan yang tidak merata. jika sudah seperti ini, ikan perlu dipisahkan berdasarkan ukuran agar ikan yang berukuran kecil tidak dimakan oleh ikan yang lebih besar.

Adlan menghubungi Pak RT untuk bertanya, apakah ada yang bisa membantunya menguras sekaligus memisahkan ikan karena dirinya masih kurang berpengalaman dalam mengurus ikan.

“Ada, Mas Adlan. Nanti coba saya hubungi orangnya. Kapan Mas Adlan perlunya.”

“Kalau bisa secepatnya, Pak.”

“Baik, Mas. Nanti saya kabari lagi.”

“Terima kasih, Pak.”

Setelah menghubungi Pak RT, Adlan masuk ke dalam rumah dan mengecek pintu dan jendela sebelum keluar.

Di sisi lain.

Dinda yang sedang mengajar di kelas sedang memeriksa pekerjaan rumah anak-anak. Ia sengaja tidak membahasnya lebih dulu agar anak-anak tahu letak kesalahan mereka dan tidak mengganti jawaban.

Hal ini Dinda lakukan karena dirinya pernah kecolongan. Meskipun pekerjaan rumah sudah diacak untuk dibahas bersama, beberapa murid masih bisa mengganti jawaban mereka sebelum mengumpulkannya untuk diberikan nilai.

Ini juga menjadi catatan untuk Dinda. Bagaimana caranya menanamkan kejujuran kepada anak didiknya.

Waktu berjalan, kelas selesai dan anak-anak berhambur keluar kelas setelah menjawab pertanyaan dan bersalaman dengan Dinda.

“Bu Dinda…” panggil Gibran.

“Iya, Pak Gibran.”

“Ini ada kotak nasi untuk Bu Dinda.”

“Dari mana, Pak?”

“Kenduri dari salah satu murid. Di dalamnya ada undangan pernikahan anaknya. Kalau berkenan, Bu Dinda bisa ikut menyumbang bersama guru yang lain.”

“Baik, Pak. Terima kasih.”

“Sama-sama, Bu.”

Dinda menganggukkan kepalanya dan pamit pulang. Sesampainya di rumah, lagi-lagi Dinda bingung dengan perasaannya.

Kali ini ia benar-benar tidak merasakan apapun saat berhadapan dengan Gibran. Ia bahkan sampai dengan sengaja menatap ke arah mata Gibran secara langsung, tetapi ia tetap tidak merasakan getaran yang pernah ia rasakan.

“Apa perasaanku benar-benar sudah terkubur?” gumamnya.

Dinda menggelengkan kepalanya. Ia segera mengganti pakaiannya dan makan siang dengan nasi kenduri yang didapatnya. Setelah selesai, Dinda bersiap berangkat ke bengkel Adlan.

Di perjalanan, Dinda singgah di sebuah warung gorengan. Ia membeli risol, bakwan, tahu isi dan tempe goreng beserta es teh untuk karyawan yang ada di bengkel.

Ini adalah kali pertama Dinda mendatangi bengkel Adlan, sebelumnya ia hanya lewat itu pun Mama Adlan yang memberitahunya.

“Cari siapa, Mbak?” tanya mekanik sambil mengelap tangannya yang kotor.

“Cari Kak Adlan.”

“Ada perlu apa?”

“Aku sudah janji akan kemari. Ini, untuk kalian.” Dinda menyerahkan bawaannya yang segera di terima oleh mekanik tersebut.

“Tunggu di sini sebentar, Mbak. Bos sedan gada tamu.” Dinda mengangguk dan duduk menunggu.

Baru menunggu sebentar, Dinda merasa ingin ke kamar mandi. Ia bertanya kepada mekanik yang sebelumnya, di mana toilet mereka. Mekanik tersebut menunjukkan toilet yang ada di bagian dalam bengkel.

Dinda berjalan melewati beberapa mekanik yang sedang melakukan pekerjaannya dan masuk ke dalam toilet.

“kamu sudah sampai? Kenapa tidak mengabariku?” tanya Adlan yang bertemu dengan Dinda yang baru saja keluar dari kamar mandi.

“Kata Mas Mekanik, Kakak sedan gada tamu. Jadi, aku menunggu di depan.” jawab Dinda seraya mencium punggung tangan suaminya.

Ragil yang ada di belakang Adlan menebak, perempuan yang ada di hadapan bosnya adalah Bu Bos.

“Selamat datang, Bu Bos!” seru Ragil yang segera menarik perhatian para mekanik.

Para mekanik yang sebelumnya mengira Dinda adalah teman Adlan, segera berbaris dan menyapanya.

Dinda sampai sungkan sendiri dengan sikap anak buah Adlan. Melihatnya, Adlan menyuruh mereka untuk kembali bekerja dan mengajak Dinda masuk ke ruangannya. Sebelum itu, Dinda mengambil barang bawaannya di depan.

“Kamu bawa apa?” tanya Adlan.

“Hanya gorengan. Khusus untuk Kakak yang tidak begitu suka gorengan, aku belikan kedelai dan jagung rebus.” Kata Dinda yang membongkar bawaannya.

“Aku lebih memilih yang lain.”

“Apa itu?”

