Kehidupan Fania yang awalnya penuh dengan warna. Dan kebahagian, tiba-tiba saja kebahagiaan itu pergi menghilang bersama orang yang ia sayangi.
FANIA: mengapa kamu akan meninggalkanku untuk selamanya, Basjara? katanya kamu mencintaiku dan berjanji tidak akan meninggalkanku, lalu dimana janjimu itu?
BASKARA: maafkan aku, Fania! ini sudah menjadi takdir kita. tolong berbahagia! kamu masih bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dariku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butterfly56, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Baskara melepaskan celana Fania secara perlahan. Disa na Baskara melihat celana dalam milik Fania yang berwarna pink lucu. Baskara membuka celana dalam itu dan terlihatlah rahim Fania yang berwarna pink.
Baskara mulai mengelus nya secara perlahan. Dan itu membuat Fania merasa geli. Fania sedikit mendesah. Baskara secara perlahan memasukkan jari tengahnya kedalam sana.
Baskara menggerakkan jarinya maju mundur. Baskara memasukkan jarinya sangat perlahan-lahan agar Fania tidak sakit. Akhirnya keluar cairan putih lengket dari sana.
Baskara mengeluarkan jarinya dengan perlahan. Kini Baskara mulai menyirami tubuh Fania dengan air dingin. Setelah itu Baskara menyabuni tubuh Fania secara rata.
Kini tubuh Fania penuh dengan busa-busa sabun itu. Baskara menggosokkan sabun itu keseluruhan tubuh Fania. Baskara mulai menyirami tubuh Fania kembali agar busa-busa sabun itu hilang.
Baskara kini mendekatkan benda pusakanya dihadapan Fania. Fania langsung memejamkan matanya.
"Buka mata kamu, Sayang! Jangan ditutup. Kamu takut hm?" tanya Baskara.
"Udah tau pake nanya" ketus Fania.
"Buka mata kamu. Jika tidak aku akan memasukkannya kedalam rahimmu" ancam nya.
Fania mencoba membuka matanya secara perlahan. Fania kini melihat benda panjang dan besar itu. Baskara mulai mengelus benda pusakanya itu membuat Fania takut dan tegang.
Baskara tahu jika Fania takut. Dengan sengaja Baskara menakut-nakuti Fania. Dan itu lebih membuat Fania takut.
Baskara mendekatkan benda pusakanya ke rahim Fania. Fania menjauhi Baskara. Karena kamar mandi itu tidak terlalu luas, jadi susah untuk Fania menghindar.
"Mau apa kamu? Ini belum malam. Jauhin itu dariku, aaa.. Plis jauhin gua takut banget" ucap Fania teriak.
"G-gua? Siapa yang mengajarimu begitu? Aku tidak suka ada kata gua diantara kita" ucap Baskara.
"Lagi pula aku tidak akan melakukan apapun. Aku akan melakukannya nanti malam. Mau tidak mau kamu harus mau" sambungnya.
"Ya sudah keluar dulu kamu. Aku akan mandi sendiri" perintah Baskara.
Kini Fania keluar dari kamar mandi itu dan meninggalkan Baskara sendiri. Didalam kamar mandi Baskara mulai menyabuni tubuhnya. Dia menggosokkan sabun keseluruh badannya.
Setelah itu Baskara membasahi rambutnya dengan sampo. Sesudah Baskara membersihkan rambutnya dia mulai menggosok gigi. Tak lama kemudian, Baskara sudah selesai.
Kini dia keluar dari kamar mandi dengan handuknya. Disana Baskara mengambil bajunya didalam lemari. Baskara mulai menggunakan pa lainnya.
Setelah selesai, Baskara keluar dari kamar meninggalkan Fania tanpa berkata apapun. Fania hanya terdiam, dia tahu pasti Baskara saat ini marah kepadanya.
Fania mulai menggunakan ponselnya. Tiba-tiba saja ada yang mengirimkan pesan kepadanya.
Ting!
Unknown: halo cantik! Aku aku akan mengambil suami kamu
Unknown: kamu harus hati-hati ya, nanti malam aku akan menggagalkan malam pertammu dengan Baskara
Unknown: aku akan merusak pernikahan kalian, akan ku pastikan kalian cerai besok
End..
Fania meletakkan hpnya diatas meja. Dia tidak tahu siapa orang yang mengirimkan pesan kepadanya. Tiba-tiba saja Baskara kembali kedalam kamar.
Baskara meminta Fania agar segera turun untuk makan. Ternyata tadi Baskara itu menyiapkan makanan untuk Fania. Fania kini turun kebawah bersama suaminya.
