NovelToon NovelToon
Sepanas Cinta Juragan Cabe

Sepanas Cinta Juragan Cabe

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Lansia
Popularitas:51k
Nilai: 5
Nama Author: Defri yantiHermawan17

"Ihh... Panas Mas!"

"Sebentar lagi juga dingin, nikmatin aja."

Adelia mengalami insiden yang hampir merenggut nyawanya karena kecerobohan seseorang, bukannya mendapatkan ganti rugi Adelia malah mendapatkan calon suami.

"Kamu enggak perlu khawatir, aku akan bertanggungjawab. Bapakku Penghulu kamu tenang saja."

Maksudnya apa, memangnya kenapa kalau bapaknya pria ini seorang penghulu? kan Adelia hanya butuh ganti rugi bukan calon suami.

"Kenapa, ada yang aneh ya sama saya? Kenapa ngeliatin terus?"

"Kenapa, emangnya gak boleh dilihat gitu?"

"Ck, kalau kamu ngeliatin kayak gitu 𝙩𝙚𝙧𝙪𝙨, 𝙠𝙪𝙢𝙖𝙝𝙖 𝙡𝙖𝙢𝙪𝙣 𝙪𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙗𝙤𝙜𝙤𝙝, 𝙨𝙖𝙝𝙖 𝙣𝙪 𝙧𝙚𝙠 𝙣𝙜𝙖𝙝𝙖𝙡𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CABE Bab 11

Adelia berlari terpontang-panting dengan kedua kakinya yang tak beralaskan apapun, heels yang dia kenakan tadi sudah hilang entah kemana setelah digunakan untuk memukul kepala Willy untuk kedua kalinya. Kali ini laki-laki mesum itu tidak sadarkan diri di dalam mobilnya, Adelia berlari tanpa membawa apapun.

Tas dan ponselnya berada di mobilnya yang dibawa oleh Herman dan Herlina, dia benar-benar tidak tahu harus berlari kemana hanya menelusuri jalanan gelap yang sepi diiringi rintik hujan yang mulai deras. Sudut bibirnya terasa perih sekarang, tamparan keras yang diberikan oleh Willy tadi benar-benar melukainya saat dirinya melawan.

Tangannya sibuk mempertahankan sebelah gaunnya yang robek, jangan sampai terlepas membuat tubuhnya terlihat oleh banyak mata.

Entah seberapa jauh Adelia berjalan, hingga akhirnya rasa lelah dan haus semakin menyergap. Kedua mata Adelia mengedar, dia mengingat tempat yang dilaluinya saat ini, tempat ini pertama kalinya dia dan Azkha bertemu. Alangkah jauhnya dia berjalan, sampai tidak tentu arah dan berakhir disini.

Dengan langkah ragu Adelia memasuki kawasan tersebut, tidak jauh dari jalan raya ini ada sebuah perkebunan cabai yang luasnya sejauh mata memandang. Napas Adelia tidak lagi beraturan, dari kejauhan dia melihat sebuah pondok yang hanya diterangi oleh sebuah lampu pijar kecil tapi cukup terang.

Kedua kakinya melangkah lemah, Adelia berusaha untuk tetap sadar walaupun kepalanya semakin memberat. Setidaknya dia tidak boleh pingsan ditengah jalan, dia harus sampai dipondok dan kemungkinan besok pagi ada orang yang menemukannya.

Hingga akhirnya semua yang ada didalam pikirannya benar-benar terjadi, pagi harinya dia ditemukan oleh Kang Eman orang yang pertama kali datang ke perkebunan dan berteriak seperti orang kesetanan kala melihat tubuhnya tergeletak begitu saja di bale-bale bambu.

Tidak lama Adelia yang setengah sadar mendengar orang berteriak memanggil namanya sebelum kesadarannya kembali hilang, tubuhnya terasa remuk dan panas sepertinya dia juga demam.

"Bi Imas, ambilkan kain di dalam!" Azkha berteriak memanggil salah satu pekerjanya, tangannya sibuk merengkuh tubuh Adelia yang terasa panas dengan penampilan memprihatinkan.

