Saat mencoba menerobos ke tingkat kekuatan tertinggi, Xiao Chen—Raja Para Dewa Kultivator—terhisap ke dalam celah dimensi dan terdampar di dunia asing yang hanya mengenal sihir dan pedang.
Di dunia yang nyaris hancur oleh konflik antar ras dan manusia yang menguasai segalanya, kekuatan kultivasi Xiao Chen bagaikan anomali… tak dapat diukur, tak bisa dibendung.
Ia terbangun dalam tubuh muda dan disambut oleh Elvira, elf terakhir yang percaya bahwa ia adalah sang Raja yang telah dinubuatkan.
Tanpa sihir, tanpa aturan, hanya dengan kekuatan kultivasinya, Xiao Chen perlahan membalikkan dunia ini—membangun harapan baru, mencetak murid-murid dari nol, dan menginjak lima keturunan manusia terkuat bagaikan semut.
Tapi saat kekuatan sejati menggetarkan langit dan bumi, satu pertanyaan muncul:
Apakah dunia ini siap menerima seorang Dewa... dari dunia lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GEELANG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 – Kelas Rahasia Para Elit
Langit pagi di Akademi Aggrale tampak biasa.
Namun hari itu, sebuah berita menyebar seperti api dalam hutan kering:
> “Xiao Chen dipanggil ke Aula Kehormatan?”
> “Dia masuk... Kelas Rahasia?”
> “Mustahil. Bukankah itu tempat hanya untuk pewaris pahlawan dan bangsawan inti?”
Bagi mayoritas murid, Aula Kehormatan adalah tempat suci. Di sana, murid elit dilatih langsung oleh para Grand Mage, Archknight, dan bahkan sesekali oleh anggota Dewan Sihir Dunia.
Tapi sekarang... seorang murid yang tidak dikenal asal usulnya, bukan keturunan bangsawan, bukan pahlawan... bahkan belum pernah mengikuti ujian dasar, tiba-tiba masuk?
Itu... mengguncang seluruh struktur sosial akademi.
🏛️ Pemanggilan Rahasia
Di dalam ruang pertemuan berbentuk melingkar di bawah menara tertinggi, lima anggota Dewan Sihir Dunia duduk.
Salah satunya, seorang lelaki tua dengan janggut putih panjang dan jubah merah marun, bernama Magnus Ferellian, membuka mulutnya.
> “Anomali kekuatan spiritual yang melampaui batas deteksi sihir.”
> “Fenomena langit yang tidak tercatat dalam grimoire bintang.”
> “Seorang bocah tak dikenal... melampaui Kain Draego, cucu dari sang Pahlawan Petir.”
Dia mengetuk tongkatnya.
> “Dia harus diselidiki. Dan... dipantau.”
Yang lain mengangguk. Tapi salah satu wanita muda di antara mereka—bermata biru tajam—menambahkan,
> “Atau... dijadikan aset. Jika dia bisa dikendalikan.”
⚔️ Aula Kehormatan: Kelas Rahasia Dimulai
Xiao Chen tiba di aula besar berwarna perak, dikelilingi dinding rune kuno.
Di dalamnya, ada dua puluh murid. Semuanya adalah elit:
Putra-putri kerajaan.
Keturunan Pahlawan.
Pewaris keluarga sihir kuno.
Mereka semua menatap Xiao Chen seperti menatap seekor... binatang asing.
Namun Xiao Chen hanya berjalan tenang, duduk di pojok belakang. Tidak memedulikan tatapan.
Seorang lelaki tinggi besar dengan rambut biru mendekat. Senyum mengejek di wajahnya.
> “Kau yang mengalahkan Kain Draego?”
> “Aku ingin melihat... apa kau bisa berdiri setelah satu pukulanku.”
Tepat saat itu, aura tekanan sihir dilepaskan olehnya.
BOOM!
Beberapa murid biasa yang berdiri dekat, langsung terdorong ke belakang. Tapi Xiao Chen...
...hanya duduk, dan meniup udara dari mulutnya.
Aura lawan langsung lenyap seperti asap terbakar.
Semua yang melihat, langsung terdiam.