Disana ada berbagai macam masakan. Masakan itu terlihat sangat enak. Fania tidak nyangka kalau Baskara juga ternyata bisa masak.
"Ini kamu semua yang masak?" tanya Fania.
"Ya iyalah, kalo bukan aku siapa lagi? Lagi pula disini belum ada ART" jelas Baskara.
"Ya siapa tau kamu belikan"
"Liat tuh dapur, berantakan gitu. Berarti tandanya makanan itu aku yang masak. Udah cobain aja pasti nanti kamu ketagihan" ucap Baskara.
Fania mulai mencicipi masakan Baskara. Ternyata masakan itu sangatlah enak. Sampai Fania menambah sampai 3 piring penuh.
Baskara senang jika Fania menyukai masakannya itu. Baskara dari dulu sudah diajarkan memasak oleh mamanya. Jadi wajar jika saat ini dia pandai memasak.
Setelah selesai Fania membawa piring kotor itu kedapur. Fania juga mencucinya. Kini Fania sedang mencuci piring itu sampai bersih. Tiba-tiba saja Baskara memeluknya dari belakang dengan erat.
"Aku sangat menyayangimu, Fania! Aku akan menjagamu sampai kapanpun. Bahkan aku rela mati demi kamu" ucapnya.
Fania hanya menoleh saja. Dia kini masih mencuci piring itu. Setelah selesai Fania dan Baskara menuju ke ruang tamu. Disana mereka berdua menonton TV bersama.
Mereka sangat asik menonton sinetron di TV itu. Tiba-tiba saja ada seseorang yang mengetok pintu rumah mereka.
Tok! Tok! Tok!
Fania membukakan pintu itu. Terlihatlah sosok perempuan dihadapannya. Perempuan itu membawa koper yang cukup besar.
Perempuan itu yang datang kepernikahan mereka siang tadi. Perempuan itu berlari kearah Baskara. Tiba-tiba saja perempuan itu memeluk tubuh Baskara.
"Baskara kita bertemu lagi" ucap perempuan itu.
"Lepaskan pelukanmu dariku, Nadia" perintah Baskara.
Ya, dia adalah Nadia Askarita. Teman kecil Baskara. Dulu Nadia dan Baskara sangatlah dekat, tapi sekarang mereka sudah asing. Dikarenakan mereka berpisah, dulu orang tua Nadia mengajaknya untuk keluar negeri.
Dan sekarang, Nadia sudah kembali. Nadia cewe yang terkenal cantik didalam sircle pertemanan mereka dulu. Tapi itu hanya dulu, bukan sekarang.
"Ngapain kamu kembali? Aku tidak menyuruhmu untuk kembali kemari" ucap Baskara.
"Baskara! Aku mencintaimu, aku menyangimu. Tapi mengapa kamu malah menikahi wanita kampungan dan jelek seperti dia" ucap Nadia masih memeluk tubuh Baskara.
Fania masih berdiri tepat didepan pintu. Fania disana hanya melihat suami dan teman lamanya yang berpelukan. Eh maksudnya temannya yang memeluk suaminya.
Fania benar-benar melihat mereka berdua yang asik mengobrol. Fania sedikit cemburu tapi dia hanya diam. Diam menyimpan rasa cemburu itu rapat-rapat.
Baskara melepaskan pelukan Nadia dari tubuhnya. Baskara kini menuju kearah istrinya. Dia membawa Fania duduk di pangkuannya. Itu membuat Nadia cemburu.
"Ih! Kamu kenapa malah sama wanita jelek itu sih. Minggir kamu dari situ" Nadia mencoba untuk menyingkirkan Fania dari Baskara.
"Stop Nadia! Jaga sikap kamu itu, jika tidak lebih baik kamu keluar dari rumahku!" perintah Baskara.
Nadia hanya diam. Diam karena kesal dengan perkataan Baskara. Padahal Nadia sangat tidak suka jika Fania dekat-dekat dengan Baskara.
Nadia akan menginap dirumah Baskara untuk sementara waktu. Pasti nantinya dia akan mengganggu Fania dan Baskara terus menerus.
Hari sudah malam, Baskara dan Fania kini sudah berada didalam kamar. Kini waktunya Baskara dan Fania untuk melakukan malam pertama.
Baskara mencoba menggoda Fania. Tiba-tiba saja, Nadia masuk kedalam kamar mereka. Nadia merebahkan tubuhnya dikasur. Ya, tepatnya di tengah-tengah Baskara dan Fania.
