NovelToon NovelToon
JODOH WASIAT DEMANG

JODOH WASIAT DEMANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:621
Nilai: 5
Nama Author: DUOELFA

"Genduk Mara, putu nayune Simbah Demang. Tak perlulah engkau mengetahui jati diriku yang sebenarnya. Aku ingin anak turunku kelak tidak terlalu membanggakan para leluhurnya hingga ia lupa untuk selalu berusaha membangun kehidupannya sendiri. Tak ada yang perlu dibanggakan dari simbah Demangmu yang hanya seorang putra dari perempuan biasa yang secara kebetulan menjadi selir di kerajaan Majapahit. Kuharapkan di masa sekarang ini, engkau menjadi pribadi yang kuat karena engkau mengemban amanah dariku yaitu menerima perjodohan dari trah selir kerajaan Ngayogyakarta. Inilah mimpi untukmu, agar engkau mengetahui semua seluk beluk perjodohan ini dengan terperinci agar tidak terjadi kesalahpahaman. Satu hal yang harus kamu tahu Genduk Mara, putuku. Simbah Demang sudah berusaha menolak perjodohan karena trah mereka lebih unggul. Tapi ternyata ini berakibat fatal bagi seluruh keturunanku kelak. Maafkanlah mbah Demang ya Nduk," ucap Mbah Demang padaku seraya mengatupkan kedua tangannya padaku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DUOELFA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

"Juga coba tolong Raden tanyakan ke Paijo. Kapan ia siap menikah? Kapan ia membawa calon istrinya ke Kadiri? Sukur-syukur bisa menikah sekalian bareng radennya.

"Inggih mbah Ibu. Besok akan dalem tanyakan padanya."

"Pernikahan ini akan mbah Ibu persiapkan dalam waktu dua minggu lagi. Raden juga jangan lupa untuk mempersiapkan mahar dan wali nikah untuk Lastri. Mengingat hubungan Lastri dengan Pak dhe nya sedang kurang baik, persiapkan juga wali hakim untuk berjaga-jaga bila Pak dhe Lastri tidak mau menikahkan keponakannya tersebut."

"Inggih mbah Ibu."

Malam itu, Raden Mas demang tidak bisa memejamkan mata. Ia merasa sangat bahagia karena sebentar lagi akan menikahi perempuan yang sambat dicintainya. Perempuan yang saat ini tengah beristirahat di sentong bale rumah karena masa pemulihan setelah hanyut di sungai siang tadi. 

Ternyata untuk mengakui adanya cinta di dalam hati, raden Mas Demang membutuhkan kejadian yang begitu menyayat hati yaitu dengan hanyutnya Lastri di sungai. Rasa takut kehilangan perempuan yang dicintai, membuat perasaan cinta itu muncul begitu saja di permukaan. 

"Aku tresno karo sliramu, Lastri," ucap lirih Raden Mas demang.

Raden mas Demang tetap tidak bisa memejamkan mata meski telah waktu bergulir hingga larut malam. Ia berjalan ke arah kamarnya yang berada di sentong dapur. Sekilas dilihatnya lampu ublik di kamar Paijo masih menyala, pertanda jongosnya itu belum tidur malam.

"Urung turu Jo?" tanya Raden Mas Demang ingin tahu. 

"Dereng Raden."

"Ayo ngobrol karo aku nek pawon Jo. Aku pengen ngomong penting banget karo awakmu."

"Jo, kapan awakmu rencana nang Japan?" tanya Raden Mas Demang setelah mereka berdua saling berhadapan. 

"Benjeng raden kula ajeng teng Japan."

"Mbah ibu matur awake dewe nikah barengan. Lek awakmu lagi nang Japan, ojo lali calon bojone dikabari. Sukur iso langsung digowo nang Kadiri. Ojo lali. Suket ngarep Omah dibesiki sing resik. Omah yo ojo lali diresiki."

"Raden, calon bojo njenengan dikabari nopo mboten?"

"Calon sing endi tho?"

"Yang masih ada kerabat dengan Putra selir I Raden."

"Ratna po?"

Lastri berencana pergi ke kamar mandi. Perempuan itu tak sengaja mendengarkan percakapan Raden mas demang dan Paijo yang tengah berada di dapur tersebut. Ia memutuskan untuk kembali ke kamar mbale perempuan itu. Perempuan itu tak sempat mendengarkan lanjutan percakapan mereka

"Jo paijo. Sopo sing gelem rabi karo Ratna. Aku tahu itu, rencana perjodohan ini adalah tipu muslihat dari Putra selir I agar aku mendapatkan perempuan yang memiliki tabiat kurang baik agar hidupku dan mbah ibu semakin tidak merasa bahagia. Biar hidupku tambah sengsara karena gaya hidup Ratna yang sangat semugih itu. Meski surat perintah untuk menikah itu datang padaku, surat itu akan kuanggap sebagai angin lalu. Bila kamu ketemu Putra Selir I, kamu bilang saja. Raden Soemitro sudah mau menikah sama perempuan pribumi. Kamu bilang saja kalau aku ikut acara buka selambu, opo aku wis hamilin anak orang. Wis ora opo. Ben elek sisan jenengku menurut kang mas putra Selir I iku. Cek tego banget mereka ki jodohne aku karo perempuan sing koyo Ratna ngunu kui? Koyo ora ono perempuan liya sing luwih apik wae."

