NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Untuk Hito

Cinta Terakhir Untuk Hito

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Namanya Rahayu yasmina tapi dia lebih suka dipanggil Raya. usianya baru 17 tahun. dia gadis yang baik, periang lucu dan imut. matanya bulat hidungnya tak seberapa mancung tapi tidak juga pesek yah lumayan masih bisa dicubit. mimpinya untuk pulang ketanah air akhirnya terwujud setelah menanti kurang lebih selama 5 tahun. dia rindu tanah kelahirannya dan diapun rindu sosok manusia yang selalu membuatnya menangis. dan hari ini dia kembali, dia akan membuat kisah yang sudah terlewatkan selama 5 tahun ini, tentunya bersama orang yang selalu dia rindukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27_Wejangan

Hito hanya bisa mengesah pelan dengan kepala yang menunduk. Mulutnya terus bungkam, enggan untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang terlontar dari seorang wanita yang sudah paruh baya. Mulutnya terasa sulit meskipun hanya untuk berdehem. Hanya telinganya yang mampu dia gunakan untuk mendengarkan wejangan dari mamanya itu.

" Hito kamu dengerin omongan mama nggak?" Mama Ririn ikut mengesah, bergabung duduk di sisi ranjang miliknya.  Kerutan diwajahnya semakin menonjol membuat wajahnya terlihat semakin tua.

Hito mengangkat wajahnya, menatap mata mamanya yang terlihat sendu. Kerutan, lingkaran hitam di bawah matanya dan juga wajahnya yang sedikit pucat. Mamanya dalam keadaan tidak baik baik saja. Wanita tangguh itu terlalu menomor satukan pekerjaannya di banding dengan kesehatannya sendiri.

" Mah boleh nggak Hito minta sesuatu sama mama?" Ucapnya pelan.

" Tentu, kamu mau minta apa?" Hito mengatup bibirnya. Matanya melirik menelisik setiap inci wajah wanita yang sudah mau melahirkannya ke dunia yang keras ini.

" Hito pengen mama fokus pada perusahaan kita yang ada disini. Masalah anak cabang perusahaan yang berada di luar Negeri, mama percayakan saja pada orang orang kepercayaan mama disana. Bisa kan?"

" Mama nggak bisa," Ucap Mamanya cepat " Ini demi masa depan kamu. Yang mama lakukan sekarang semuanya untuk kamu, nak."

" Tapi nggak gini caranya, lihat?" Hito menyentuh wajah mamanya yang mulai keriput. Bahkan kulit mamanya terlihat sedikit menghitam seperti tidak mendapatkan perawatan sama sekali " Mama mengabaikan kesehatan mama sendiri. Untuk pergi ke salon atau klinik kecantikan pun rasanya mama tidak pernah."

" Mama kelihatan jelek banget ya?"

" Enggak," Hito menggelengkan kepalanya cepat "Mama tetap menjadi wanita tercantik untuk Hito." Ucapnya sembari tersenyum tipis " Hanya saja ini demi kebaikan mama. Hito cuma pengen mama nggak terlalu kelelahan mengurusi pekerjaan. Selain itu, Hito juga pengen  mama berada disini bersama Hito."

" Kenapa heum? Nggak kaya biasanya loh kamu seperti ini, Ada apa?" Bujuk Mama Ririn agar anaknya itu mau  bercerita.

Hito kembali menggeleng pelan. Bulan sabit terukir jelas di wajahnya " Hito lagi kangen sama Mama." Mama Ririn terdiam sesaat saat Hito memeluknya secara tiba tiba. Anaknya yang terlihat ceria dan selalu tertawa saat bersamanya itu kini terlihat rapuh.

" Hito, kenapa nak? Ini luka di wajah kamu masih sakit? Kita kerumah sakit, ya?" Hito menarik lengan mamanya yang menangkup kedua pipinya. Hito mengecupnya lembut lalu menggenggamnya dan membawanya ke bagian dada kirinya.

" Temenin Hito tidur ma, jangan tinggalin Hito." Mama Ririn semakin yakin jika saat ini Hito dalam keadaan yang tidak baik saja. Perlahan Hito mulai memejamkan matanya diatas pangkuan mamanya. Tante Ririn tidak bisa membendung cairan asin itu. Bertahun tahun Hito bersikap tegar layaknya pria sejati. Namun nyatanya saat ini anak semata wayangnya terlihat sangat rapuh. Ada apa dengan putranya ini? Baru kali ini Hito bersikap seperti ini padanya.

Di lain tempat seorang gadis tengah mengerucutkan bibirnya. Tidak beda jauh dengan Hito, Raya pun tengah mendapatkan wejangan dari maminya. Jika Hito menjadi pendengar yang baik, berbalik dengan Raya. Gadis ini selalu memiliki jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang maminya lontarkan. Seperti saat ini Gadis itu terus berseri keras membela dirinya sendiri.

" Mih udah dong. Kalo mami marah marah terus yang ada Raya makin sakit nih." Raya berusaha menarik selimutnya namun Maminya kembali menggagalkannya.

" Mami!" Akhirnya Raya merengek, merajuk pada maminya. Jika sudah seperti ini Mami Helma hanya bisa mengesah. Sikapnya yang manja dan kekanak kanakkan selalu menjadi senjata akurat yang Raya pakai.

" Dengerin mami, kamu harus nurut apapun itu perkataan Hito, Dia tau mana yang baik dan nggak buat kamu, paham?"

" Iya!" Jawabnya cepat karena tidak ingin kembali berdebat dengan maminya.

" Jangan pecicilan. Jangan kekanak kanakan. Jangan manja dan juga cengeng. Hito bukan Mami sama Papi yang mudah kamu rayu."

