NovelToon NovelToon
Devil Become Angel

Devil Become Angel

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Seiring Waktu / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: La-Rayya

Winda Happy Azhari, seorang penulis novel yang memakai nama pena Happy terjerumus masuk bertransmigrasi ke dalam novel yang dia tulis sendiri. Di sana, dia menjadi tokoh antagonis atau penjahat dalam novel nya yang ditakdirkan mati di tangan pengawal pribadinya.

Tak mampu lepas dari kehidupan barunya, Happy hanya bisa menerimanya dan memutuskan untuk mengubah takdir yang telah dia tulis dalam novelnya itu dengan harapan dia tidak akan dibunuh oleh pengawal pribadinya. Tak peduli jika hidupnya menjadi sulit atau berantakan, selama ia masih hidup, dia akan berusaha melewatinya agar bisa kembali ke dunianya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi Ke Ibukota

Beberapa saat kemudian, Elizabeth kembali ke kamar setelah mandi yang cukup lama. Seperti biasa, Alex mengeringkan rambutnya sebelum berpakaian dan bersiap untuk makan malam.

Setelah makan malam, Elizabeth belum ingin kembali ke kamarnya. Dia menuju ke perpustakaan yang dia temukan setelah tersesat ke kandang kuda tadi siang. Alex mengikutinya di belakangnya seperti biasa.

Sambil mengusap-usap pinggiran buku dengan jarinya, Elizabeth mengambil satu buku yang menarik perhatiannya. Saat membaca bagian belakang buku itu, ternyata itu adalah buku dongeng. Dia tidak mengetahui ada dongeng dari dunia ini, jadi hal itu menarik minatnya.

Duduk di meja baca, Elizabeth menyalakan lampu baca dan mulai membaca buku. Alex pergi dan kembali membawakan teh yang menenangkan untuknya sementara dia membaca.

Setelah menuangkan teh untuknya, Elizabeth berhenti membaca dan menatap Alex.

"Alex, kamu tidak perlu tinggal denganku sampai aku kembali ke kamarku. Kamu boleh pulang kerja sekarang." Ucap Elizabeth.

Alex menggelengkan kepalanya.

"Sudah menjadi tugas dan kewajiban saya sebagai penjaga sekaligus pelayan pribadi untuk berada di sisi Nona." Ucap Alex.

'Ya sampai kau meracuniku...!' ucap Elizabeth dalam hati.

"Jika itu yang kau inginkan.." Ucap Elizabeth.

Dia lalu kembali memfokuskan perhatiannya pada bacaan, membalik halaman demi halaman, lupa berapa lama waktu telah berlalu hingga Alex bicara.

"Nona, sebaiknya Anda kembali ke kamar sekarang. Sudah hampir tengah malam." Ucap Alex.

Elizabeth menatap jam di perpustakaan, dia pun menyadari bahwa Alex benar. Dia terkesiap pelan sebelum menutup bukunya.

"Aku lupa betapa cepatnya waktu berlalu ketika kita bersenang-senang..." Ucap Elizabeth.

Dia lalu menoleh ke Alex dan mengangguk.

"Terima kasih sudah memberitahuku." Ucapnya.

"Tidak apa-apa, Nona." Balas Alex.

"Kalau kau tidak ada, aku pasti begadang sampai larut malam." Ucap Elizabeth terkekeh malu.

Alex tidak berkata apa-apa setelah itu, hanya mengikutinya sampai mereka tiba di kamarnya. Dia membungkuk dalam-dalam.

"Selamat tidur, Nona." Ucap Alex.

Elizabeth mengangguk hendak menutup pintu.

"Kau juga, Alex." Balas Elizabeth.

Dia menutup pintu dan meletakkan buku yang diambilnya dari perpustakaan di meja samping tempat tidur. Setelah berganti baju tidur, dia mematikan lampu dan bersiap tidur.

...****************...

Keesokan harinya Robert bertanya apakah dia ingin pergi ke kota bersamanya setelah sarapan.

"Apakah Kakak tidak pergi bekerja hari ini?" Tanya Elizabeth.

"Hari ini aku mengambil cuti kerja," ucapnya tersenyum.

Elizabeth membalas senyumannya.

"Baiklah, aku akan bersiap-siap." Ucapnya.

"Kamu lebih banyak tersenyum." Ucap Robert.

“Apakah ini aneh?" Tanya Elizabeth.

Robert menggelengkan kepalanya.

"Tidak, senyummu sangat manis." Ucapnya.

"Terima kasih." Balas Elizabeth.

Robert mengangguk.

"Aku akan menunggu di pintu masuk." Ucapnya lalu berbalik dan berjalan pergi.

Elizabeth lalu memanggil beberapa pelayan dan mereka membantunya berpakaian untuk pergi ke ibu kota. Mereka masih takut padanya, jadi Elizabeth tidak berbicara dan membiarkan mereka melakukan pekerjaan mereka. Setelah selesai didandani oleh para pelayan, Elizabeth meninggalkan kamarnya dan menuju pintu masuk tempat Robert menunggunya.

"Gaunmu lain dari biasanya," kata Robert saat melihatnya berjalan ke arahnya.

