Riris Ayumi Putri seorang gadis yang haus akan kasih sayang dan cinta dari keluarganya. Dan sialnya ia malah jatuh cinta pada kakak temannya sendiri yang umurnya terpaut jauh dengannya. Bukanya balasan cinta, justru malah luka yang selalu ia dapat.
Alkantara Adinata, malah mencintai wanita lain dan akan menikah. Ketika Riris ingin menyerah mengejarnya tiba-tiba Aira, adik dari Alkan menyuruhnya untuk menjadi pengantin pengganti kakaknya karena suatu hal. Riris pun akhirnya menikah dengan pria yang di cintainya dengan terpaksa. Ia pikir pernikahannya akan membawa kebahagiaan dengan saling mencintai. Nyatanya malah luka yang kembali ia dapat.
Orang selalu bilang cinta itu membuat bahagia. Namun, mengapa ia tidak bisa merasakannya? Apa sebenarnya cinta itu? Apakah cinta memiliki bentuk, aroma, atau warna? Ataukah cinta hanya perasaan yang sulit di jelaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risma ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
Sudah berhari-hari semenjak kejadian itu. Alkan tidak pernah lagi melihat istrinya. Ia mencoba bodo amat, padahal sebenarnya khawatir. Kemana wanita itu pergi?
Kini di sebuah apartemen, Alkan keluar dari lift berjalan menuju sebuah kamar. Lelaki itu mulai masuk ke dalam, keningnya berkerut melihat sebuah sepatu pria di sana.
Langkahnya terhenti saat melihat Dara yang sedang di peluk dari belakang oleh seorang pria. Mereka membelakanginya, dengan cepat Alkan mengumpet di balik tembok dan mendengarkan pembicaraan mereka.
"Lepas! Gue bilang jauhin gue! Lo udah hancurin hidup gue!" teriak Dara sambil terus memberontak mencoba melepaskan.
"Aku sayang sama kamu, kenapa kamu tega ninggalin aku? Aku janji bakal berusaha buat kembangin bisnisku lagi. Aku mohon kita nikah ya? Kasihan anak kita," ujar pria itu.
"Gue gak mau sama cowok miskin kayak Lo! Lagian sekarang gue hanya cinta sama Alkan!"
"Tapi Dar, kamu hamil anakku. Ayo kita nikah, aku janji bakal bahagiain kamu. Ikhlaskan dia, jangan terus merusak rumah tangga mereka."
"Engga, mending Lo pergi dari kehidupan gue. Jangan ganggu rencana gue, dia hanya milik gue. Gak boleh ada orang lain yang miliki dia!" kekeh Dara.
"Maksud kalian apa?" tanya Alkan tidak mengerti dengan pembahasan mereka.
"A-alkan?"
Alkan menatap Dara dengan wajah datar. Ia menyenderkan punggungnya di tembok sambil melipat kedua tangannya di atas dada. Tatapannya beralih pada pria di samping wanita itu.
"Lo cowok yang waktu itu kan? Lo siapa?" tanyanya datar.
"Dia--"
"Gue Daniel, tunangan Dara sekaligus ayah dari anak yang dia kandung," jawabnya yang membuat Alkan terdiam dengan tangan terkepal.
"Bohong!"
"Diam!" bentak Alkan menyuruh wanita itu untuk diam.
Lalu memberi kode pada Daniel untuk menjelaskan semuanya. Ia rasa selama ini Dara menyembunyikan sesuatu darinya.
"Sebelum sama Lo, kita udah pacaran selama 3 tahun. Bahkan kita sudah tunangan. Tapi, pas tau gue bangkrut, dia ninggalin gue. Dan gue gak terima saat tau ternyata Dara sudah punya cowok dan akan menikah. Gue terpaksa menghamilinya agar dia tetap sama gue. Gue sayang sama dia, gue gak suka dia sama cowok lain," jelasnya.
"Jadi selama ini Lo bohongin gue? Lo bilang Lo juga gak pernah pacaran? Ternyata Lo sudah tunangan sama cowok lain!" tanya Alkan tidak percaya.
Dara menggeleng-gelengkan kepalanya dengan panik. Ia berniat memegangi tangan Alkan berniat menjelaskan. Namun, dengan cepat Alkan menghindar.
"Dan selama ini dia selalu bilang hamil karena di jebak. Padahal itu murni gue sendiri yang maksa dia, gak ada sangkut pautnya sama istri Lo. Selama ini gue susah payah membujuknya untuk menikah. Namun, dia selalu menolak karena tau gue tidak punya apa-apa," ujar Daniel.