Adlan mendekat dan melingkarkan tangannya di pinggang Dinda. Segera saja ia menempelkan bibirnya di bibir Dinda dan mulai menikmati candunya. Sayangnya, ketukan di pintu menghentikan buaian mereka.

“Bos, vendor datang!” seru Ragil dari luar.

“Oke!”

“Aku pergi sebentar. Kamu tunggu di sini! Kalau aku terlalu lama, kamu bisa ke rumah Mama lebih dulu.” Dinda mengangguk dengan wajah tersipu.

Ia merasa adrenalinnya terpacu saat berciuman dengan Adlan. Tidak hanya karena dirinya kini menikmatinya, tetapi juga karena mereka saat ini sedan gada di tempat Adlan bekerja.

Dinda duduk di sofa yang ada di pojokan ruangan. Ia membuka ponselnya dan mulai memainkan permainan mencocokkan gambar. Permainan jaman dulu yang dulu hanya bisa dimainkan di komputer, kini bisa ia akses lewat ponsel, membuatnya bernostalgia.

“Kakak sudah kembali?” tanya Dinda saat mendengar pintu ruangan terbuka.

“Kamu siapa?” tanya perempuan yang membuka pintu.

“Saya, Dinda. Anda?”

“Aku, Meri.”

Deg!

Dinda melihat penampilan Meri yang sangat modis dengan hijab pashmina yang melingkar di lehernya. Penampilannya sudah seperti beauty blogger yang pernah Dinda lihat di media sosial.

“Kalau Anda satang mencari Kak Adlan, dia tidak di sini.”

“Aku akan menunggu.” Kata Meri dengan santai dan duduk di kursi.

Dinda kembali ke sofa dan kembali memainkan ponselnya.

“Kamu apanya Adlan?”

“Saya…”

Belum sempat Dinda menjawab, Meri sudah menyelanya.

“Kamu tadi memanggilnya dengan sebutan, Kak. Aku tebak kamu adik sepupunya. Kenalkan, aku Meri. Aku sudah lama menyukai kakak sepupumu.” Dinda tidak bisa berkata-kata mendengarnya.

“Kamu tahu, tidak? Adlan adalah idola di kampus. Tidak hanya di kampus, bahkan saat SMA juga. Kami sudah mengenal sejak SMA karena Papa kami saling mengenal. Bahkan Adlan selalu membantuku saat kesusahan belajar atau ada tugas yang tidak aku mengerti.” Dinda hanya bisa mendengarkan tanpa bisa mengatakan yang sebenarnya.

“Dulu, Papa kami ingin menjodohkan kami. Tetapi Adlan menolaknya dengan alasan hanya menganggapku teman. Adlan sampai rela bertengkar dengan Papanya saat itu. Akhirnya rencana perjodohan itu tidak terjadi. Dan aku di sini akan mewujudkannya!”

“Kenapa dengan wajahmu? Apa kamu tidak setuju? Aku pastikan, saat kita menjadi saudara ipar, aku akan baik denganmu.” Dinda hanya bisa tersenyum dengan paksa.

Bagaimana ia harus menggambarkan perasaannya saat ini? Rasa Sukanya terhadap Adlan ternyata ada yang mendahuluinya. Apa dirinya bisa percaya diri menyukainya sekarang? Entahlah.

Meri melihat jam tangannya. Ia yang masih ada perlu lain, berpamitan kepada Dinda dan pergi. Perginya Meri membuat Dinda kembali merenungi perasaannya yang mulai tumbuh untuk suaminya.

Adlan yang sudah kembali sampai dibuat bingung dengan sikap Dinda yang tiba-tiba menjadi pendiam. Setiap perkataan Adlan hanya di jawabdengan anggukan dan gelengan oleh Dinda.

Merasa tidak beres, Adlan mengajak Dinda pulang untuk membicarakannya di rumah.

Di rumah, Dinda masih tidak buka suara. Ia tetap melakukan kegiatannya, seperti memasak dan membersihkan rumah. Tetapi tetap dengan sikap diamnya.

Taka tahan dengan diamnya Dinda, Adlan menghentikan tangan Dinda yang sedang mengaduk sop di panci.

“Kamu kenapa?”

.

.

.

.

.

Maaf hari ini hanya sempat satu bab...

1
𝐈𝐬𝐭𝐲
kenapa Dinda gak pindah sekolah aja ngajar di sekitar rumah baru saja dripada harus kekampung dia lagi...
indy
selamat berbulan madu
𝐈𝐬𝐭𝐲
namanya Adlan atau Aksa sih Thor🤔
Meymei: Maaf typo kak 🤭
total 1 replies
Dewi Masitoh
Adlan kak🤣kenapa salah ketik jd aksa🙏
Dewi Masitoh: baik kak🙏
total 2 replies
Fitri Yani
next
indy
kayaknya sdh bisa resepsi biar gak ada lagi yang julid. wah ternyata gibran naksir dinda juga
indy
nanti resepsinya setelah masa duka selesai
indy
lanjut kakak
indy
ada yang bertengger di pohon kelengkeng
𝐈𝐬𝐭𝐲
ceritanya bagus aku suka😍😍
Meymei: Terima kasih kakak… 😘
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
lanjuut Thor
𝐈𝐬𝐭𝐲
hadir Thor
indy
kasihan pak Lilik
indy
hadir kakak
Rian Moontero
mampiiir kak mey/Bye-Bye//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!