Sarah

Rahmat kini di kamar ia menyusun rencana yang akan di lakukannya supaya ia bisa segera menemukan Sarah,apa Satrio tau tujuannya ada disini? Jika Satrio tau tentang dirinya ia harus segera menemukan Sarah sebelum terjadi apa-apa padanya ia takut Satrio akan berbuat lebih kejam lagi pada Sarah .

Keesokan sorenya Rahmat mendatangi tempat di mana ia dan dewi juga Icha datangi kemarin tapi bukan dari belakang sekolah melainkan dari wilayah laki-laki ia berjalan menyusuri tembok dan berhenti ia yakin itu adalah tempat yang kemarin ia datangi tapi dari arah yang berbeda karena memang terhalang oleh pagar panjang yang membatasinya. Rahmat berhenti di sebuah rumah yang ternyata itu kediaman ustadz Satrio dan keluarga ."ternyata Sarah di sembunyikan di rumah suaminya sendiri."gumamnya.Ia berpikir bagaimana cara bisa masuk diam-diam tanpa ketahuan.

ia mencari celah pagar yang terlalu tinggi dan melompatinya. Karena rumah itu lumayan besar dan di kelilingi oleh pagar dengan halaman yang cukup luas,ia berjalan mengendap-endap jangan sampai ada yang melihatnya di sini karena jika ada yang melihat akan sangat bahaya.

Rahmat berjalan menyusuri dinding rumah itu di ujung ia melihat ada sebuah gudang kecil hatinya meyakini itu adalah tempat di mana Sarah di kurung selama ini karena hanya ruangan itu yang menempel langsung dengan tembok pagar pembatas.namun ketika ia sampai di sebuah jendela dengan hordeng yang tak tertutup seluruhnya ia mendengar suara percakapan dua orang di dalamnya.

"kenapa kau sangat lancang tanpa bertanya dulu padaku? lama-lama kau semakin kurang ajar!!"teriak seorang lelaki di dalam sedang memaki.rahmat langsung menajamkan pendengarannya apa yang sedang orang dua itu bicarakan, pelan-pelan ia mengintip dari balik hordeng yang terbuka sedikit terlihat ada dua orang yaitu ustadz Satrio dan seorang wanita berpakaian gamis panjang yang memunggunginya.

"kenapa kau hanya memikirkan wanita itu ?bukankah kau sudah tau jika dia telah mengkhianati mu lebih dahulu?apa kau tak pernah melihat pengorbanan ku selama ini?aku hanya berusaha menjauhkannya dari mu ?"ucapnya membalas teriakan Satrio.

Satrio langsung mencekik leher wanita itu sehingga membuat wanita itu terdorong ke dinding.

"ku katakan padamu jangan pernah ikut campur urusanku dengannya ,atau aku tidak segan-segan untuk mengakhiri pengobatan adik sepupu mu yang satu-satunya keluarga dalam hidup mu yang malang itu,kau mengerti itu Nurul !!"ucapnya dengan mata yang melotot dan cengkraman yang semakin kuat tapi melihat wanita di depannya itu seperti sudah tak berdaya ia langsung melepaskan cengkeramannya membuat wanita itu langsung jatuh ke lantai.

Rahmat yang melihat kejadian itu langsung syok ia tak menyangka jika laki-laki yang di nikahi Sarah sangat kasar pada wanita ia tak bisa membayangkan bagaimana Sarah di perlakukan orang seperti itu.

"Nurul??"gumam Rahmat ia berpikir siapa wanita yang bernama Nurul itu.apa wanita yang bercadar menyamar jadi Sarah bernama Nurul atau ada wanita lain yang bernama Nurul menjadi kekasih Satrio juga ? batinnya bertanya-tanya pasti ada hal yang lebih besar yang sedang di sembunyikan di balik ini semua.

"cepat kau kasih tau dimana dia sekarang?"ucap Satrio yang kini berjongkok menatap Nurul yang kini sudah lemas dan tertunduk .

plakkkk...

sebuah tamparan keras jatuh ke pipi Nurul"cepat katakan wanita pela**r jika kau masih ingin hidup?" Nurul yang merima tamparan keras itu hanya tertunduk menahan rasa sakit di pipinya dengan sedikit darah kini mengalir di ujung bibirnya.