"Dia hanya mau sama Lo yang punya segalanya. Sedangkan gue? Gue sekarang udah miskin," lanjutnya sambil tersenyum miris.
"Sorry, gue gak bermaksud rebut dia. Gue gak tau kalau kalian sudah tunangan," Alkan menepuk pelan pundaknya karena merasa bersalah.
"Gapapa, ini bukan salah Lo. Gue ngewakilin Dara minta maaf atas semua perbuatannya."
Alkan tersenyum tipis, lalu ia melirik Dara dengan tatapan tajam. Ia tidak menyangka ternyata wanita yang selama ini selalu ia bela itu adalah wanita jahat.
"Gue gak nyangka ternyata Lo sejahat itu! Harusnya Lo beruntung ada orang yang tulus mencintai Lo! Dan Lo malah sia-siakan dia demi cari yang lebih sempurna! Tanpa sadar Lo menyakiti semua orang!" bentaknya yang membuat Dara hanya diam sambil terisak.
Alkan mengatakan itu tanpa sadar diri, padahal dirinya juga seperti itu wkwk. Ia pun memilih berlalu pergi meninggalkan mereka.
Alkan bergegas pulang ke rumahnya. Perasaanya berkecamuk, rasa menyesal dan kecewa pada dirinya sendiri. Ia menyesal telah menyakiti istrinya yang tidak bersalah. Ternyata selama ini Dara, wanita yang di cintainya itu hanya bersandiwara.
Alkan berlari masuk ke dalam rumah, mencari istrinya. Tidak ada, sampai sekarang Riris tidak terlihat di rumahnya. Dengan cepat Alkan masuk ke dalam kamar istrinya.
Kosong, tidak ada wanita yang di carinya. Alkan menatap sekelilingnya, ia membuka lemari baju yang kosong. Apa istrinya pergi meninggalkannya?
Dengan perlahan ia mendudukkan tubuhnya di pinggir ranjang. Pandangannya tertuju pada sebuah kertas di atas meja. Alkan meraih kertas tersebut dan mulai membukanya.
...Hi, Mas. Maaf aku menyerah ... Aku pikir setelah kita menikah kamu bakal mencoba mencintaiku. Aku pikir pernikahan kita akan bahagia, nyatanya malah penderitaan yang selalu aku dapat. Aku minta maaf belum bisa jadi istri yang baik buat kamu. Aku pamit, jangan cari keberadaanku. Kamu tenang saja, aku akan selalu melindungi anak kita....
...-Riris ...
Tanpa sadar air matanya menetes. Alkan meremas pelan kertas yang di pegangnya. Ia mendongak sambil mengedip-ngedipkan matanya mencoba menahan tangisnya.
"Maaf, harusnya aku mencari tahu kebenerannya. Kamu perempuan yang baik. Kamu rela berkorban demi cowok br3ngs3k kayak aku," lirihnya.
Alkan menatap sekelilingnya dengan sendu. Pandangannya tertuju pada laci nakas yang sedikit terbuka. Ia menariknya pelan, terlihat sebuah foto terbalik dan sebuah flashdisk.
Alkan dengan penasaran mulai mengambil kedua barang tersebut. Matanya membulat saat membalikkan foto yang di pegangnya. Terlihat foto seorang pria remaja bersama gadis kecil.
"R-Rayyan?" lirihnya tak percaya.
"Jadi dia adik Lo? Dia orang yang Lo titipkan ke gue untuk selalu menjaganya?"
"Dan sekarang gue malah menyakitinya. Ternyata selama ini Lo datang ke mimpi gue karena ini. Lo pasti kecewa sama gue, sorry ...."
Alkan benar-benar kecewa pada dirinya sendiri. Rasa penyesalan nya semakin besar setelah tahu ternyata istrinya adalah adik dari sahabatnya yang sudah lama meninggal. Sahabat yang selalu melindunginya. Padahal Alkan sudah berjanji untuk melindungi adik sahabatnya itu. Tapi ternyata tanpa sadar ia malah menyiksa fisik dan batinnya.
Pandangannya menunduk menatap sebuah flashdisk yang di pegangnya. Ia terus memperhatikannya dengan tatapan bingung. Namun, tiba-tiba lelaki itu beranjak dari duduknya berniat mengambil laptop.
Dengan rasa penasaran Alkan mulai memasangkan flashdisk itu pada laptopnya. Seketika tubuhnya terdiam memaku mendengar sebuah rekaman.
baru pub chap 6 penulisan makin bagus, aku suka>< pertahankan! cemangattttt🫶