“Kalo kamu bersedia menikah dengan saya, maka jangan coba-coba untuk bermain-main, Kintan.”
“Nama saya Tania, Mas.”
“Kintan panggilan sayang saya buat kamu.”
Kintania merencanakan pernikahan dari 3 bulan lalu bersama sang kekasih, namun apesnya malah di selingkuhin sebulan sebelum pernikahannya.
Nangis? sudah pasti. Tapi galau? oh tidak, dia menerima usulan keluarganya untuk menikahi pria matang yang merupakan kakak dari sahabat baiknya.
“Tunggu! ini beneran gue mau digeledah nanti malam. Mama nggak mau!!!!!”
Pernikahan yang direncanakan hanya dalam 2 minggu, dan tanpa cinta apakah bisa berjalan dengan lancar? dan apakah cinta akan tumbuh atau sudah tumbuh diam-diam diantara mereka, tapi gengsi mau bilang?
Update setiap hari jam 10 malam
follow ig : Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah apa?
Kahfi sampai di kantornya, dia langsung masuk ke ruangannya mengingat saat ini pekerjaannya masih banyak.
Pria yang menjadi manajer keuangan itu harus menyelesaikan segala pekerjaan sebelum nanti mengajukan cuti usai melaksanakan pernikahan.
Kahfi duduk, ia langsung menyalakan PC miliknya. Sambil menunggu komputer menyala, pria itu membuka dokumen yang ada di mejanya untuk ia periksa.
Mata Kahfi begitu fokus membaca setiap deretan angka yang ada di laporan, ia tentunya harus bertanggung jawab menjaga kestabilan keuangan perusahaan.
Sayangnya, fokus Kahfi pecah ketika pintu ruangannya dibuka dengan sedikit kasar. Seseorang masuk, dan langsung mendekati pria itu.
“Lo nggak bales pesan gue, Kahfi. Parah banget, masa gue lo tinggalin kayak gini. Nggak ingat janji kita dulu?” Orang itu menuntut sikap Kahfi.
Kahfi menghela nafas, dia memilih untuk diam dan tidak menimpali ocehan orang di depannya ini.
“Oh gue tahu, perempuan itu orang yang sama yang selama ini selalu lo puja-puja itu kan?” Lagi, ia bertanya dengan kesal.
“Emang secantik apa sih dia sampe bikin lo akhirnya mau nikah?”
“Berisik, udah sono pergi lo. Ganggu orang kerja aja!” Usir Kahfi kesal.
“Nggak mau, sebelum lo kasih penjelasan ke gue.” Tolaknya sembari menyilangkan tangan di dada.
Kahfi mengambil nafas sejenak, kemudian membuangnya perlahan. Ditatapnya manusia yang ada di hadapannya itu dengan serius.
“Gue mau nikah karena gue mau jalanin hidup sama pasangan gue, apalagi dia emang yang gue mau dan gue cinta.” Ucap Kahfi tenang.
“Dan, dari awal gue nggak pernah bikin janji apa-apa sama lo ya, mending lo juga cari pasangan biar bisa nikah.” Tambah calon suami Tania itu.
Orang itu menekuk wajah kesal, kemudian bersandar di kursi dengan tangan masih terlipat di dadanya.
“Ogah ah, lagian capek tau ngurusin perempuan. Kita harus selalu ngertiin dia, tapi nggak mau ngertiin kita sebagai laki-laki.” Tolak pria itu, Arya.
Arya, teman kerja Kahfi sejak pertama kali masuk kerja sampai dengan hari ini. Pria yang juga teman kuliahnya itu menjadi bagian HRD di kantor pusat, sehingga mereka sempat terpisah lokasi kerja.
“Tapi seriusan mau nikah lo, Fi? Perasaan dulu lo males nikah, makanya gue bikin kesepakatan kita nggak usah nikah aja.” Ujar Arya lagi, masih memaksa Kahfi.
“Kagak ada janji apa-apa gue sama lo, dan stop ngirim pesan ambigu ke gue sialann. Gue nggak mau ya kalo Kintan sampe salah paham.” Timpal Kahfi kesal.
Arya memajukan wajahnya, tangannya pun disimpan di atas meja kerja Kahfi.
“Alay, emang gue kirim pesan apaan sama lo?” Cibir Arya, melirik Kahfi sinis.
Kahfi mengambil ponselnya, dan membuka room chat kontak bernama AR.
“ ‘Lo mau nikah, Fi? sumpah lo ninggalin gue kayak gini?’ ini aja udah salah banget, nanti dikira gue pernah janji apaan sama lo, mana kontaknya namanya begini lagi.”
“Yaelah itu doang.” Balas Arya cuek.
“ ‘Inget hari-hari yang kita lalui bersama, Fi. Masa lo lupa’ Apa nggak makin stress gue bacanya.” Kata Kahfi.
Arya tertawa. “Yaudah gue minta maaf deh, abisnya lo nikah cepet banget. Nanti kalo lo punya bini, nggak bisa gue ajak curhat lagi.” Ujar Arya dengan wajah melas.
“Ya nggak lah, kecuali lo penyuka sesama jenis. Beuh, langsung gue gelindingin lo dari sini!” Balas Kahfi.
“Sesama jenis? busett, Fi. Noh di luar banyak cewek cakep, ngapain gue sama sesama jenis, mau adu pedang?” Pungkas Arya sambil geleng-geleng kepala.
“Gila lo, sana ah pergi. Bukannya kerja malah kagak jelas lo kesini-sini.” Usir Kahfi setengah kesal.
Arya bangkit dari duduknya, ia kemudian menepuk bahu pria itu penuh semangat.
“Lancar sampai hari H ya, Fi. Bahagia terus, walaupun gue sebel lihatnya.” Ujar Arya penuh senyuman.
Kahfi siap meninju wajah Arya. “Bercanda ege, serius amat lo. Bahagia ya sama Kintan, terus bisa kasih gue ponakan seribu.” Ujar Arya buru-buru.
“Sono lo ah, cowok gila!” Usir Kahfi, membuat Arya makin tertawa kencang.
Setelah Arya pergi, Kahfi kembali berniat fokus namun lagi-lagi fokusnya diganggu oleh panggilan dari adiknya, Raina.
“Bang, ihh mana hadiah gue!” Suara cempreng Raina langsung menyapa telinga Kahfi.
“Hadiah apa ya?” Kahfi meledek, pura-pura lupa.
“Awas lo lupa ya Bang, gue yang bikin lo bisa nikah sama Tania!” Ujar Raina dengan lantang.
Kahfi tertawa. “Iya-iya, besok datang hadiah lo mau. Bawel lo, persis sama Tania cuma bedanya bawel Tania gue suka, bawel lo gue males dengernya.”
“Dih, abang–”
Kahfi langsung memutuskan panggilan dari adiknya itu sambil sesekali menggelengkan kepalanya.
“Dasar, punya adik pinter memanfaatkan situasi.” Gumam Kahfi.
Kahfi kembali bekerja, kali ini dia harus benar-benar fokus pada pekerjaannya.
LHOOO APA IKI????
Bersambung ......................................
kayak nya seru cerita nya
Yaumil milad kak Alfiana,,, Barakallah fii umrik, doa yg terbaik buat kk author 🤲🥳
woaahhh happy birthday to youuu Authoorr, pnjg umur, sehat selalu, murah rezeki, smg selalu semangat dan sukses dlm berkarya💗Aamiinn
kadonya ☕ biar ga ngantuk dan semangat up😉