NovelToon NovelToon
Takdir Cinta CEO Dingin

Takdir Cinta CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Joelisha

Azzam Syauqi Atharis pria yang dulunya memilik sifat ceria dan jahil berubah menjadi sosok pria dingin setelah tragedi na'as yang terjadi di dalam keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joelisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Kesya menyesap minuman terakhirnya sebelum memutar tubuh, matanya menelusuri ruangan. Orang-orang menari di bawah lampu berkelap-kelip suara tawa dan teriakan menggema di antara dentuman musik.

 Saat ini dia sedang berada di sebuah club malam, Kesya menjadi pusat perhatian karena pakaian yang ia kenakan, setiap gadis yang datang ke club itu selalu identik mengenakan gaun seksi tapi tidak dengan Kesya gadis ini cukup unik dia datang ke club malah mengenakan celana jins panjang dan baju kaos yang di lapis jaket kulit berwarna hitam.

  Emang agak laen.

Kesya itu gadis tomboy ia tidak suka mengenakan pakaian sedikit terbuka sama sekali bukan gayanya, dan itu pula sebabnya dirinya di tinggal selingkuh oleh kekasihnya.

Eh sudah jadi mantan ya digaris bawahi mantan.

Sebenarnya Kesya itu cantik hanya saja cantiknya ketutupan dengan cara berpakaiannya yang sedikit tomboy.

Dengan gerakan sedikit sempoyongan. Kesya berdiri, lalu berjalan ke tengah ruangan dengan langkah yang tidak sepenuhnya stabil.

Seorang pria di sudut ruangan yang sedari tadi memperhatikannya dari awal dia masuk hingga duduk di bangku bar dan meminum minuman beralkohol. Bangkit dari kursinya.Pria berkemeja hitam dengan lengan tergulung memperlihatkan pergelangan tangan yang kokoh,dengan santai ia berjalan mendekati wanita itu.

   "Duh, kening gue.." keluh Kesya saat tak sengaja menabrak seseorang

 Kesya mendongak. Menatap wajah pria yang ada di hadapannya, dan pria itu balas menatapnya dengan ekspresi datar.

  "Ehh, orang ternyata. Aku kira nabrak tembok."ucapnya ngelantur karena pengaruh alkohol.

  " Mabuk,"

  Kesya mendengus, " Gue nggak mabuk."

Pria itu mengangkat sebelah alis." Oh,ya?"

Lalu tanpa aba-aba, ia menjentikkan jari tepat di depan wajah Kesya. Kesya reflek mengerjap,lalu tersandung ke belakang.

 pria itu terkekeh." Mabuk."

Kesya menatapnya dengan tatapan tak suka, tapi pria itu justru tersenyum.

  "Udah, Ayo. Saya antar pulang."

  " Apa?!"

Pria itu memasukkan satu tangan kedalam saku celananya menatap Kesya malas." Kamu mau pulang sendiri dalam keadaan setengah mabuk gini?

Mau nyetir sambil mabuk?"

  "Kenapa gue harus percaya sama lo?"

 " Karena saya calon suami kamu."

 Kesya bingung dan sebelum ia menangkap arti dari omongan pria itu, tangannya sudah di tarik oleh pria itu." Udah, jangan banyak tanya."

   "HEI!"

  " Kamu terlalu mabuk buat debat. Mending diam dan nurut."

Saat mereka sampai di parkiran, Kesya yang setengah sadar menoleh ke pria itu dengan mata sayu." Kita mau kemana?"

Pria itu membuka pintu mobil meliriknya sekilas, sebelum menjawabnya santai."Hotel."

Kesya mengangguk-angguk tanpa protes."Oh...oke."

  " Siapa nama kamu?" tanya pria itu pada Kesya.

  "Eh,itu...Kesya." jawabnya setengah sadar.

  "Saya, Leo. Buat perkenalan aja." balas pria tersebut. Dan Kesya hanya manggut-manggut tanpa mengatakan apapun lagi.

 Lalu ia naik kedalam mobil tanpa sadar apa yang baru saja ia setujui.

Leo hanya menghela napas panjang sebelum menutup pintu. Malam ini benar-benar di luar ekspektasinya.

*

*

*

 Leo memarkirkan mobilnya di basement hotel bintang lima dengan wajah datar. Ia menoleh ke wanita di kursi penumpang, yang kini tengah bersandar dengan mata terpejam.

