Puspa adalah seorang janda berusia 25 tahun yang secara tidak sengaja menemukan sebuah pusaka mistis.
pusaka itu memiliki ilmu pemikat yang sangat kuat, dengan bermodalkan pusaka itu Puspa membuat sumpah, "semua lelaki bajingan harus mati!"
Puspa membuat sumpah seperti itu karena dia dulu hanya di buat mainan oleh mantan suaminya Alexander seorang pengusaha dari jakarta, akankah Puspa berhasil balas dendam kepada Alexander bermodalkan sebuah Pusaka yang berbentuk Tusuk Konde itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menguping dari atas pohon dengan santai
Namun Puspa memilih untuk menemui petapa itu, dia mengambil Tusuk Kondenya dan menyembunyikannya dari balik jaketnya untuk berjaga-jaga.
Dia berjalan keluar dari kamarnya, dan memutuskan untuk menemui petapa itu..
Ketika puspa sudah keluar dari gerbang kosannya dia bisa melihat seorang kakek Tua yang sedang duduk bersandar di bawah pohon, di sekitar semak-semak belukar dan kardus yang menjadi alas duduk kakek Tua itu.
Dengan cepat Puspa menuju ke pengemis itu.
Pengemis itu membuka sedikit matanya ketika merasakan puspa yang berjalan mendekat.
Pengemis itu langsung bangun dan memberikan kode kepada Puspa untuk mengikutinya.
"Ikuti aku.." ucap pengemis itu sambil memasuki perkebunan yang cukup gelap.
Ketika sudah berada di dalam perkebunan itu baik puspa dan pengemis tua itu langsung duduk berhadap-hadapan.
Tiba-tiba pengemis itu berucap, "bisakah kamu tidak menggunakan ilmu pemikatmu setiap saat?"
Puspa hanya bisa tersenyum canggung, "maafkan saya, saya tidak tahu bagaimana cara menghentikannya..."
Pengemis itu menghela nafas panjang, "untung saja aku kebal dengan ilmumu.."
Puspa menganggukan kepalanya, puspa sendiri yakin bahwa pengemis ini memiliki kesaktian yang sangat tinggi dan kebal terhadap kecantikannya, sebab pengemis ini sama sekali tidak menunjukan ekspresi kagum kepada Puspa.
"Panggil aku ki Joko Langit.." ucap pengemis itu.
"Nggih ki.." jawab Puspa.
"Kamu di ikuti oleh beberapa orang, aku tidak mengetahui mereka dari mana dan apa niat mereka, namun sebaiknya kamu berhati-hati...." ucap ki joko langit.
Puspa sedikit tercengan mendengar hal itu, "kira-kira apakah mereka sangat banyak, ki?" Tanya puspa.
"Tidak banyak, hanya beberapa saja. Mereka selalu mendatangi tempat di mana kamu datangi.." jawab ki joko langit.
Kemudian ki joko langit berucap kepada Puspa, "aku telah bersumpah akan menolong siapapun yang telah memberikanku makan siang, dan karena kamu yang memberikanku makan siang maka aku akan menolongmu, katakan kepadaku apa yang harus aku lakukan kepada mereka...."
"Apakah aku perlu membongkar identitas mereka?" Tanya ki joko langit dengan ekspresi serius.
Pada saat ini puspa terlihat mengigit bibirnya dengan ekspresi bingung, dia sendiri tidak mengetahui siapa yang mengikutinya apakah itu aparat yang menemukan bangkai mbah molo dan tarno, atau mungkin dari kelompok Crimson Crescent Moon?
Tawaran ki joko langit untuk membongkar siapa identitas mereka terdengar sangat menarik, namun masalahnya adalah ini masih kurang, bagaimana bila masalah ini membesar?
Puspa langsung berucap, "aku ingin ilmu kesaktian, ki. Tolong ajari aku..."
Ki Joko Langit tersentak kaget, "tidak!" Ucapnya dengan tegas, "tidak seharusnya wanita memiliki ilmu kanuragan, aku tidak akan mengajarkan wanita memiliki ilmu kanuragan!"
"Kalau kamu minta Ajian pemikat lainnya aku akan mengajarkannya..." ucap ki joko langit.
Puspa mengigit bibirnya dengan panik, Ajian pemikat? Ilmu pemikat di tusuk konde sekar melati miliknya saja sudah sangat kuat, dan membuat puspa kewalahan karena tidak tahu cara menonaktifkannya. Ini mau di tambah?