"Bila Lastri sudah sembuh, aku akan segera menikahinya. Wis ra bakalan tak pikir surat perintah kui soko Putra Selir I kui. Persetan dengan surat perintah sing ora mikir perasaan wong liyo babar blas ngunu kui. Mending aku menikahi perempuan pribumi yang memiliki sopan santun serta memiliki sifat yang baik daripada menikah dengan perempuan bangsawan, tapi memiliki pribadi yang sangat buruk. Perempuan itu juga kerap kali memandang rendah nang rakyat jelata. Wong darah yang mengalir di tubuh saya ini separuh darah Raja dan separuhnya darah rakyat jelata. Bila terus-terusan dihina dan direndahkan harkat dan martabatnya, siapa juga yang akan terima dan mau diperlakukan koyo ngunu kui?"

"Inggih Raden. Dalem yo mboten purun lek ngoten niku."

"Jo, Rencanamu arep rabi nek Kadiri kene wae, opo nek Japan?"

"Dalem pengen rabi wonten Kadiri mawon. Sarengan kalih Raden."

"Aku arep menikah dua minggu lagi. kalau menikah di sini, minta calonmu segera pindah ke sini. Ben tak uruse rabimu."

"Inggih Raden."

"Nanti pas aku wayahe malam pertama karo bojoku,Lastri, aku tak manggen nek Surau. Kamu di rumah ini. Wes ngono ae welingku nyang awakmu. Ojo mbok bantah pokoke."

"Kok jenengan di Surau tho den?"

"Mosok malam pertama aku iseh kudu ngrungokne olehmu ngorok to jo? Yo aku tak ganti ngrungokne suarane bojoku tho. Karo ben ojo enek sing ganggu malam pertamaku," seloroh Raden mas demang dengan tawa yang lebar. 

"Tapi lek dalem manggen teng sentong dapur, kulo sing isin kaleh Mbah Ibu nek malam pertama raden. Mengke lek mbah ibu mireng pripun?"

"Mbok kiro aku ora isin tho jo? Aku yo isin sak pol e karo mbah Ibu."

"Wah iki. Raden, raden. Dalem ciloko, ciloko."

Di sentong Bale, lastri duduk bersimpuh.Ia meneteskan air mata yang tak bisa terbendung dari kedua matanya. 

"Ternyata Raden Mas Demang menerima perjodohan dari putra Selir I. Ia telah memiliki calon istri di japan yang juga seorang keturunan bangsawan. Seorang calon istri yang sama-sama memiliki keturunan seorang darah biru juga. Saat di sungai, setelah aku hanyut karena mengikuti baju raden mas Demang yang hanyut, ia menyatakan cinta yang begitu tulus padaku. Ia juga takut kehilanganku. Apakah cinta Raden Mas Demang itu hanyalah cinta yang semu untukku? Rasa cinta padaku dan rasa takut kehilanganku, apakah itu semua hanyalah kepalsuan semata? Ia juga berkata padaku bahwasanya ia tidak akan bersanding dengan perempuan lain. Tapi raden mas demang tadi mengatakan bahwa calon istrinya yang bernama Ratna dari Japan? Aku sungguh tak sanggup melihat raden bersanding dengan perempuan lain. Aku aku akan memilih menghilang dari kehidupan raden. Aku akan menjauh dari Raden Mas demang karena aku sungguh tak sanggup bila melihatnya bersanding dengan perempuan lain. Sungguh rasa cinta ini, janji ini, janji untuk menyerahkan jiwa dan hidupku pada Raden karena ia telah menyelamatkan kehormatanku, masih begitu membelenggu hidupku hingga sampai kapanpun. Tuhan Aku sungguh mencintai Raden Soemitro, Raden Mas Demang. Tapi aku juga menyadari, siapalah diri ini yang hanya rakyat jelata dan bukan keturunan bangsawan. Tapi ada sisi cemburu yang begitu besar bila aku tak bisa bersamanya. Lebih baik aku memilih untuk pergi saja dari kota ini. Aku akan berencana untuk pergi ke kota Soerabaja. Aku akan pergi sejauh jauhnya agar aku bisa melupakan janjiku pada Raden Mas Demang," ucap lirih soelastri sambil meneteskan air mata di kedua pipinya yang putih. 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!