"Pergi kamu Nadia. Ngapain kamu kemari? Malam ini malam pertamaku, kamu jangan mengganggu kami"
Nadia bisa masuk kedalam kamar itu karena Baskara lupa untuk mengunci pintu kamar. Nadia tidak mau pergi dari sana, Nadia akan tetap berada disana.
"Cepat kamu kembali ke kamar yang sudah aku sediakan" perintah Baskara.
"Aku tidak mau. Aku takut tidur sendiri, biarkan aku tidur disini" ucap Nadia memohon-mohon.
Akhirnya Baskara membiarkan Nadia disana. Baskara dan Fania kini tidak jadi melakukan malam pertamanya. Hati Nadia sangat puas, karena dia berhasil menggagalkan malam pertama Baskara.
'Yes berhasil!' batin Nadia merasa puas.
Keesokan harinya, Fania terbangun dari tidurnya. Dia melihat Nadia yang memeluk suaminya. Fania langsung melepaskan pelukan Nadia terhadap Baskara.
Dan itu membuat Baskara terbangun. Baskara kini melihat wajah Fania yang terlihat sangat kesal.
"Kamu kenapa sayang? Kenapa wajahmu terlihat kesal begitu hmm" tanya Baskara.
"Apa kamu tidak merasakan jika Nadia dari semalam memelukmu? Apa kamu nyaman dengan pelukan itu?"
"Nadia? Jadi semalam yang memelukku itu Nadia? Aku kira itu kamu Sayang. Ma-maafkan aku, aku tidak tahu" jelas Baskara dengan jujur.
Baskara mengajak istrinya untuk mandi bersama. Kini mereka sudah didalam kamar mandi. Baskara kini mencoba untuk melakukan hal kemaren sore saat mereka mandi.
Tiba-tiba saja...
Brak! Brak! Brak!
Nadia menggedor-gedor pintu kamar mandi sehingga terbuka. Lagi dan lagi Baskara lupa untuk mengunci pintu itu. Disana terlihatlah Nadia yang terus memandangi mereka dengan tatapan tahan dan cemberut.
"Ih!! Kalian kenapa mandi berduaan? Aku kan juga mau ikutan" ucap Nadia.
Baskara tak habis pikir dengan perkataan Nadia baru saja. Semalam Nadia sudah mengacaukan malam pertama Baskara, dan sekarang? Dia juga akan ikut mandi bersama mereka? Yang benar saja.
"Cukup Nadia! Jangan menguji kesabaran ku kamu. Semalam kamu sudah mengacaukan malam pertama kita. Dan sekarang kamu mau ikut kita mandi? Kamu bukan siapa-siapa ku Nadia" bentak Baskara.
"Dia juga bukan siapa-siapa mu. Dia hanya pembantu yang jelek disini"
Plak!
Satu tamparan mendarat di pipi Nadia. Kini pipi Nadia berdarah karena tamparan yang cukup keras dari Baskara. Baskara benar-benar merasa bersalah kepada Nadia. Kini Baskara mengobati luka di pipi Nadia itu dan menyuruh Fania untuk mandi sendiri.
Fania sangat puas jika Baskara dan Fania tidak jadi mandi bersama. Saat Baskara mengobati lukanya itu, dia mencoba menggoda Baskara. Nadia mulai memegang wajah Baskara dengan lembut. Dan dia mengatakan beberapa kata yang romantis kepada Baskara.
Nadia kini sedikit memegang benda pusaka milik Baskara yang berada didalam celananya. Baskara menghempaskan tangan Nadia yang tidak sopan itu.
"Hentikan Nadia! Jangan keterlaluan kamu. Aku tidak suka, dulu kamu saat menjadi teman dekatku tidak begini. Sikapmu sangat sopan, tapi kenapa sekarang sikapmu sangat tidak sopan? Siapa yang mengajarimu begitu?"
Nadia hanya diam. Kini Nadia meninggalkan Baskara sendiri. Tak lama kemudian, Fania sudah selesai membersihkan dirinya. Sekarang gantian Baskara yang akan membersihkan diri.
Fania kini sudah memakai pakaiannya dengan rapi dan wangi. Fania saat sini sedang menonton TV sendiri. Tiba-tiba saja, Nadia datang menghampirinya.
Plak!
Satu tamparan mendarat di pipi Fania. Fania tidak tahu kenapa Nadia menampar nya dengan tiba-tiba. Perasaan Fania tidak berbuat salah apapun terhadap Nadia.
