Apa yang akan kalian lakukan jika tiba-tiba kalian terbagun di tubuh orang lain. Apa lagi tubuh seorang idola terkenal dan kaya raya.
Itulah yang sedang di rasakan Anya. Namun, ia bangun di tubuh Arka, seorang Leader boyband Rhapsody. Ia mendadak harus bersikap seperti seorang idola, tuntutan kerja yang berbeda.
Ia harus berjuang menghadapi sorotan media, penggemar yang fanatik, dan jadwal yang padat, sembari mencari cara untuk kembali ke tubuhnya sendiri sebelum rahasia ini terbongkar dan hidupnya hancur.
Mampukah Anya bertahan dalam peran yang tak pernah ia impikan, dan akankah ia menemukan jalan pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUJIYAKAR 23
"Ayo berangkat. Jangan khawatir, aku akan menjagamu," ujar Arka.
Mendengar Arka akan menjaganya, pipi Anya seketika memerah. Walaupun ia tahu maksud Arka menjaga adalah menjaga dirinya sendiri.
Hari ini Anya akan tampil di acara penghargaan bersama anggota Rhapsody. Ia membawa beberapa barang yang akan digunakannya nanti.
Arka berjalan lebih dahulu bak seorang idola. Sementara Anya dengan repot membawa keperluannya.
Sesampainya di lobi, mobil perusahaan sudah menunggu mereka. Anya segera melempar semua barang itu ke arah Arka.
"Cepat bawa. Jangan sampai mereka lihat aku membawa barang-barang ini," ujarnya sambil berlalu menuju mobil van besar di depannya.
Arka hanya bisa menghela napas kesal dan pasrah.
Ia memasukkan tas dan beberapa barang lainnya ke dalam mobil. Di dalam mobil sudah ada anggota Rhapsody yang lain.
"Hai, Anya," sapa Lex.
Arka dalam tubuh Anya mengabaikannya dan masuk ke dalam mobil, lalu duduk di samping sopir.
Anya dalam tubuh Arka duduk berdampingan dengan Jakson di kursi tengah, sementara yang lain duduk di kursi belakang.
Selama perjalanan, mereka berlatih vokal. Namun, Anya hanya diam menikmati suara merdu itu.
Arka yang duduk di depan terlihat khawatir dan cemas. Pasalnya, ini pertama kali Anya tampil setelah jiwa mereka bertukar.
Arka bahkan lupa melatih vokal Anya karena mereka selalu sibuk dan selalu ada masalah.
Jackson menoleh ke arah Anya. Ia membuka sebuah kotak makanan dan menawarkannya.
"Kamu mau, Arka?" katanya ramah, seperti biasa senyumnya mengembang bak bunga mekar.
Anya membalas senyum itu dan mencoba mengambil roti sandwich itu. Namun, Arka yang tak sengaja melihatnya langsung meraih tangannya.
"Arka, bukannya kamu sudah makan tadi? Kamu kan bilang ingin diet," ucap Arka mencoba memperingati Anya.
Karena di dalam sandwich itu terdapat acar mentimun yang membuatnya alergi dan bisa muntah-muntah.
Dan Anya tidak mengetahui itu. Hal itu juga tidak banyak diketahui orang. Hanya orang terdekatlah yang tahu, termasuk Jackson.
Tiba-tiba wajah Jackson berubah muram. Anya ingin tetap mengambilnya untuk menghargai Jackson, tapi Arka semakin melotot ke arahnya.
'Apa dia lupa kalau aku alergi acar mentimun? Dulu bahkan aku pernah mengalami gejala saat dengannya,' gumam Arka dalam hati.
Anya dengan wajah tidak enak berkata, "Maaf ya, aku lagi diet. Belakangan berat badanku naik."
"Ya sudahlah kalau kamu memang nggak mau," ucap Jackson, ia lalu memberikan pada yang lain.
Mobil melaju cepat membelah jalanan. Setelah berkendara selama setengah jam, akhirnya mereka tiba di sebuah gedung tempat acara diselenggarakan.
Mereka segera turun dan disambut para penggemar yang meneriakkan nama Rhapsody dengan lantang.
Julian dan beberapa bodyguard mengawal mereka masuk ke dalam gedung.
"Buset, begini ya rasanya jadi idola," gumam Anya lirih.
