Sequel lanjutan dari novel My Teacher My Secret Husband
Merlinda , gadis cantik bermata bulat , berambut ikal tebal , dengan warna kulit kuning langsat .
Elin , seperti itu biasa orang memanggilnya , gadis periang , humoris , yang akan selalu membuat orang lain tertawa berada di dekatnya.
Setelah kepergian Gery , laki laki yang pertama kali membuatnya jatuh cinta namun kemudian pergi meninggalkan dirinya untuk selama lamanya.
Meninggalkan ia tanpa pesan , namun sejuta kenangan indah yang tidak mungkin di lupakan ,
sejauh apapun dirinya pergi kenangan indah , namun menyakitkan itu akan selalu mengiringinya.
Sekarang ia telah tumbuh menjadi perempuan dewasa yang cantik dengan tutur kata yang lembut , ia benar-benar tidak menyangka jika kedatangannya ke New York akan merubah cerita kehidupannya yang kelam.
Kisah cintanya kembali terjadi di kota itu , dan hal yang paling gila adalah kalau ternyata ia sedang berkencan dengan pemilik perusahan di tempat ia magang saat ini.
" Ini benar-benar gila " umpatnya tidak percaya.
~~~
" Dia kekasihku " ucap CEO tampan itu , bibirnya terus melengkung dan merasa begitu bahagia karena akhirnya ia mempunyai kesempatan untuk memperkenalkan wanita yang memiliki seutuh hatinya pada semua orang , " bahkan saat ini kami sedang merencanakan pernikahan , bukankah begitu nona Merlinda ? " tambahnya , membuat mata coklat milik Elin membulat dengan sempurna , bersama suasana yang tiba-tiba hening oleh rasa tidak percaya semua orang , bagaimana mungkin karyawan magang itu adalah calon istri CEO tampan yang di gilai hampir semua kaum perempuan muda di kota New York.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sary Bhieltha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana
" Kapan kau akan pulang Nona , ini sudah H-5 dari pernikahanku " ucap Amel kesal dalam sambungan panggilan video pada Elin.
" Apa pernikahanmu tidak akan terjadi jika aku tidak hadir " ujar Elin tertawa.
" Tentu " sahut Amel dengan wajah yang serius.
" huss jaga bicaramu , syarat pernikahan yang di perlukan hanya kedua mempelai ,wali dan saksi , tidak ada tertulis sahabat harus hadir disana " ujar Elin semakin tertawa.
" Tapi dalam pernikahanku itu ada , jangan membuatku kesal lin , sekarang bereskan barang barangmu dan pulang " ucap Amel dengan wajah kesal.
" Sabar Nona , aku akan pulang satu hari sebelum acaramu " sahut Elin sambil menyedu capucinno di tangannya , ntah sejak kapan perempuan itu menjadi penyuka minuman yang memiliki kadar kafein .
" What , satu hari sebelum acara pernikahanku baru kau akan pulang " teriak Amel dengan wajah tidak percaya .
" lin jangan bercanda , aku sudah menyiapkan gaun untuk kita foto bertiga dan dua hari lagi pengajian sebelum pernikahan akan di mulai dirumah dan aku ingin kalian mendampingiku " jelas Amel dengan semua cercahan paniknya.
" Maafkan aku mel , tugas kampusku menumpuk dan aku harus menyelesaikannya , bahkan sebenarnya aku tidak punya waktu untuk pulang tapi aku sempatkan untuk pulang satu hari sebelum pernikahanmu dan besoknya aku harus kembali lagi " jelas Elin dengan rasa bersalah.
" lin , kamu serius ? " tanya Amel lemah dengan wajah yang nampak begitu kecewa dan Elin menganggukkan kepalanya walau tidak tega melihat wajah sedih Amel.
" Aku sudah yakin persahabatan kita pasti akan berubah ketika salah satu dari kita berpisah " ucap Amel lirih dengan menundukkan wajahnya.
" Mel maafkan aku , tapi tidak ada yang berubah sedikit pun dari persahabatan kita " jelas Elin yang semakin merasa bersalah.
"itu katamu , tapi tidak untukku lin semua sudah berbeda , dulu tidak ada yang akan bisa menghalangi waktu kita untuk bersama , bahkan kita rela menunda dan menerima resiko apapun asal kita bisa have fun bersama dan sekarang... " jelas Amel menggantung
" Terimakasih tetap pulang walau kau sangat sibuk , sampai bertemu di sini " sambung Amel dan langsung memutup panggilan video mereka.
" ah aku tidak sabar untuk hari esok " ucap Elin sambil menghela nafas.
" Kau masih saja belum berubah , aku akan langsung menoyor kepalamu jika aku sudah sampai nanti " lanjut Elin dan menatap layar handphone yang masih menyala dengan tampilan panggilan yang baru di akhiri.
" ah , aku lupa kalau aku belum makan apapun sore ini " ucapnya lagi setelah melihat jam yang sudah menunjukan pukul delapan malam waktu New York , ia langsung bergegas mengambil mantel hangatnya karena di New York sedang berada di musim dingin dan segera beranjak untuk mencari makan malam untuknya sendiri ,
karena sejak tadi cacing di perutnya sudah berteriak , sedangkan di dalam lemari pendingin semua makanan sudah di kosongkan sebelum ia meninggalkannya untuk pulang ke Indonesia.