"Ceraiin Baskara sekarang. Dan jauhin Baskara, Baskara itu milikku bukan milikmu" ucap Nadia dihadapan Fania.
Fania langsung berdiri dari duduknya, "Baskara itu suamiku. Kamu tidak berhak menyuruhku untuk menjauhi Baskara. Seharusnya aku yang menyuruhmu untuk pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi" jelas Fania.
"Ih! Liat aja, aku bakalan ngehancurin pernikahan kalian" ancam Nadia.
"Silahkan jika bisa. Tapi akan ku pastikan semua rencanamu itu gagal. Aku tahu, yang mengirimkan pesan kemarin itu kamu. Iyakan?"
Nadia tidak menjawab. Kini Fania pergi kedalam kamar kembali. Disana Fania menunggu Baskara selesai mandi. Tak lama kemudian, Baskara keluar dari kamar mandi.
Letak kamar mandi itu berada didalam kamar mereka berdua. Tapi masih ada kamar mandi lainnya yang ada di luar. Fania kini mengambilkan pakaian untuk Baskara.
"Sayang! Itu aku sudah siapkan baju untuk dipakai" ucap Fania.
"Terima kasih ya Sayang!" jawab Baskara.
"Iya sama-sama"
Baskara berjalan menuju ke pintu untuk mengunci pintu itu agar Nadia tak bisa masuk ke kamar mereka lagi. Setelah Baskara mengunci pintu kamarnya, dia menuju kearah Fania.
Baskara kini memeluk Fania dikasur. Baskara akan melakukannya pagi ini, karena malam tadi gagal. Dia akan melakukannya sekarang juga.
Baskara kini membuka baju Fania dengan perlahan. Dan dia langsung membuka celana yang digunakan Fania agar dia bisa cepat melakukannya.
Baskara segera memasukkan benda pusakanya kedalam rahim Fania. 30 menit kemudian, Baskara sudah mengeluarkan cairan putih lengket didalam rahim Fania.
Dia segera melepas benda pusakanya itu. Tiba-tiba saja ada Nadia yang mengetok pintu kamar mereka.
Tok! Tok! Tok!
"Ih! Kalian lagi ngapain sih. Bukain gak! Aku juga mau masuk" teriak Nadia.
'Mereka didalam sana lagi ngapain sih' batin Nadia.
Tak lama kemudian, Baskara membukakan pintu kamar untuk Nadia. Nadia pun cepat-cepat masuk kedalam kamar. Disana Nadia duduk dipinggir ranjang.
Nadia tak melihat Fania disana. Tapi dia mendengar ada seseorang didalam kamar mandi, mungkin itu Fania. Nadia kini kembali menggoda Baskara kembali.
Tapi Baskara menghindarinya. Dan itu membuat Nadia marah. Nadia menarik tangan Baskara yang akan pergi. Dan...
Kini tubuh Baskara berada diatas Nadia. Karena tarikan Nadia itu membuat Baskara jatuh diatas Nadia.
Baskara akan berdiri tapi dia ditahan oleh Nadia. Sehingga Baskara tak bisa untuk berdiri.
Fania sekarang sudah keluar dari kamar mandi. Dia melihat Baskara yang tidur berada diatas tubuh Nadia.
"Baskara!" teriak Fania.
Baskara menoleh kearah Fania. Dia langsung berdiri kembali.
"Ini tidak seperti yang kamu lihat, Sayang! Dia yang menggoda ku. Ini benar-benar tidak seperti yang kamu lihat" jelas Baskara dengan jujur.
"Nadia! Kamu pergi dari rumah ini sekarang! " perintah Fania.
Nadia terus memohon-mohon kepada Baskara agar tidak mengusirnya pergi dari sana.
"Baskara lihat istrimu. Masa dia mengusir ku, istrimu sangat menyebalkan. Usir dia saja Baskara" ucap Nadia.
"Apa yang dikatakan istriku itu benar. Sekarang kamu pergi dari rumah kita" perintah Nadia.
Nadia sangat merasa marah kepada Fania. Berani-beraninya Fania mengusir Nadia.
'Liat aja kamu Fania. Aku akan menghancurkan rumah tangga kalian' batin Nadia.
Kini Nadia pergi dari rumah itu membawa kopernya. Nadia sangat merasa marah kepada Fania. Fania melihat Nadia yang sudah pergi meninggalkan rumah mereka menggunakan taxi.
"Udah ya Sayang. Nadia sudah pergi, setelah ini tidak ada lagi orang yang mengganggu kita" ucap Baskara.