Ia lalu melirik Arka yang tengah sibuk membawakan semua keperluan manggung.
"Sial, biasanya aku tinggal masuk dan duduk santai, sekarang aku harus merasakan membawa semua barang ini. Mana berat lagi," gerutunya.
Anya dan yang lain sudah bersiap di belakang panggung. Di ruangan khusus, mereka mengganti pakaian.
Anya juga dirias dan ditata rambutnya hingga terlihat sangat tampan. Anya menatap wajahnya di cermin dan merasa kagum. Ia meraba pipinya.
'Kapan lagi bisa menyentuh artis seperti ini,' batinnya.
"Ayo semua siap-siap, sebentar lagi kalian akan tampil," ucap kru yang bertugas.
Arka menarik tangan Anya dan membawanya menjauh dari yang lain.
"Kau yakin bisa tampil? Aku bahkan tidak pernah lihat kau menari. Memangnya bisa? Apalagi menyanyi," ucap Arka frustrasi.
"Lebih baik kau beralasan tidak sehat. Sofia pasti mengerti karena kau habis kecelakaan waktu itu," tambahnya.
Anya melepas genggaman Arka pelan. "Sudah tenang aja. Aku pasti bisa, jangan meremehkanku."
"Kau ..." Arka seakan dibuat geram dengan kepercayaan diri Anya.
"Anya, cepat kemari! Ambilkan aku tisu itu," perintah Jakson.
Arka melotot ke arah Anya. Anya hanya bisa tersenyum tipis melihat Arka yang kini harus menggantikan perannya sebagai asisten.
Arka dipanggil ke sana kemari secara bergantian hingga membuatnya lelah. Anya merasa bersalah, namun ia tak bisa berbuat apa-apa.
"Ayo, Rhapsody, saatnya kalian tampil," panggil seorang kru.
Semua segera berkumpul, menyatukan tangan, dan berdoa. Setelah itu, mereka mengangkat tangan dan berteriak lantang memberikan semangat.
Semua segera menuju panggung untuk tampil. Sementara Arka di bawah panggung memperhatikan Anya, takut jika Anya melakukan kesalahan dalam penampilan.
Suara musik mulai mengalun. Arka menutup mata dan telinganya, tak sanggup mendengar Anya bernyanyi. Tapi sesaat kemudian, ia terperangah saat melihat Anya begitu lancar melakukan semua gerakan.
Bahkan, suaranya mirip seperti dirinya. Walaupun suara Anya bisa seperti dirinya, teknik vokalnya juga sangat mirip.
Hal itu tentu membuat Arka takjub. Anya bukan penggemar Rhapsody, tapi bagaimana bisa dia begitu paham setiap gerakan dan nada lagunya? Bahkan, saat membawakan lagu baru, Anya terlihat menguasainya.
Tepuk tangan riuh membanjiri ruangan itu. Anya dan yang lain segera ke belakang panggung.
"Bagus! Penampilan kalian sangat bagus. Kamu juga sangat bagus, Arka. Setelah ini kalian ada jadwal jumpa fans, ya. Semangat!" ucap Sofia yang tampak girang.
Saat Sofia pergi, Jakson yang sedang berganti pakaian di samping Anya berkata, "Kau selalu bagus seperti biasa. Seolah kau tidak pernah punya masalah."
Anya tersenyum ke arahnya. "Ya, harus. Aku kan leader kalian, jadi aku harus tampil sempurna."
'Untung saja aku penggemar mereka dari awal debut. Hingga aku hafal semua lagu dan gerakannya. Tapi kalau sampai ketahuan, bisa gawat,' gumam Anya dalam hati.
Matanya tiba-tiba tertuju pada Arka yang tengah sibuk membantu yang lain melepaskan pakaian mereka, mengambil air, dan apapun yang mereka perintahkan.
'Sekarang kamu rasakan bagaimana jadi aku. Dulu kamu selalu melakukan itu juga kan, bahkan menyuruh sesuatu yang gak perlu,' batinnya.
Namun, saat Arka menatapnya tajam, Anya segera menghindar.
"Anya!" panggil Sofia dari ambang pintu.
"Ya ..." jawab Anya dan Arka bersamaan.
Seketika semua berbalik menatap ke arah mereka berdua dengan heran.