" Iya!"

" Dan satu lagi, apapun yang terjadi kamu harus tetap bersama Hito."

" Maksud Mami?" Tanya Raya tak mengerti setelah terdiam sesat.

" Bukanya kamu ingin mendapatkan pengakuan dari Hito? Maka dari itu tetaplah bersama Dia meskipun Dia menolakmu untuk ada. Temani dia disaat suka maupun duka. Layaknya tangan dan mata, di saat mata menangis tangan yang menghapus air matanya. Dan di saat Tangan yang terluka maka mata yang akan menangisinya. Paham?"

Raya mengangguk mengerti. Senyum maminya mengembang saat Raya menghamburkan tubuh mungilnya kedalam pelukannya " jadilah gadis yang baik, oke!" Raya kembali mengangguk " Besok pagi mami sama tante Ririn berangkat lagi. Saling menjaga satu sama lain antara kamu dengan Hito ya."

" Hem!" Raya kembali mengangguk dengan tangan yang masih memeluk erat maminya. Malam ini dia akan tidur dengan nyenyak di temani sang mami yang sudah sangat teramat dia rindukan. Begitupun dengan Hito sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk mereka.

Raya dan Hito baru saja sampai di area parkiran. Ciko dan Rian yang baru tiba pun ikut bergabung bersama mereka. Raya sudah tau jika Hito dan teman temannya di Skors, begitupun dengan Dirga dan teman temannya. Tapi ada satu hal yang Raya tidak tahu alasan apa yang membuat Hito melarangnya sekolah kemarin. Padahal setelah mengantar mami dan Mamanya ke bandara, Raya bisa langsung berangkat ke sekolah. Tapi Hito melarangnya dengan alasan Raya belum benar benar membaik.

" Haii," Raya melambaikan tangannya di sertai senyuman manis. Ciko dan Dirga membalasnya dengan senyuman juga.

" udah baikan?"

" Hem." Jawab Raya dengan anggukan. Ke empat manusia itu berjalan beriringan, sempat bercanda dan saling ledek. Setiap langkah, mereka sertai dengan cerita yang menggelitik telinga. menelusuri lorong sekolah sampai pada akhirnya berhenti di sebuah pintu berwarna cokelat dimana ruangan itu adalah kelas milik Raya.

Sedikit tegang saat melihat ekspresi tiga sekawan itu tiba tiba berubah menjadi datar. Raya memutar tumitnya melihat kedalam kelasnya " Ehemm!" Raya berdehem berusaha mencairkan suasana. Semua mata siswa kelas XII IPA II itu melihat kearah mereka. Ada Dirga, Lucky dan Sam juga disana.

" G..gue masuk duluan," Hito memutuskan kontak mata dengan Dirga. Matanya yang hitam kini menatap netra milik Raya" Pulang bareng gue, Nggak ada penolakan."

" T...tapi Cung. Aiss!" Raya mengumpat saat Hito begitu saja meninggalkan- nya sebelum gadis itu menjawab. Dengan perlahan Raya kembali memutar tumitnya melihat ekspresi mereka yang sedikit mulai berubah setelah kepergian tiga sekawan itu. Raya mulai duduk di kursinya dengan mata teman temannya yang mencuri pandang kearahnya.

" Oiii. Papan tulis ada di depan. Ngapain lo lo pada ngeliatnya kebelakang? Mau gue patahin tuh leher?" Sebagian siswi langsung menarik leher mereka dan kembali pada kegiatan masing masing. Raya hanya bisa mengesah pelan, Gita teman tomboy nya ini ternyata sangat peduli dengannya.

" Thank,"

" Nggak masalah. Hobby gue kan ngegas. Jadi santai aja. Oke!" Ucap Gita mengerlingkan matanya.

Ketukan dari suara sepatu terdengar nyaring di ruangan itu. Semua mata mulai teralihkan melihat kearah daun pintu yang terbuka lebar. Sudah tidak aneh, sifat mendominasi sangat kentara saat auranya terpancarkan. Sebagian siswa dan siswi menunduk merasa terintimidasi saat tatapan mereka bertemu.

Kaki itu masih melangkah, berjalan dengan angkuh dengan tatapan dinginnya. Dan kakinya berhenti tepat pada kursi kedua di barisan kedua. Kedua tangannya dia masukkan kedalam saku celana dengan sedikit membungkukkan tubuhnya, ekspresi dinginnya masih mampu membuat seisi ruangan itu tak berkutik.

" Senang bisa berjumpa dengan lo lagi, Jalang!" Hito menarik salah satu sudut bibirnya, memamerkan senyum sinisnya. Ciko dan Rian ikut tersenyum Devil, puas saat melihat reaksi Jihan yang terkejut dengan kedatangan Hito pada tempat duduknya.

" Kali ini gue nggak akan lepasin Lo. Camkan itu!" Bisiknya membuat gadis itu merinding. Hito berlalu melanjutkan langkahnya menuju kursinya. Jihan tidak terima, kedua tangannya yang berada di atas meja terkepal dengan kuat. Kepalanya menoleh dengan cepat melihat kearah dimana Hito berada.

" Jalang" Dan Hito tersenyum puas saat melihat Jihan semakin tersulut emosi. Lihat saja ini baru awal permainan. Masih banyak yang harus dia mainkan agar gadis itu tau dengan siapa dia berurusan.

1
Hatus
Padahal jalan masih luas tapi sukanya lewat jalan yang sempit kayaknya memang suka cari perhatian.😑
Celeste Banegas
Wow, aku suka banget dengan kejutan di tiap chapternya. Keren! 🤯
OsamasGhost
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!