Sudut bibir perempuan muda ini lebam, dahinya juga, belum lagi telapak kaki nya yang mulus memiliki banyak luka gores dengan bercak darah yang mengering, kotor terkena lumpur.

"Den, ini kainnya!" Bi Imas memberikan sebuah kain panjang atau 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙞𝙣𝙜 kalau orang Sunda mah, 𝙟𝙖𝙧𝙞𝙠 kata orang jawa kepada Azkha.

"Kang ambil mobil!" Seraya membungkus tubuh Adelia laki-laki itu kembali berteriak meminta Kang Eman mengambil mobil yang biasa mereka gunakan untuk mengangkut cabai ke tepi jalan.

Dengan cepat dan tanpa banyak bicara Kang Eman patuh, dia bergegas pergi dengan lari terpontang-panting. Sementara beberapa orang yang sudah datang ke perkebunan dan siap bekerja harus melihat terlebih dahulu drama pagi yang menggemparkan tempat ini.

"Aduh mani cantik ya, kasian. Kenapa bisa kayak gini, apa Si Neng teh kerampokan?" Ucap salah satu ibu-ibu yang sedari tadi meringis melihat kondisi Adelia yang terus saja direngkuh oleh Azkha. Laki-laki itu menutupi tubuh Adelia yang sebagian terbuka karena gaunnya robek.

"Tapi Den Azkha kenapa panik kayak gitu ya, apa mereka saling kenal?" Cetus temannya yang ikut nimbrung.

"Bukannya itu teh perempuan yang pernah dianterin pulang sama Den Azkha ya, waktu mobilnya enggak sengaja Kang Eman tabrak dari belakang." Ungkap laki-laki muda yang sedari tadi terus saja memperhatikan langkah Azkha yang semakin jauh sembari menggendong Adelia menuju mobil.

Semua yang ada disana menoleh kearahnya, tatapan mereka seakan mencari jawaban dari rasa penasaran yang tengah melanda.

"Kenapa atuh ngeliatin saya segitunya, kalau penasaran mah tanya sendiri sama Den Azkha nya saya mah enggak tau apa-apa." Cetusnya seraya berlalu menuju gudang dimana dia bisa mengambil karung dan keranjang untuk panen hari ini.

Sementara didalam mobil Azkha terus saja memeluk tubuh Adelia, dia harus segera membawa perempuan muda ini ke klinik ataupun rumah sakit.

"Kita mau ke mana Den?" Tanya Kang Eman.

"Yang dekat disini apa Kang? Klinik atau rumah sakit?!" Bukannya menjawab Azkha malah memberikan pilihan, dia memilih tempat yang dekat agar Adelia bisa segera ditangani.

"Klinik, Den." Sahut Kang Eman seraya mulai mengendarai mobil keluar dari perkebunan.

Azkha tidak menyahut, dia mengalihkan perhatiannya pada wajah Adelia yang pucat. Kulitnya yang putih terlihat pucat dan kotor, lebam juga panas.

"𝘚𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪?"

Ada banyak pertanyaan yang ingin Azkha lontarkan, tapi tidak mungkin sekarang. Kondisi Adelia saja belum tahu seperti apa, dia benar-benar shock melihat Adelia berada di pondok perkebunan dalam keadaan memprihatinkan.

Dia mengira perempuan ini baik-baik saja setelah pulang dari bengkel, tapi ternyata-

"Andaikan aku kemarin enggak pulang ke rumah, aku pasti nemuin kamu lebih awal kan." Gumamnya sembari mengeratkan pelukannya di tubuh Adelia yang terbungkus kain panjang.

***

"Dia mengalami shock, kelelahan, dehidrasi, juga luka-luka lebam yang ada di wajahnya semakin membuatnya lemah, kalau boleh tahu kenapa bisa seperti ini? Apa pasien mengalami penganiyaan atau kecelakaan?" Dokter perempuan berhijab yang bertugas di klinik dua puluh empat jam ini terlihat begitu prihatin melihat keadaan pasiennya.

Perempuan cantik ini mengalami sesuatu yang buruk, beruntung hanya luka luar tidak ada tindakan apapun yang bisa melukai organ vitalnya termasuk tindakan asusila.

