Kisah tragis harus dialami oleh wanita bernama Bilqis Adara Alkyara Putri, disaat usianya yang masih berusia 20 tahun ia harus menerima kenyataan pahit, hidupnya hancur akibat ulah kekasih dan Sandra Oktaviani, wanita yang sudah ia anggap sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Mengandung darah daging dari Lelaki bernama Rahendra Wijaya, tapi nasib malang menghampiri wanita itu sadar sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, dibenci bahkan tak dipedulikan keluarga akhirnya wanita itu memilih pergi meninggalkan kota dimana ia dilahirkan.
Memutuskan menetap dan memulai kehidupan baru di kota ( J ) siapa sangka ia dipertemukan dengan sesosok nenek yang sangat baik sudah menganggapnya seperti cucu kandungnya sendiri.
Tak hanya bertemu nenek, ia juga bertemu Elgar Kenanndra Putra, lelaki menyebalkan yang siapa sangka ia cucu kandung dari nenek tersebut.
Akankah cinta Adara akan berlabuh pada Elgar, ataukah malah bersatu kembali dengan Hendra?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 [ Nafas buatan]
Masih mencari angin, kedatangan seseorang lalu mengalihkan perhatian Adara.
"Apa dengan saudari Adara?"
"Iya?"
"Anda disuruh Tuan Elgar untuk menemuinya didekat kolam, ada sesuatu yang ingin tuan muda katakan,"kata seorang penjaga.
"Untuk apa dia menyuruhku untuk ketempat sepi? Untuk apa pula ia malah memerintahkan orang lain? Ini tidak seperti biasanya?"batin Adara.
"Baiklah aku akan kesana terima kasih."
"Sama-sama."
Setibanya di lokasi yang ditujukan, Adara tak melihat keberadaan dari seseorang yang mengajaknya ketemuan, ini sedikit aneh, ia celingak-celinguk mencarinya, namun apa yang ia cari masih nihil tak menampakkan batang hidungnya.
Tepukan tangan kembali terdengar menggelegar. Adara berpaling betapa terkejutnya Ia sadar jika Sandra lah yang malah mendatanginya.
"Kamu? Kenapa kamu ada disini?"
"Ternyata gadis sepertimu mudah banget ya mencari cara untuk menggoda seseorang?"sindir Sandra.
"Menggoda? Apa maksudmu?"
"Katakan saja, disini? Memiliki kesempatan bersama Hendra 24 jam kamu sengaja menggodanya agar ia kembali terjerat dalam kecantikan kamu kan?"
"Tunggu! Apa aku tidak salah dengar menggodanya?"
"Aku pikir sosok penjahat seperti kamu akan percaya diri jika dirimu cantik? Jika sekiranya kamu menganggap diriku cantik dan sengaja aku gunakan kecantikanku ini untuk mengait suami orang yang mata keranjang seperti Suamimu? Kenapa kamu tidak jadikan kecantikan kamu untuk kembali menjeratnya?
Oh iya, aku lupa tanpa kecantikan sepertinya kamu juga bisa menjeratnya dengan tubuh tel4njang mu itu? Seperti yang kamu lakukan untuk merebutnya dariku dulu?"sindir Adara balik, Sandra mengepalkan tangan ia merasa berbalik dipermainkan.
Emosi Sandra kian menajam, tangannya mengepal kian erat tak terima atas penghinaan dan kata-kata yang diucapkan Adara dengan gamblang.
"Kenapa? Ataukah kamu takut jika Hendra akan kembali jatuh cinta padaku tanpa aku harus mengunakan trik kotor seperti yang kau mainkan dulu?"
"Kamu sudah melewati batas!"
Sandra melangkah maju mendekati Adara, Adara yang merasa ada sesuatu yang direncakan Sandra, ia juga tau mungkin nyawanya sedang terancam secara perlahan jika sudah berhadapan dengan gadis licik seperti Sandra! Adara memundurkan langkahnya.
"Sandra paling tidak suka sama yang namanya perusak! Berani masuk dalam kehidupanku apalagi sampai berani menggoda suamiku ...maka sama halnya anda sudah berani memasuki kandang binatang buas! Dan yang terjadi kamu pasti tau kan apa yang akan aku lakukan?"
Sandra mulai menakut-nakutinya, ia tau cara ini sering ia gunakan untuk membuat musuh didepannya lemah bahkan kalah, tapi ia lupa gadis yang sering ia tindas telah berubah tak selemah seperti dulunya.
Semakin memundurkan langkahnya. Tubuh Adara yang tanpa ia sadari sudah berada diujung bibir kolam, sedangkan Sandra sendiri yang tak henti-hentinya mengakhiri langkahnya keduanya sekejap terhenti sadar sudah sama-sama berada di pinggiran kolam.
"Ini akibat anda sudah berani bermain-main padaku, jadi rasakan lah."
Didorong tubuh Adara hingga terjungkal kebelakang, kolam segar yang tadinya sunyi seketika menggelombang sesaat Adara terjatuh didalam lautan biru itu.
Berusaha berteriak, namun apa daya mulutnya bagaikan tersumpal bersamaan kepalanya yang beberapa kali masuk keair bening tersebut.
Tangannya ikut memberontak berharap ada seseorang yang mau menolongnya, namun Wanita dipinggiran kolam itu hanya tersenyum menyeringai dengan sangat puas.
"Selamat tinggal saudaraku ... berbahagialah disana ..."
Meninggalkannya seorang diri, bertahan antara hidup dan mati Gadis itu semakin tak berdaya, tubuhnya yang semakin melemah secara perlahan tubuh itu ikut tenggelam kedalam kolam jernih itu.
Matanya perlahan terpejam, tapi masih sadarkan diri tak ada pergerakan entah pada tangannya yang sama sekali tak ada tenaga yang cukup.
