NovelToon NovelToon
Ciuman Sang Mafia

Ciuman Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Bakwanmanis#23

Nayla Arensia hanyalah gadis biasa di kota Valmora hingga suatu malam, dua pria berpakaian hitam datang mengetuk pintunya. Mereka bukan polisi, bukan tamu. Mereka adalah utusan Adrian Valente, bos mafia paling kejam di kota itu.

Ayah Nayla kabur membawa hutang seratus ribu euro. Sebagai gantinya, Nayla harus tinggal di rumah sang mafia... sebagai jaminan.

Namun Adrian bukan pria biasa. Tatapannya dingin, kata-katanya tajam, dan masa lalunya gelap. Tapi jauh di balik dinginnya, tersembunyi luka yang belum sembuh dan Nayla perlahan menjadi kunci untuk membuka sisi manusiawinya.

Tapi bisakah cinta tumbuh dari ancaman dan rasa takut?
Atau justru Nayla akan hancur sebelum sempat menyentuh hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bakwanmanis#23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Labirin Kebenaran

Tiga minggu sejak kepergian Nayla, Adrian berubah menjadi bayangan dirinya sendiri. Hidupnya terpusat pada dua hal: mencari Nayla dan mengungkap siapa sebenarnya dalang di balik semua kekacauan ini. Setiap malam, ia menyusun potongan-potongan informasi yang selama ini berserakan, berharap bisa menemukan kunci dari teka-teki yang menghancurkan hidup mereka berdua.

Di ruang bawah tanah markas lamanya, Adrian duduk di depan papan besar berisi foto, koneksi, dan catatan kecil yang diikat benang merah. Wajah Dmitri, Gian, dan bahkan ayahnya sendiri, menjadi pusat dari jaringan kusut itu.

Leon berdiri di sampingnya, cemas. “Kau yakin ini bukan hanya prasangka?”

“Tidak. Semua ini saling berhubungan, Leon,” kata Adrian, menekan rasa frustasi yang menyesakkan dadanya. “Gian bukan pengkhianat utama. Dia hanya bidak. Dan Dmitri... hanya pion untuk menutupi sesuatu yang lebih besar.”

Leon menunjuk foto lama seorang wanita muda berambut hitam dengan mata tajam. “Siapa ini?”

Adrian menatapnya lama. “Itu Maria… ibuku.”

Leon kaget. “Tunggu. Ibumu? Maksudmu dia...”

“...yang membocorkan informasi tentang pembunuhan ayah Nayla ke Nayla sendiri. Aku baru menemukan surat tua darinya… tertulis dengan kode. Dan hanya Nayla yang bisa membacanya karena itu dikirimkan lewat yayasan tempat Nayla pernah magang.”

Leon menarik napas dalam. “Ini sudah lebih dari konflik bisnis. Ini... perang internal keluarga.”

Adrian mengangguk. “Selama ini kita disibukkan oleh Dmitri dan Gian, padahal yang lebih mengerikan ada di belakang mereka. Seseorang yang tahu semua rahasia keluarga... dan menggunakan trauma Nayla untuk memukul balik aku.”

______

Sementara itu, Nayla sedang berada di tempat yang tak disangka siapa pun: rumah masa kecil ibunya, tersembunyi di sebuah desa terpencil di luar kota. Di sana, ia menemukan sesuatu yang tak pernah ia bayangkan—surat dari Maria, ibu Adrian.

Surat itu ditulis dua puluh tahun lalu, ditujukan untuk “anak perempuan sahabatku”. Isinya seperti teka-teki, namun menyiratkan bahwa Maria tahu sesuatu yang akan mengubah segalanya:

"Jika kau membaca ini, berarti darah telah tumpah karena keputusan yang kupertanyakan seumur hidupku. Ayahmu bukan korban, Nayla. Ia... pelaku yang mengkhianati banyak pihak. Termasuk aku. Dan anakku akan menderita karenanya. Maafkan aku jika kebenaran ini menghancurkan segalanya. Tapi hanya kau yang bisa membuka labirin ini dan menemukan pintu keluar tanpa darah lagi yang tertumpah."