   "Ayo turun," katanya sambil membuka sabuk pengaman Kesya.

 Alih-alih menuruti, kesya malah bergumam pelan dan merosot lebih dalam ke jok mobil." Hmmm...kasurr"

    Leo menghela nafas panjang

  Mabuk, manja, dan merepotkan. Kombo sempurna.

Ia membuka pintu mobil, lalu berjalan ke sisi penumpang membuka pintunya." Kesya." panggilnya,menggoyangkan bahu wanita itu." Bangun. Kita udah sampai."

 Kesya membuka matanya sedikit, lalu tersenyum malas."Hmm..Leo ya?"

  Leo mengangkat alis." Baru sadar sekarang?"

 Bukannya menjawab Kesya malah mengulurkan tangannya, menarik dasi Leo yang sebenarnya sudah agak longgar. Gerakannya asal tapi cukup kuat untuk membuat Leo mencondongkan tubuh ke arahnya.

Kesya menatap mata Leo dari jarak dekat lalu terkikik."Lo tampan juga,ya.."

 Leo diam sejenak, menatap wajah wanita di depannya." Kamu baru sadar?" tanyanya datar.

Kesya mengangguk," Iya... Kenapa kita nggak pacaran aja."

 Leo memutar bola matanya,"Ok, udah cukup. Bangun."

 Tapi Kesya malah makin menjadi. Tiba-tiba, ia menarik kerah kemeja Leo lebih kuat.

Membuat pria itu kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh menimpa tubuhnya. Dari jarak sedekat ini, Leo dapat mencium aroma alkohol bercampur parfum dari tubuh wanita itu.

       Sial.

   "Kesya, lepasin." perintahnya, suaranya mulai kehilangan kesabaran.

Kesya tidak menggubris ia malah menyentuh wajah Leo dengan jemarinya yang hangat, lalu mengusap dagu dan rahang pria itu dengan penuh minat.

 "Lo punya janggut tipis...seksi.."gumamnya pelan.

 Leo mengepalkan tangan. Ini ujian. Ini pasti ujian.

  "Kesya.."panggilnya dengan nada rendah.

  " Hmmm?"

  " Kita keluar dari mobil sekarang. Atau saya tinggal kamu disini."

  Kesya mengerucutkan bibir."Galak banget..."

 Tapi entah karena ancaman,atau memang tubuhnya benar-benar sudah kelelahan. Kesya akhirnya melepaskan cengkramannya. Leo dengan cepat menarik diri, mengambil nafas panjang untuk mengendalikan diri. Tanpa banyak bicara, ia membungkuk dan mengangkat Kesya ke dalam gendongannya.

   "EH?!"

   "Diam."

Leo membawa Kesya masuk ke dalam hotel dengan langkah santai seolah wanita itu tidak seberat apapun. Beberapa staf hotel melirik mereka dan tampak terkejut. Leo tidak perduli. Dia tidak perlu chek-in karena sudah memiliki satu kamar khusus di hotel itu, karena hotel tersebut memang miliknya.

 Bahkan sudah ada beberapa staf hotel yang mengikutinya dari belakang,lalu membantunya membukakan pintu."Kalian boleh pergi." ucapnya setelah pintu terbuka.

 Para staf itu membungkuk memberi hormat,Leo masuk dan langsung menutup pintu. Ia berjalan menuju kasur lalu meletakkan Kesya di atas kasur empuk.

     "Ahhh.. Empuk banget.." Kesya menggeliat di atas ranjang seperti kucing malas.

 Leo memijit pelipisnya."Tidur."

 Kesya menoleh dengan tatapan setengah sadar. Lalu tiba-tiba ia duduk dan mulai membuka jaketnya. Leo langsung berbalik dengan kecepatan cahaya.

  "ASTAGA! APA YANG KAMU LAKUIN."

  "Apa?!"

  "Masa tidur pake jaket gini, kan nggak nyaman."

  Leo menggertakkan giginya." Dengar, nona. Saya pria yang baik. Tapi kalau kamu terus menggoda seperti ini..." ia menoleh sedikit ke belakang,suaranya rendah dan dalam." Jangan salahkan saya kalau saya berubah pikiran.

  Kesya tersenyum menggoda." Berubah pikiran soal apa?" bisiknya lembut.