Ting...nong suara bel rumah berbunyi...

mendengar itu Satrio langsung menoleh..

Ting...nong... suara bel kembali berbunyi.

Satrio Langsung berdiri dan segera merapikan rambutnya dan pakaiannya .

"kau tunggu di sini Jagan keluar!!"ucapnya melirik Nurul yang masih tertunduk di lantai,lalu ia pergi dari kamar itu dan mengunci pintu kamarnya lalu membuka pintu ,siapa yang datang menemuinya .

melihat Satrio yang pergi Rahmat langsung menutup ponselnya ternyata ia merekam secara diam-diam dan berjalan menuju gudang kecil tempat Sarah di sekap selama ini, walaupun ia sudah tau tak ada lagi Sarah di sana ,tapi ia tetap ingin melihat tempat Sarah selama ini di kurung jadi ia putuskan tetap mengobati rasa penasarannya.

sekilas ada bayangan yang lewat Nurul langsung berjalan mendekati jendela itu di bukanya hordeng itu lebar-lebar ternyata tak ada siapa-siapa di sana ."mungkin aku berhalusinasi? kepalaku sangat pusing!! dasar Satrio bre*ngs*k"gumamnya sendiri dan langsung menutup kembali hordeng itu rapat-rapat ia takut jika nanti ada yang melihatnya ,ia harus tetap hati-hati dan waspada.

Rahmat yang kaget kerena tiba-tiba Nurul menghampirinya dan melihat ke luar jendela segera bersembunyi di balik tembok rumah itu jantung nya berdebar kencang untung saja wanita itu tak melihat nya .bisa-bisa ini jadi bencana besar.

ia langsung berlari menuju gudang itu.di lihatnya ternyata gudang itu tak terkunci ia yakin kalau tadi Satrio datang ke sini mangkanya pintu ini bisa tak terkunci. Ia berjalan masuk, betapa terkejutnya ia mencium bau yang sangat tidak sedap seperti bau Pesing dengan suasana ruang gelap .ada banyak barang di sana ada kasur kecil yang sudah lusuh sepertinya tak pernah di cuci ia melihat ada selembar sajadah dan sebuah Al-Qur'an kecil ia membuka di lembar pertama ia membuka bertuliskan" for Sarah" air matanya terjatuh ia ingat ini adalah Al-Qur'an mini yang pernah di belikannya untuk Sarah ketika ia masih jadi siswi di sini.melihat tempat itu yang kumuh dan tak layak di huni manusia hatinya merasa sangat sedih bagaimana bisa wanita yang sangat ia cintai dulu yang ia kira hidupnya sudah bahagia dengan pria pilihan keluarganya bisa menjalani kehidupan mengerikan seperti ini.

***

"pak kyai keluarga dari mantan siswi bernama ulfa datang !! mereka meminta bertemu langsung dengan pak kyai" mendengar itu wajah Satrio langsung pucat.

"bilang saja aku sedang tak bisa di temui!!"jawabnya dengan ketus.

"tapi pak keluarganya datang dengan marah-marah,jika di biarkan akan mempengaruhi para keluarga santri yang lain apalagi hari ini hari kunjungan keluarga para santri!!"ujar pak arif salah satu staf kantor.satrio tampak berfikir omongan pak arif memang benar jika ia biarkan masalah ini bisa jadi kemana-mana apa lagi sedang banyak para wali murid yang sedang berkunjung.

"baiklah!!kau tunggu di sini dulu .aku mengambil peci ku dulu!!"ucapnya langsung masuk kedalam rumah mengambil peci di dalam kamarnya,ia membuka kunci di sana ada Nurul yang sedang terduduk di atas kasur.

"aku akan pergi dulu .kita bicarakan ini lagi nanti malam "ucapnya lalu pergi lagi meninggalkan kamar itu dan juga rumahnya ,Nurul hanya menoleh sekilas dengan tatapan tajamnya.

"aaaaaaakhhhh..."teriaknya Nurul sambil melemparkan barang-barang yang ada di sana .