~
Drrrttt drrrtttt " handphone dalam saku Elin bergetar dengan panggilan masuk , ia mencoba merogoh sakunya walau tentengan belanjaan memenuhi tangannya.
" Kau sudah bisa mengangkat teleponmu " ucap seseorang yang langsung mengambil alih semua belanjaan Elin , dengan wajah yang masih kaget Elin mengangkat teleponnya dengan mata yang sesekali melirik kearah laki laki di hadapannya ini.
" ya hallo Green " sahut Elin dalam panggilan teleponnya , kemudian mensejajarkan langkahnya pada laki laki yang lebih dulu berjalan dan membawa semua belanjaannya.
" Jam berapa kau akan pulang besok ? " tanya Green di seberang telepon.
" Pagi pukul sembilan waktu take off ku dari sini , jadi kemungkinan sebelum malam aku sudah sampai di Jakarta " jelas Elin dengan kaki yang terus berjalan.
" Baguslah , kau tidak mengatakannya pada Amelkan ? "
" tentu tidak Nyonya vVrnandes, aku sudah mengatakan padanya kalau aku akan pulang satu hari sebelum pernikahannya dan seperti yang kau katakan , dia sangat kecewa dan mungkin marah padaku " jelas Elin sambil tertawa.
" dan aku hampir saja menangis melihat wajah kecewanya " lanjut Elin.
" Biarkan saja , dia memang perlu di kerjai sebelum hari pernikahannya " sahut Green tertawa.
" aku tidak bisa membayangkan seperti apa wajahnya nanti , setelah tahu kau bohong tentang hari kepulanganmu dan aku sangat tahu kalau sekarang dia sedang menangis di balik bantalnya " lanjut Green semakin tertawa.
" Kalau dia masih marah , aku akan mengatakan kalau semua ini adalah rencanamu " ujar Elin.
" Dia tidak akan berani marah lin , yang ada dia akan menangis karena terharu " sahut Green yang tidak berhenti tertawa.
" Baiklah , kau yang akan bertanggung jawab atas semua rencana ini "
" Tentu "
" Green aku sedang berada di luar sekarang, teleponnya aku tutup dulu " ucap Elin setelah berada di parkir mobil dan laki laki yang membawa belanjaannya sedang menunggu di sisi mobil sport hitam yang mungkin adalah miliknya.
" Astaga kenapa kau tidak bilang dari tadi , oke sampai bertemu disini , emm apa kau ingin aku menjemputmu besok ?"
" Tentu , jika Nyonya Vernandes tidak memiliki kesibukan " sahut Elin tertawa.
" seorang Nyonya tidak akan memiliki kesibukan " ujar Green sombong.
" oke , baiklah Nyonya sampai bertemu besok , bye "
" Bye " sahut Green di seberang kemudian mematikan sambungan teleponnya pada Elin.
" Hay Mike , terimakasih sudah membawa semua belanjaanku " ucap Elin dan berjalan menghampiri laki laki yang tadi mengambil alih semua belanjaannya.
" Your Welcome Nona " sahut Mike tersenyum.
" Ternyata kota New York begitu kecil dan kita bertemu di sini " ujar Elin basa basi.
" ia , tapi kau salah Nona , aku sudah mengikutimu sejak tadi " ucap Mike tersenyum sambil membuka pintu mobil dan menarik tangan Elin untuk masuk kedalam mobil sport miliknya .
" aku bisa pulang sendiri Mike "
" aku pikir kita tinggal di apartement yang sama " ucap Mike dan Elin terdiam dengan tubuh yang masih belum masuk kedalam mobil.
" Itu tidak sengaja lin sungguh aku bukan penguntit" ujar Mike tertawa karena melihat wajah panik Elin
"Aku baru saja pindah ke Leonard Street hari ini dan saat aku keluar aku melihatmu , dan ternyata kita pergi ketempat yang sama " jelas Mike dan Elin pelan pelan menghela nafas legah , ia cukup takut dengan orang yang baru ia kenal dan ini bukan kota asalnya , orang orang tidak akan menyadari jika terjadi sesuatu dengannya .
" Kau hampir membuatku takut Mike " ucap Elin dan laki laki itu hanya terus tertawa.
" Masuklah , aku tidak akan menculikmu " ujar Mike yang kembali membuka pintu mobilnya.
" Terimakasih untuk tumpangannya " ucap Elin tertawa yang kemudian duduk di kursi kemudi mobil Mike.
" Kita baru saja berteman dan aku sudah banyak menerima ucapan terimakasih darimu " sahut Mike yang sudah menjalankan mobilnya.
" Terimakasih adalah kata kata yang baik untuk memulai sebuah pertemanan Mike " ujar Elin
" Baiklah nona , kau bisa mengatakan kata kata baik itu sepuasnya" ucap Mike mengalah , Elin tersenyum dan kembali menatap kedepan jalan , sedangkan Mike masih tersenyum dan sesekali melirik kearah gadis mungil yang baru ia kenal beberapa hari ini.
jangan lupa vote , like dan coment🤗
dan sekali lagi terimakasih atas segala dukungannya🙏😇💚
si elin aj gk ketauan ending nya
aku membacanya lagi dan lagi.
eline suka cerita elin😁