Byurr
Entah darimana seseorang tiba-tiba datang dan langsung terjun ke kolam, mendekati tubuh Adara yang mulai tenggelam di paling dasar kolam itu lalu diraih oleh seseorang itu, berhasil meraih pergelangan tangan Adara, berulang kali seseorang itu menepuk pipi mungil Adara, namun sudah tidak ada kesadaran yang dialami sang gadis.
lelaki itu tanpa berfikir ia seketika menangkap blblr mungil sang g4dis hingga berada pada lum4t4n yang cukup bringas.
Tak ada pergerakan yang dirasakan Adara ketika dua b1b1r mereka saling bermain dalam lum4t4n manis itu, namun lelaki itu masih berulang kali memberikan nafas buatan yang akhirnya berhasil membuat ada pergerakan pada jari jemari Adara, mengangkatnya keatas, membawanya naik keatas dan menaruh tubuh Adara ke tepian.
Langkah kaki menunjukkan ada pergerakan seseorang hendak kearah kolam ini, bergegas pergi meninggalkan Adara yang nampak masih tak sadarkan diri, kedatangan seseorang yang ternyata Hendra, Hendra terbelalak kaget melihat Adara dalam keadaan basah kuyup tak sadarkan diri.
"Dara!"
Lelaki itu langsung bersimpuh dan memangku Adara, disusul beberapa orang datang ikut mengerubunginya termasuk Sandra.
"Sial! Cepat sekali ia tertolong? Tapi siapa yang menolongnya?"batin Sandra menatap kiri-kanan tapi tak ada seseorang selain mereka.
"Apa yang terjadi?" Entah darimana Elgar datang dan langsung memberikan pertanyaan itu.
"Ini apa yang terjadi? Kenapa bisa Adara bisa jatuh ke kolam?" Sandra berpura-pura syok.
"Tidak ada waktu cepat berikan dia nafas buatan." Saran yang ditujukan Elgar.
Tanpa berfikir Hendra dengan semangatnya akan memberikan pertolongan itu, tapi belum sampai berlutut Sandra langsung meraih tangan Suaminya itu.
"Apa yang ingin kamu lakukan?"
"A ...aku ingin memberikan nafas buatan?"
"Kamu masih memiliki hati sama Adara?"tegur Sandra
Jika Sandra dan Hendra masih sibuk berdebat antara ingin dan dilarang memberikan nafas buatan itu, tanpa diminta ataupun persetujuan dari siapapun.
Elgar langsung berlutut dan langsung memberikan nafas buatan itu, pandangan Sandra ataupun Hendra seketika teralihkan dengan tindakan Elgar.
Sandra serasa tak rela melihat Lelaki yang dicintainya memberikan cluman blblr itu pada wanita lain. Tangannya mengepal ingin memberikan teguran, namun ia sadar hal itu hanya akan menjadi mimpi sadar disampingnya ada Hendra, suaminya.
Selesai mendapatkan nafas buatan Adara menunjukkan reaksi, memuntahkan air yang akhirnya kesadarannya itupun pulih.
"Syukurlah kamu sudah sadar?"
Hendra lega wajah yang tadinya diselimuti kepanikan, kini berubah menjadi senyuman yang terbilang lega.
*******
"Gimana kondisinya?"tanya Elgar pada Dokter yang habis menangani Adara.
"Alhamdulillah kondisi nona aman tuan, kalian untungnya datang tepat waktu jika tidak mungkin nona sudah ....."
"Cukup! Jangan dilanjutkan,"potong Elgar pada ucapan Dokter laki-laki itu.
"Baiklah saya antar kedepan,"kata Hendra.
"Baiklah."
"Sebenarnya apa yang terjadi pada Adara? Kenapa bisa ia tenggelam seperti tadi?"gumam Hendra bertanya pada yang lain.
"Janganlah dipikirkan itu terjadi karena salahku sendiri, tadi aku terpeleset dan akhirnya terjatuh,"ujar Adara sengaja tak memberitahu jika Sandra pelakunya.
"Dia tidak apa-apa tidak ada yang perlu dipikirkan,"timpal Elgar.
"Baiklah jika situasinya sudah aman kita permisi,"kata Sandra.
"Baiklah."
Perginya mereka, Adara memegang bibirnya sendiri, mengingat bayang-bayang tak jelas seperti ada seseorang yang memberikan nafas buatan didalam kolam waktu itu.
"Apa tadi itu hanya perasaanku saja? Aku merasa didalam sana blblrku seperti ada yang menyentuh? Dan juga ada yang memberikan nafas buatan? Apa ini hanya sebuah halusinasi?"ucap Adara terheran.
"Apalagi sosok yang memberikan nafas itu adalah Tuan Elgar? Si Bos yang kejam?"ucapnya masih lanjut menebak, tapi ia yakin tak percaya jika itu sungguh Elgar.
"Sudahlah jangan dipikirkan."
Adara menghela nafas, sedikit frustasi ia memutuskan hanya mengacak-acak rambutnya. Disisi lain Elgar tanpa sengaja mendengar ucapan Adara.
Entah kenapa pula ia ikut memegang bibirnya, teringat-ingat tindakan c1uman tadi, untuk pertama kalinya ciuman yang Elgar berikan pada sosok g4dis.
"Kenapa ini? Apa karena itu ciuman pertamaku? Aku jadi merasa sangat gugup seperti ini? Bahkan jujur selama berpacaran sama Sandra! Kita tidak pernah melakukan ciuman seperti itu?"batinnya yang ikut heran.
Hatinya kini ikut berkecamuk berbarengan detak jantungnya yang berdetak kencang tak karuan
BERSAMBUNG.
lanjut thor