  Leo mengatup rahangnya rapat-rapat. Suara menggoda Kesya benar-benar membangunkan sesuatu di dalam dirinya.

    Ini benar-benar ujian.

Dengan gerakan cepat ia menarik selimut, membungkus Kesya dari kepala sampai kaki seperti kepompong.

  "Hei!!" Kesya meronta.

  " Tidur."

  " Aku gerah!"

  " Tidur."

 Kesya mendengus, tapi efek alkohol yang masih menguasai tubuhnya akhirnya membuat matanya semakin berat. Beberapa menit kemudian akhirnya Leo mendengar nafas teratur dari dalam selimut.

   Dia tertidur.

Leo menghembuskan nafas panjang lalu berjalan ke sofa dan menjatuhkan diri di atasnya. Ia menatap langit-langit.

   Gila.

Ini pertama kali dalam hidupnya ia di uji sekeras ini. Dan Leo nggak tahu kenapa ia peduli, padahal sudah seringkali dia melihat wanita mabuk di clubnya. Tapi tak pernah ia sepeduli ini. Bahkan mau repot- repot membawa wanita itu ke hotelnya.

  "Aku benar-benar sudah tidak waras." ucapnya lalu menggeleng frustasi.

*

*

*

  Kesya mengerang pelan. Kapalanya terasa berat, tenggorokannya kering dan tubuhnya sedikit pegal. Matanya masih setengah terbuka. Ia menggerakkan tubuhnya ke samping lalu merasakan sesuatu yang tidak biasa.

   Tempat tidur ini terlalu empuk..

Ia mengerjap lalu mendongak perlahan, menatap langit-langit ruangan yang jelas bukan miliknya.

Hening.

Tiga detik berlalu.

Lima detik.

Sampai akhirnya___

  " HAH?!"

Kesya terduduk dengan panik. Matanya melebar menatap sekeliling ruangan yang asing..ini bukan apartemennya.

  Bar. Minum. Dan seorang pria.

Kesya menoleh ke samping,seolah takut menemukan sesuatu yang tidak di inginkan. Tapi tempat tidur di sebelahnya kosong. Dirinya juga masih berpakaian lengkap hanya jaketnya saja yang terlepas dari tubuhnya. Tidak ada tanda- tanda pria lain di ranjang itu.

   Hanya dirinya.

  Hanya dirinya?

 " Gue nggak habis tidur bareng seseorang,kan?" gumamnya pelan.

Seketika derit pintu terdengar. Kesya membeku.

Dari balik pintu kamar mandi,seorang pria tinggi dengan pakaian yang sudah rapi,keluar. Tatapannya datar saat melihat Kesya."Oh, sudah bangun." Katanya santai.

 Kesya ingat pria di hadapannya ini adalah pria yang beberapa hari lalu ia temui di kafe, tapi ia tidak ingat apa yang sudah terjadi tadi malam dan kenapa ia bisa bersama pria ini.

 Oh tidak. Ia benar-benar tidak ingat apa yang sudah terjadi. Kesya langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan."Astaga!"

 Sementara itu Leo hanya menatapnya dengan ekspresi malas." Kamu mabuk berat."katanya lalu mengambil sebotol air mineral dan membuka tutupnya lalu menyodorkannya pada Kesya.

 Kesya mengintip dari balik jari-jarinya."Terus...terus."ia menelan ludah."Kita ngapain?"

 Leo menaikkan sebelah alis."Maksud kamu?"

Kesya meremas selimut yang menutup tubuhnya." Kita...kita nggak.."

Leo menatapnya selama beberapa detik,lalu mendengus pelan.

   "Enggak."

Kesya menatapnya tajam masih belum percaya."Lo serius?"

  "Saya bawa kamu kesini supaya nggak di ganggu laki-laki brengsek di bar."

Kesya masih memasang ekspresi curiga. Leo menghela nafas lalu melipat tangan di dada." Saya nggak perlu ngaku cowok baik-baik. Tapi kalau niat saya semalam emang buat tidur sama kamu,kamu pikir saya bakal nunggu sampai pagi, sampai kamu bangun kayak gini?"

  Kesya mengerjap.

 Logikanya masuk.

Pria di hadapannya ini memang terlihat seperti tipe badboy berbahaya, tapi dari caranya bicara dan bersikap. Sepertinya dia benar- benar tidak melakukan apapun semalam. Kesya akhirnya menerima botol air yang di berikan Leo dan meneguknya cepat.

