NovelToon NovelToon
Malam Yang Mengubah Takdir

Malam Yang Mengubah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / CEO / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Kaya Raya
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Tyger

Anya bermimpi untuk memiliki kehidupan yang sederhana dan damai. Namun, yang ada hanyalah kesengsaraan dalam hidupnya. Gadis cantik ini harus bekerja keras setiap hari untuk menghidupi ibu dan dirinya sendiri. Hingga suatu malam, Anya secara tidak sengaja menghabiskan malam di kamar hotel mewah, dengan seorang pria tampan yang tidak dikenalnya! Malam itu mengubah seluruh hidupnya... Aiden menawarkan Anya sebuah pernikahan, untuk alasan yang tidak diketahui oleh gadis itu. Namun Aiden juga berjanji untuk mewujudkan impian Anya: kekayaan dan kehidupan yang damai. Akankah Anya hidup tenang dan bahagia seperti mimpinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Tyger, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 - Kenangan yang Terlupakan

Dari rekaman itu, semua orang bisa menyaksikan bagaimana perlakuan Natali terhadap Anya menuangkan kopi ke tubuhnya tanpa alasan jelas. Awalnya publik mengira itu bentuk balas dendam karena hubungan mereka direbut. Tapi saat Aiden datang dan mengungkap semua kebohongan, persepsi pun berubah.

Siapa sangka, Natali hanya ingin lepas dari perjodohan dengan Aiden yang cacat penglihatan. Semua itu hanyalah akting!

Topik ini tidak hanya menyita perhatian netizen, tetapi juga seluruh media. Tak butuh waktu lama bagi media-media online dan cetak untuk mengangkat isu tersebut.

“Cinta Sejati Aiden Atmajaya, Perjodohan dengan Keluarga Tedjasukmana Ternyata Demi Bisnis.”

“Siapa Perempuan Beruntung Pilihan Aiden?”

“Aib Keturunan Keluarga Ternama, Karma Terlalu Cepat Datang.”

Judul-judul seperti itu memenuhi internet. Harris bahkan sudah memastikan bahwa koran dan majalah esok hari juga akan mencetak berita dengan tajuk serupa.

Cara Harris menyelesaikan masalah sungguh efektif. Ia tak perlu melibatkan tim PR dari Atmajaya Group. Ia sendiri sudah cukup untuk mengendalikan opini publik dan memulihkan citra Aiden.

Saat membaca komentar-komentar yang terus bermunculan, ponsel Harris tiba-tiba berdering. Di layar muncul nama Bima Atmajaya, ayah Aiden.

Harris segera menoleh ke arah Aiden yang masih duduk dengan mata terpejam. Ia tahu Aiden tidak tidur, hanya sedang menenangkan diri.

“Pak, Pak Bima menelepon,” lapor Harris.

Aiden hanya bergumam singkat, “Hmm…”

Dengan izin tersebut, Harris pun mengangkat telepon dan langsung dihujani berbagai pertanyaan dari Bima.

“Apa maksud semua berita ini? Aiden punya pacar? Sejak kapan? Kenapa tidak dikenalkan pada saya?”

Suara Bima terdengar begitu keras dari ponsel, sampai-sampai Anya dan Aiden bisa mendengarnya. Anya jadi canggung karena menyadari bahwa dirinya sedang jadi bahan pembicaraan. Sementara itu, Aiden tetap cuek.

Harris berusaha menjawab dengan sopan dan tenang.

“Pak Aiden sedang beristirahat dan memulihkan diri, jadi belum bisa bertemu. Nanti kalau sudah membaik, beliau akan memperkenalkan kekasihnya kepada Anda, Pak.”

“Siapa perempuan itu? Sudah kau cek latar belakangnya? Jangan-jangan perempuan itu hanya memanfaatkan Aiden karena dia buta!” Bima makin menyudutkan Harris.

Pertanyaan itu membuat Harris bingung menjawab.

“Pak, semuanya sudah dicek dengan jelas oleh Pak Aiden sendiri…”

Belum selesai Harris menjelaskan, Aiden tiba-tiba merebut ponsel dari tangannya dan langsung menjawab dengan dingin:

“Aku nggak butuh izinmu untuk mencintai siapa pun.”

Setelah itu, Aiden langsung menutup panggilan dan melemparkan ponsel itu ke arah Harris. Untung Harris sigap menangkapnya sebelum jatuh.