Nayla terpaku. Dunia yang ia percaya selama ini retak. Ayah yang ia cintai ternyata bukan korban sepenuhnya. Ibunya, yang selama ini diam, menyembunyikan kenyataan yang lebih rumit.

Ponselnya berdering. Nomor tak dikenal.

“Nayla,” suara itu berat. “Aku tahu kau menemukan surat itu. Kita harus bicara.”

“Siapa ini?” tanya Nayla waspada.

“Namaku Yara. Aku saudara tirimu.”

_______

Sore itu, Nayla kembali ke kota dan bertemu Yara wanita berusia tiga puluhan dengan sikap dingin dan pandangan penuh luka. Mereka bertemu di rumah kosong peninggalan Maria, tempat penuh rahasia yang ditinggalkan dalam diam.

“Aku anak Maria dari pernikahan sebelum ia bertemu ayah Adrian. Aku dibesarkan dalam bayang-bayang... dibungkam karena masa lalu.”

Nayla terpana.

“Maria menyusun rencana bertahun-tahun, Nayla. Ia tahu keluargamu dan keluarga Adrian terikat oleh jaringan korupsi, darah, dan pengkhianatan. Tapi ia tak cukup kuat melawan suaminya sendiri. Maka ia menaruh harap pada kita… kau dan aku.”

“Kenapa sekarang kau muncul?”

“Karena teka-teki itu hampir lengkap. Gian bekerja untukku. Dmitri bekerja untuk ayahmu dulu. Tapi sekarang ia hanya bayangan yang dikorbankan. Yang jadi pusat dari semua ini... adalah warisan berdarah yang ditinggalkan oleh kedua keluarga kita.”

Nayla memegangi dada. Napasnya sesak.

“Kau ingin tahu siapa yang menyuruh membunuh keluargamu?” tanya Yara tajam. “Ayah kandungmu sendiri. Ia ingin membersihkan nama, menghilangkan bukti. Tapi di tengah proses itu, ia dibunuh lebih dulu oleh orang bayaran yang sama... yang kemudian dikendalikan oleh keluarga Adrian.”

Nayla terduduk. “Lalu siapa yang sebenarnya jahat?”

“Tidak ada yang benar-benar baik, Nayla. Dan tak ada yang sepenuhnya bersalah. Dunia mafia adalah labirin. Tapi saat kau bisa keluar... kau harus memilih. Mau kembali masuk... atau membakarnya dari luar.”

_______

Malam itu, Adrian berdiri di depan jendela apartemennya. Suara pintu terbuka membuatnya menoleh. Dan di sanalah Nayla, berdiri dalam gelap, wajahnya lebih tegas dari sebelumnya.

“Aku tahu semuanya sekarang,” ucap Nayla tenang.

Adrian tak berkata-kata.

“Bukan kau yang membunuh keluargaku. Bukan juga ayahmu satu-satunya monster. Semua ini... adalah warisan dari mereka yang tak pernah selesai berdamai dengan masa lalu.”

Adrian mendekat, suaranya lirih. “Kau masih bisa memaafkanku?”

Nayla menatap dalam. “Aku tak ingin memaafkan siapa pun, Adrian. Aku ingin menghentikan semuanya. Bahkan jika itu berarti... harus melawanmu juga.”

Adrian terdiam. Mereka saling menatap. Kali ini bukan sebagai kekasih. Tapi sebagai dua pewaris dosa... yang akan menentukan akhir dari cerita berdarah ini.

1
Pa'tam
Sayangnya sudah segitu banyak bab nya tidak di kontrak. Harusnya di bab 20 sudah ajukan kontrak biar dapat bab terbaik dan dapat reward kontrak.
Pa'tam: Iya, aku juga masih perlu banyak belajar dan terus belajar.
Bolang2: siap, jangan lupa dukung novelku uhuy, masih pemula/Facepalm/
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!