Rambutnya diikat ekor kuda tinggi dengan kepang di sisinya. Pakaiannya berupa gaun hijau muda sederhana dengan sedikit sulaman dan dilengkapi topi berwarna senada dengan gaunnya. Elizabeth tidak mengenakan aksesoris apa pun selain kalung sederhana.

Dia tersenyum dan sedikit membungkuk, "Terima kasih kakak, karena kita akan pergi ke ibu kota, kupikir lebih baik berpakaian sedikit lebih ringan dan nyaman." Ucap Elizabeth.

Kalau saja Elizabeth tidak memberi tahu para pelayan, mereka pasti sudah memberinya gaun-gaun yang biasa dikenakan Elizabeth yang sebelumnya. Melihat gaun-gaun itu saja sudah membuatnya Happy atau Elizabeth yang sekarang merasa lelah. Gaun-gaun itu terlalu mencolok dan berlebihan.

Gaun yang dikenakannya saat ini sangat cocok untuk jalan-jalan santai di ibu kota.

Robert dan Elizabeth naik kereta kuda sementara Alex duduk bersama kusir.

Perjalanan menuju kota memakan waktu hampir setengah jam. Mereka semua turun dari kereta kuda, dan Robert meminta kusir untuk kembali sekitar sore hari.

"Apakah kamu ingin melihat-lihat pertokoan?" Tanya Robert setelah kereta berangkat.

Elizabeth mengangguk, berusaha menahan kegembiraannya karena ini pertama kalinya dia meninggalkan kediaman mereka sejak dia datang ke dunia novel ini.

"Ya, tentu saja Kak." Jawab Elizabeth.

Robert menatapnya sebelum berbalik dan menutupi wajahnya.

"Elizabeth, kenapa kamu bisa lebih manis dari sebelumnya..."' Ucap Robert.

Elizabeth hanya tersenyum.

'Pernahkah aku menulis tentang dia yang punya hubungan baik dengan saudara perempuannya?' tanya Happy/Elizabeth dalam hati.

Mereka berjalan perlahan, Alex mengikuti dari belakang. Mereka berjalan di sekitar pasar yang menjual berbagai macam barang seperti makanan, pernak-pernik, dan barang-barang lain yang menarik perhatian Elizabeth.

"Aku akan membelikan apa pun yang kamu mau!"

Itu adalah hal yang Robert katakan setiap kali ada sesuatu yang menarik perhatian Elizabeth.

"Aku tahu kakak mau, tapi tolong tahan diri kakak. Aku lebih suka melihat-lihat barang-barang di etalase toko karena itu kebiasaanku yang tak pernah bisa hilang!" Balas Elizabeth.

Sekitar jam makan siang, keduanya memutuskan untuk pergi ke kafe populer yang disarankan Robert. Rupanya mereka punya jenis hidangan penutup baru yang sedang sangat populer.

"Katakan saja apa yang kau inginkan dan aku akan memesankannya untukmu, Elizabeth," kata Robert saat mereka melihat-lihat menu.

Begitu Elizabeth melihat menunya, dia merasa mual. Harganya sangat mahal! Satu porsi makanan di menu itu bisa seharga satu rak mi instan! Pantas saja ke mana pun dia memandang, kafe itu penuh dengan bangsawan dan pedagang kaya.

Elizabeth memesan makanan termurah yang bisa dia temukan di menu dan mengobrol dengan kakaknya sampai makanannya tiba di meja. Aromanya sangat harum dan rasanya luar biasa. Tapi sejujurnya Elizabeth tahu dia tidak akan sering ke sini, setelah melihat harganya.

Mereka menghabiskan makanan mereka hampir bersamaan dengan waktu mereka harus kembali pulang.

"Kakak," Elizabet menepuk lengan Robert untuk mendapatkan perhatiannya.

"Bisakah kita masuk ke sini?" Tanyanya sambil menunjuk ke sebuah toko buku.

Robert memandang ke toko buku, "Tentu..." Balasnya.

Mereka menuju ke dalam toko. Lonceng-lonceng berdentang riang saat mereka masuk dan melihat-lihat buku-buku.

"Selamat datang! Apa yang Anda cari?" Tanya pemilik toko sambil tersenyum.

"Ah, aku ingin melihat-lihat," jawab Elizabeth.

Pemilik toko mengangguk, "Tentu saja, silakan luangkan waktu Anda." Jawabnya.

"Terima kasih." Balas Elizabeth.

Robert pergi ke bagian lain yang sebagian besar berisi politik dan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan sementara Elizabeth menuju ke bagian yang berisi segala macam genre.

Bersambung...

1
gaby
Pelayan ko songong, pecat aja. Masa nona muda di bentak diem aja
gaby
Awal yg bagus & smoga rajin upnya sampai tamat
aku
ini menuju kmn? apa hilal nya blm kliatan?
Sri Supeni
semakin ruwet bagiku
Sri Supeni
ikut mikir
Sri Supeni
awal yg bagus
Dewi hartika
ceritanya seru lanjut...
aku
next tor
aku
lah....gaje bgt tuh putmah. 😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!