Sementara itu, Leo berjalan ke meja, mengambil ponselnya lalu melirik Kesya.

" Aku sudah suruh orang antar sarapan dan pakaian baru. Sebentar lagi sampai."

" Lo mesenin pakaian buat gue?"

Leo menatap santai." Saya bukan monster, Nona. Saya masih punya hati. Meski kamu itu menyusahkan!"

Kesya masih menatap dengan ekspresi campuran antara syok dan bingung.

Pria ini...siapa sebenarnya?

Kalau dibandingkan dengan Satria mantannya, jelas pria di hadapannya ini lebih ganteng. Kesya meneliti sosok yang berdiri di hadapannya yang saat ini tengah fokus dengan ponselnya.

Dia jauh lebih kekar, lebih tampan, belum lagi...

Urat-urat di pergelangan tangan menonjol menggoda Kesya seolah ingin mengatakan jika dia macho.

Hampir membuat Kesya tergoda wajar saja walaupun cara berpakaiannya sedikit tomboy tapi tidak memungkiri dia juga wanita yang menyukai lelaki tampan.

"Mata bisa di kondisikan nggak? Ngapain lihatin saya kayak gitu?"bentak Leo

Kesya tersentak.

Ketahuan.

Dengan sedikit panik ia buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain tapi sudah terlambat. Leo sudah melihatnya mengamati tubuhnya dengan penuh minat, terutama di bagian tangan yang berurat.

"Gue cuman lagi mikir."Kesya berusaha untuk tenang, tapi suaranya terdengar canggung.

Leo menaikkan sebelah alis." Mikir?"

Kesya mengangguk cepat."Iya."

Leo mendengus," Mikir apa? Mau bikin rencana kabur tanpa bayar hotel?"

Kesya menegakkan punggungnya." Eh enak aja! Gue bisa bayar sendiri."

Leo menatap sebentar lalu terkekeh." Santai, Nona. Saya nggak minta ganti rugi."

Kesya menyipitkan mata." Kenapa? Biasanya cowok kayak lo pasti bakalan minta sesuatu sebagai imbalan."

" Benar."

" Sudah ku duga."

Leo menatap Kesya dengan ekspresi yang sulit di tebak. Ada sedikit senyum tipis di bibirnya." Tapi tidak sekarang. Di pertemuan selanjutnya saya akan menagih itu." Leo menatap jam di pergelangan tangannya." Saya harus pergi, masih ada urusan. Maaf tidak bisa menunggu kamu lebih lama."

Leo beranjak pergi menuju pintu, sebelum ia benar- benar keluar ia menoleh kembali." Sampai jumpa lagi di lain waktu." ia pun langsung pergi meninggalkan Kesya dalam keadaan bingung.

1
LISA
Bahagia selalu y Letta & Azzam
Reni Anjarwani
doubel up thor
LISA
Happy wedding untuk Azzam & Letta..happy selalu ya..rukun & langgeng 😊🙏
LISA
Bagus nih Letta udh mulai menyukai Azzam..moga semuanya aman y sampe hari pernikahan kalian.
LISA
Rukun selalu y Letta & Azzam
LISA
Leo bakal nyusul Azzam jg nih 😊
LISA
Bagus ceritanya Kak..salut sama Letta yg meskipun putri pengusaha kaya tp mau bekerja di perush laen..rukun selalu deh sama Azzam sampe hari H nya 😊
LISA
Ceritanya bagus bgt..sipp klo Letta yg jdi sekretarisnya Azzam..
LISA
😊😊 good job Letta..tunjukkan ke Hana bahwa kmu mendptkan yg lebih baik drpd Bima..pdhl sebnrnya Gio itu kakaknya Letta..😊
LISA
Azzam akan dijodohkan sama Letta nih asyikk kan Azzam emg udh tertarik sama Letta 😊
LISA
Dunia sempit nih ternyt Bella yg dulu kekasihnya Razzan adl sahabatnya Letta
LISA
Aq mampir Kak
Otra Mas Aqui
cerita ini bikin saya ingin terus membacanya sampai selesai! Keren banget, thor!
🔥ana_omi🦊🍃
Jalan cerita hebat.
Arabelle Arinne
Hats off untuk authornya, karya original dan kreatif!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!