"Tapi dia baik-baik saja kan Dok? Saya juga tidak begitu tahu apa yang terjadi," Ungkap Azkha dengan mata terus saja terarah pada Adelia yang sudah mendapatkan perawatan.

"Untuk beberapa waktu kedepan dia harus dirawat, mungkin sekitar dua hari. Tidak ada luka dalam ataupun tindakan asusila di organ vitalnya, hanya luka lebam di bagian wajah dan keningnya. Kalau boleh tahu, anda siapa nya? Maaf, untuk keterangan saja." Ucap Dokter itu lagi dengan profesional.

Azkha menelan salivanya kasar, dia melirik pada Adelia yang masih belum sadarkan diri karena pengaruh obat. Kedua kakinya diperban karena luka-luka yang dialaminya, keadaan perempuan itu sungguh membuatnya tidak sabar ingin tahu yang sebenarnya, apa yang sudah terjadi?

"Saya, saya keluarganya. Saya calon suaminya, Dok." Ungkap Azkha dengan segala keberanian yang dimilikinya, dia tidak peduli kalau Adelia nanti marah karena dirinya mengaku-ngaku sebagai calon suaminya.

Kalau tidak seperti ini pasti akan mengalami kesulitan nantinya.

"Oh ya sudah, saya tinggal sebentar. Biarkan pasien istirahat, Anda bisa menyelesaikan administrasinya." Dokter itu berpamitan, dia keluar meninggalkan Azkha dan Adelia didalam ruang rawat yang terasa begitu dingin menusuk kulit.

Helaan napas Azkha terdengar berat, tangannya menyugar rambutnya yang sedikit panjang dan basah karena keringat.

"Calon suami, aduh kalau Adelia denger bisa marah dia," Ujarnya seraya tersenyum tipis seakan mengamini apa yang diucapkannya tadi.

1
dee
sama, abaaaanggg.... Iga ogé cinta, Abdi ogé cinta 😍😍😍😍😍
bener ga tuh bahasa sundanya, kak def zeyeeennnnnkkk?
wong solo ajar basa Sunda gegara novel kakak nih /Grin//Grin//Grin/
MasyaaAllah... bang azkha bener² bkin neng adel klepek² n bkin kita yg baca jadi pgn diklepekin juga /Drool//Drool//Drool//Drool/
hadeeuuuuhhhh, si ameledung. jadi orang kok isinya cuman iriiii mulu ama orang lain /Hammer//Hammer//Hammer/
Syirfa Ratih
artinya apa kak.. translate dong...🤭
weny
translate mana translate😀
Hendra Yana
lanjut
jumirah slavina
ati² Del... ini ilmu AZKHAdon lg menjerat mangsa...

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤪🏃🏃🏃
mom'snya devadhamian
aku juga jadi makin Bogoh KA aa Azka heheehe jadi pingin terkam aa Azka aku nya😁🤪
jumirah slavina
para group IriAti
jumirah slavina
ada m'video trs sebarin... fyp.. viral...
trs jd artis deh....

wahhh... Ais bakalan jd Mama Artis donk..

🤭🤭🤣🤣🤣🏃🏃🏃🏃🏃
Yuliana Purnomo
senang nya akhir nya kalian syaaahh juga,,, selamat untuk kalian berdua 🌹
ꍏꋪꀤ_💜❄
mamas nih... cieee halal del...
Jenong Nong
ternyata bang Azkha bisa ngegombal jg.... 😁😁❤🙏🙏
Hafifah Hafifah
wah jadi orang g bersyukur banget sih
Hafifah Hafifah
karna si adel berhak mendapatkannya
Nindhi Pratiwi
ihhh.. gemas nya manten baru🥰🥰
Nindhi Pratiwi
jangan maruk lu Amelia
Nindhi Pratiwi
lambe nyaaa... provokator
Nindhi Pratiwi
tenggorokan nya panas ya..buat nelen makanan rasanya pait ya🤭🤭
hati hati loh...tidur jadi gk nyenyak..hidup jadi GK tentram nnti klu dengki 😁
Ramadhani Kania
traslet mak duren....qvorang jawa...gk ngerti bahasa sunda....😭
yuning
ikutan bahagia , selamat ya bang Azkha
fifia
karya yg sll kerenn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!