Bahkan Grand Mage yang memantau dari lantai atas membuka matanya sedikit lebih lebar.
📚 Latihan Pertama: Tes Simulasi
Instruktur utama muncul: Archmage Lenneth, wanita paruh baya dengan rambut putih diikat.
“Simulasi Dunia Dalam. Tempat kekuatan sejati diuji.”
Mereka semua masuk ke dalam kristal biru raksasa—mereka akan ditarik ke dunia simulasi.
> Tujuan: Bertahan di zona Netherwood selama 2 jam.
> Hadiah: Poin kontribusi dan penilaian masuk pasukan elit.
Semua murid mulai bersiap, mengaktifkan sihir, memanggil senjata, dan membentuk kelompok.
Kecuali Xiao Chen.
Dia hanya berdiri diam, memandangi pintu dimensi simulasi yang mulai terbuka.
“Sendiri?” tanya Lenneth.
> “Aku lebih cepat sendiri,” jawabnya pelan.
🌌 Dunia Simulasi: Netherwood
Begitu masuk, dunia berubah. Langit berwarna merah darah, tanahnya hitam dan beracun.
Monster spiritual dengan bentuk seperti pohon bersayap terbang di langit, sementara makhluk iblis lumpur berkeliaran di tanah.
Kelompok lain mulai saling bantu.
Sementara itu...
> "BOOM!"
> "CRAAACK!"
Dalam waktu 3 menit, Xiao Chen telah menumpuk 24 kristal kontribusi dari monster yang dikalahkan.
Dalam waktu 10 menit, dia sudah mencapai zona terdalam Netherwood—yang seharusnya mustahil bahkan bagi instruktur.
Dan saat dia duduk santai di atas batu sambil minum teh dari kantong penyimpanan pribadi, seluruh instruktur yang mengawasi dari luar... tak bisa berkata-kata.
> “Itu... bukan kekuatan sihir.”
> “Tidak terdeteksi aliran mana. Tapi tekanan spiritual... seperti Dewa.”
💬 Kembali ke Dunia Nyata
Setelah dua jam, murid lain muncul satu per satu, terluka dan kelelahan.
Tapi Xiao Chen muncul terakhir, tanpa lecet.
Ketika papan peringkat muncul...
> 1. Xiao Chen – 923.000 poin
> 2. Arel Mordane – 47.000 poin
> 3. Fayra Lume – 45.300 poin
> ...
Selisihnya... hampir 20 kali lipat.
Para murid menatapnya bukan lagi dengan hinaan—melainkan ketakutan.
Namun di balik layar, Lenneth dan Dewan Sihir mulai berpikir keras.
🧠 Perdebatan Dewan
Malam itu, lima anggota Dewan kembali bertemu.
> “Dia... bukan berasal dari dunia ini.”
> “Tidak ada anak umur lima belas tahun yang bisa memanipulasi kekuatan seperti itu.”
> “Apakah dia ancaman bagi sistem sihir?”
> “Atau... bisa jadi pemimpin baru untuk menghadapi kembalinya Keturunan Pahlawan Gelap?”
Salah satu dari mereka, lelaki bertopeng emas, berkata:
> “Kita awasi dulu. Tapi jangan membuatnya curiga.”
🕵️ Intel dari Dunia Luar
Sementara itu, surat dari Elvira sampai melalui burung langit.
Xiao Chen membacanya dalam diam.
Lalu menulis balasan:
> “Kau telah memulai, dan melakukannya dengan baik.”
> “Aku akan menjaga keseimbangan dari dalam dunia musuh.”
> “Bangkitkan Elvarion. Aku akan membuka jalannya nanti.”
Lalu surat itu berubah menjadi cahaya, terbang kembali ke langit malam.
Xiao Chen berdiri di atas balkon menara akademi.
Melihat ke arah cakrawala barat—arah Elvarion yang tersembunyi.
Lalu dia bergumam pelan:
> “Dunia ini... mulai bergerak.”
> “Dan di balik bayangan manusia... aku mencium bau keturunan pahlawan yang sesungguhnya.”
Matanya berkilat emas. Angin berhembus. Dan langit malam tampak seperti bergetar halus.