perjalanan seorang anak yatim yang berusaha menjadi pendekar untuk membalaskan dendam atas kematian pamannya karena perampokan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ke Perbatasan
Murid yang melarikan yang selamat itu langsung berlari ke perguruan, ia ingin memberi tahukan secepatnya pada Ki Branjang, dan Luwi .
sedangkan di sisi pendekar, juga geger dengan berita Naga Beracun yang pukulan nya mengandung racun merah seperti Ki Branjang atau Tapak Merah.
" dunia persilatan makin kacau " ucap seorang pendekar yang mendengar kabar Naga Beracun.
" iya, baru kemarin kita kehilangan banyak pesilat muda , kini malah muncul lagi naga beracun" keluh temannya
" baiknya kita menunggu kabar dari Ki Bayu dan Ki lalang , tindakan apa yang harus kita lakukan " sahut temannya
" kalau aku , aku akan kembali ke tempat guruku saja, melatih diri lagi, ilmu yang ku miliki ternyata tak ada seujung kuku mereka " ucapnya penuh penyesalan dulu saat berlatih ia sering menyepelekan , kemarin matanya terbuka bila ilmunya tak ada apa apa nya, di bandingkan dengan musuh mereka murid Golok Merah, kini ia bermaksud kembali ke gurunya tak ada kata terlambat untuk menjadi lebih baik.
" sepertinya aku juga, mendengar naga beracun hanya sekali pukul murid Golok Merah langsung mati, kita tak akan ada yang mampu melawannya" sahut temannya
🖤🖤🖤🖤🖤🖤
" Braaaak " Ki Branjang menggebrak meja mendengar anak muridnya ada yang menghabisi ,dan yang paling menjengkelkan Naga Beracun memiliki racun yang sama dengan miliknya
" kalian cari informasi tentang Naga Beracun, tapi jangan mengambil tindakan , laporkan saja padaku" ucap Ki Branjang memberi arahan pada muridnya .
" Baik guru" serempak para murid menjawab dan langsung keluar , mereka langsung menyebar mencari informasi tentang Naga Beracun .
Arya setelah menguburkan mayat murid Golok merah , melesat ke dalam hutan dan melepas topeng dan bajunya. Karena takut ada yang mengenali.
Setelah mengganti baju ia kembali ke ke kota di mana ia tadi meminum tuak, Saat Arya masuk, kota itu sudah mulai ramai kembali, Arya masuk ke rumah makan untuk makan dan mencari informasi .
" ia memesan beberapa makanan , dan sambil menunggu ia memperhatikan pengunjung yang lainnya
" kerajaan terdesak, apa yang harus kita lakukan ?" dari meja di dekat Arya satu obrolan tentang kerajaan, Arya memasang telinganya dengan seksama .
" iya kerajaan dari luar bergabung dengan kerajaan Matahari dan ingin menjatuhkan kerajaan Bintang ini, aku mau ke sana membantu , panglima Satya ,dan putri Nirmala " ucap seorang di antara rombongan itu, penampilannya seperti pendekar muda dengan menyandang pedang berpita hijau.
" bilang saja kamu mau lihat putri Nirmala , ha ha ha " sahut temannya sambil tertawa.
" itu hanya bonus ,dan siapa tahu dia nanti terpikat " ucapnya sambil tersenyum tipis membayangkan putri Nirmala berada dalam pelukannya .
" sepertinya aku harus ke perbatasan dulu, membantu , panglima Satya, sekalian aku menanyakan ayah hilang di hutan mana" gumam Arya, ia dengan cepat memakan pesanannya, dan melanjutkan perjalanan ke perbatasan kerajaan Bintang dan kerajaan Matahari.
Arya meninggalkan rumah makan itu, setelah bertanya beberapa kali baru ia tahu arah yang benar, arah ke perbatasan. ia akan menyamar menjadi orang lain lagi dan mengacaukan kerajaan Matahari dari dalam nantinya.
⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫
. Di perbatasan kerajaaan, dua pasukan kini telah sama sama maju,
" hei Putri Nirmala. ,bila kamu mau menjadi istriku , kerajaan ini tak akan ku serang , bagaimana, kau setuju!" teriak Pangeran Amba pangeran kedua dari kerajaan. Matahari.
" huh, dasar manusia bebal, aku sudah bilang jika aku susah punya tunangan." tolak Putri Nirmala.
" kalau begitu matilah bersama pasukanmu!" teriak pangeran Amba kesal
" seraaaaang!
Pangeran Amba memerintahkan prajuritnya menyerang.
" Seraaaang !" panglima Satya dan Putri Nirmala tentu saja tak tinggal diam ,mereka dengan cepat memerintahkan prajuritnya menyambut serangan dari pihak musuh ,
Hiaaaat
pangeran Amba melesat menyerang Putri Nirmala, ia menggerakkan pedangnya mengarah ke titik mematikan di tubuh Putri Nirmala
ciaaaat
Trang
Dengan gerakan anggun putri Nirmala menangkis serangan itu
sriiing
traaaang
putri Nirmala membalas menyerang namun satu perwira prajurit membantu pangeran Amba , menangkis serangan dari putri Nirmala.
" hati hati!" panglima Sapta yang sedang bertarung dengan cepat berseru memperingati putrinya
Sreeet
" aaargh"
Namun karena memperingati Putri Nirmala satu sayatan pedang melukai tangan nya , ia menjerit kecil dan meloncat mundur
pasukannya kalah jumlah dan juga kalah dalam tehnik, membuat mereka terdesak.
" putri , lari lah, biar ayah yang menahan mereka!" teriak Panglima Satya melihat kondisi pasukannya yang terdesak.
" Tidak ayah , aku tak akan mundur dari pertarungan ini !" seru putri Nirmala menolak di suruh mundur .
" hati hati !" teriak panglima Satya sambil bergerak menyerang bersama putri Nirmala ,
" ha ha ha , menyerah lah panglima , dan kau putri, jadilah selirku" Teriak Pangeran Amba senang prajuritnya berhasil mendesak prajurit Bintang .
" lebih baik aku mati daripada menjadi selirmu!" teriak Putri Nirmala , pedangnya di lintang kan di depan dada siapa bertarung sampai akhir,
" baiklah, bila itu maumu ,aku akan melumpuhkan mu dan memperkosa mu di hadapan prajuritmu " teriak Pangeran Amba sambil tersenyum Cabul,
hiiaaaat
Putri Nirmala melesat terlebih dahulu, dan menyerang pangeran Amba,
traaang
serangan pedang Putri Nirmala di tangkis oleh seorang perwira , kini Putri Nirmala di kepung oleh empat perwira kerajaan Matahari ,
panglima Satya ingin bergabung tetapi ia di hadang oleh salah satu panglima yang ada di sana .
"lawanmu aku panglima!" teriak panglima musuh sambil menghadang gerakan panglima Satya
" Swing
"Minggiiiir!" panglima Satya berteriak sambil menyabetkan pedangnya. Ia merasa khawatir melihat putrinya di kepung oleh musuh musuh tangguh , bila satu lawan satu sudah pasti
" Traaang"
panglima Satya terdorong mundur saat pedangnya ada yang menangkis , kini di hadapannya dua perwira kerajaan Matahari dan kerajaan Bulan mengepungnya .
" pantas saja kali kalah, ternyata mereka gabungan beberapa kerajaan ," gumam Panglima Satya , tapi ia tak bisa berlama lama , putri Nirmala sedang salam masalah karena di kepung oleh beberapa musuh.
" Tidaaaaak, menyingkir Nirmala !" teriak Panglima Satya melihat satu serangan mengarah pada dada putrinya , Putri Nirmala yang sudah jatuh terduduk hanya bisa memejamkan matanya menunggu kematian.
" kak, Arya selamat tinggal aku akan menunggu mu di akhirat" gumam Putri Nirmala pasrah
Apakah putri Nirmala akan tewas di sana .....?" baca bab berikutnya .....