Pada saat ini Puspa tidak membutuhkan Ajian pemikat, dia hanya membutuhkan ilmu-ilmu kanuragan untuk bertarung. Barangkali dia harus menghadapi para aparat atau kelompok Crimson Crescent Moon yang sedang mencari pencuri pusaka milik Tuan Damar aby sugito.
"Ta.. tapi anda sudah bersumpah untuk membantu saya? Saya sedang membutuhkan ilmu-ilmu itu untuk membela diri saya.... apakah anda ingin mengingkari sumpah anda?" Tanya Puspa.
Ketika mendengar hal itu ekspresi wajah ki joko langit berubah menjadi gelisah, sumpah dalam perjalanan spiritual adalah termasuk hal yang sangat sakral, apabila dia melanggar sumpah maka usaha spiritualnya akan hancur berantakan.
"Sial! Kenapa aku harus bertemu dengan wanita sepertimu!" Ucap Ki joko langit dengan nada frustasi.
Kemudian Ki joko langit menghela nafas panjang, "baik, karena aku sudah bersumpah maka aku akan menunjukanmu jalan untuk kamu bisa memiliki ilmu kanuragan..."
Mendengar hal itu puspa menjadi sangat bersemangat, "bagaimana ki?" Tanya puspa.
"Mandilah di petirtan purwo saloko." Ucap ki joko langit.
"Pu.. purwosaloko?" Tanya puspa dengan ekspresi kebingungan, sebab dia baru pertama kali mendengar nama purwosaloko, "lalu di mana saya bisa menemukan pertitan purwosaloko?"
Ki joko langit langsung menunjukan ke sebuah arah, "di gunung semeru! Kamu bisa menemukan petirtan purwosaloko di gunung semeru."
Puspa sedikit kaget mendengar hal ini, tidak pernah terbesit di dalam hatinya bahwa dia akan menuju ke gunung semeru untuk menjari petirtan purwosaloko.
"Apakah petirtan purwosaloko berada di puncak mahameru?" Tanya puspa.
Ki joko langit menggelengkan kepalanya, "oh jelas bukan, petirtan puwosaloko bukan berada di puncak mahameru, petirtan itu berada di sebuah tempat yang harus kamu cari sendiri..."
Puspa sedikit ragu mendengar hal ini, mengapa kedengarannya petirtan purwosaloko terdengar seperti tempat di novel-novel.
Melihat ekspresi keraguan di wajah puspa membuat ki joko langit tersenyum, "bagaimana? Apakah kamu menyerah?" Tanya ki joko langit.
"A.. akan saya pertimbangkan terlebih dahulu..." jawab puspa ragu-ragu.
Ki joko langit berucap, "aku akan berada di jalan pantura ini selama satu bulan untuk menunggu keputusanmu, apabila kamu memutuskan pergi ke Gunung Semeru maka aku akan memberikan beberapa bekal penting, apabila dalam kurun waktu satu bulan kamu tidak kunjung membuat keputusan aku akan pergi, akan aku anggap kita tidak pernah bertemu..."
"Baik ki..." jawan puspa.
"Ya sudah kembalilah." Ucap ki joko langit.
Puspa mengangguk dengan cepat dia bangkit dan berjalan menuju ke kos-kosannya lagi.
Apa yang tidak di ketahui puspa dan ki joko langit, di atas pohon duduk seorang pemuda yang sedang menghisap rokok sampoerna mild miliknya, pemuda itu menghembuskan asapnya di depan wajahnya, "kamu cantik dan memiliki aura bagus, seharusnya kamu bisa memiliki suami yang setia dan bisa menyayangimu serta kamu bisa hidup dengan nyaman. Namun mengapa kamu malah memilih jalan yang berdarah-darah? ilmu kanuragan hanya akan menambah noda darah di dalam jiwamu..." batin pemuda itu sambil memandangi punggung puspa yang menjauh.
Dia tidak tidak bukan adalah Sugi, atau Tuan Damar aby sugito dia sendiri harus mengawasi puspa apakah puspa menggunakan Tusuk Kondenya untuk kejahatan atau tidak oleh karena itu sugi beberapa hari ini mengawasi puspa.
Sementara itu ki joko langit merasakan hawa aneh di tempat ini, dia seolah merasa ada orang lain namun bukan makhluk halus.
Ki joko langit mendongak menatap dahan pohon tempat di mana sugi duduk, namun ki joko langit tidak menemukan siapapun, padahal sugi masih duduk di situ dan masih mengisap sampoerna mild miliknya dengan santai.
***
Waktu berjalan dengan sangat cepat, beberapa hari terlewati dengan sangat cepat. Puspa masih menjalankan kegiatannya dengan normal, dia bolak balik ke Lamongan kota untuk mencari pekerjaan.