Aiden kembali menyandarkan diri ke kursi, menutup mata dan menarik napas panjang. Raut wajahnya semakin kesal. Pertengkarannya dengan Anya tadi sudah cukup membuat suasana hatinya buruk. Sekarang, telepon dari ayahnya malah membuatnya makin emosi. Ia mengernyit, mencoba meredakan amarah dan kelelahan akibat cahaya matahari siang tadi.

Anya hanya bisa diam dan menyaksikan semuanya. Ia melirik ke arah wajah Aiden, melihat keningnya yang mengerut. Wajah itu jelas menyimpan kemarahan.

Sebelumnya Aiden marah padanya. Dan sekarang, Bima ikut membuat suasana makin buruk…

Keheningan yang terus berlanjut membuat kelopak mata Anya terasa semakin berat. Matanya terus terpejam meski ia sudah berusaha keras untuk tetap terjaga. Pertengkarannya yang hebat dengan ayah dan Natali di kafe tadi seolah telah menguras seluruh energinya. Ditambah lagi, kemarahan Aiden selama perjalanan membuatnya merasa tertekan sepanjang jalan.

Rasanya seluruh tenaganya benar-benar habis hari ini. Akhirnya, ia menyerah pada rasa kantuk dan tertidur…

Ia tertidur seperti anak kecil, tanpa menyadari keadaan sekelilingnya. Kepalanya terayun ke kanan dan kiri, sampai akhirnya bersandar pada bahu Aiden. Aiden langsung membuka matanya saat merasakan sesuatu menyentuh bahunya. Saat menoleh, ia melihat Anya tertidur pulas di pundaknya.

Aiden menarik napas dalam.

Dia masih kesal dengan wanita ini, tapi sekarang dia tertidur begitu saja!

Namun, saat melihat wajah Anya yang tampak sangat lelah, hatinya langsung melembut. Ia tahu hari ini adalah hari yang sangat berat bagi Anya. Ia bisa membayangkan betapa kecewanya Anya saat menyadari sikap dingin Deny terhadapnya. Ia juga bisa merasakan betapa sedih dan marahnya Anya ketika dipermalukan di depan umum.

Aiden membiarkan kepala Anya bersandar di pundaknya. Ia tidak membangunkannya, membiarkan wanita itu tidur dengan nyaman.

Saat mobil melewati polisi tidur, Anya sempat terbangun sebentar dan terkesiap, tapi langsung kembali tertidur di bahu Aiden. Aiden pun mengangkat tangannya, menopang kepala Anya agar tidak jatuh.

“Pak Abdi, tolong pelan-pelan saja,” ucap Aiden pelan, menjaga agar Anya tetap tertidur.

Abdi sempat bingung. Selama ia bekerja untuk Aiden, belum pernah sekalipun Aiden menyuruhnya menyetir pelan. Aiden selalu ingin cepat sampai karena jadwalnya sangat padat. Tapi begitu melihat kaca spion, ia langsung paham. Ia melihat Anya bersandar tidur di bahu Aiden, dan Aiden sendiri sedang menutup mata, mengistirahatkan matanya dari silau cahaya matahari.

Ternyata, Aiden ingin istrinya bisa tidur nyenyak.

“Baik, Pak,” jawab Abdi, menahan senyum kecil.

Harris yang duduk di depan ikut melirik ke belakang. Begitu memastikan bahwa Anya benar-benar tertidur, ia membuka suara, “Pak, saya sudah dapat informasi yang Bapak minta.”

Aiden membuka matanya. Ia tahu, informasi itu pasti tentang Anya. Harris menunggu waktu yang tepat untuk melapor. Sekarang, saat Anya tertidur, adalah waktu terbaik.

“Koma? Selama seminggu?” Aiden menoleh ke Harris, lalu kembali menatap wanita di sampingnya yang sedang tidur pulas. Bibir Anya sedikit terbuka, dan rambutnya berantakan menutupi wajah. Aiden menyibakkan helaian rambut itu dengan lembut ke belakang telinganya, tanpa membangunkannya.

‘Sepertinya, dia benar-benar kelelahan…’

Aiden sama sekali tidak menyangka bahwa wanita yang kini tertidur di pundaknya pernah mengalami koma selama seminggu. Apakah Anya melupakannya setelah bangun dari koma?

“Dokter yang merawatnya bilang, setelah sadar dari koma, dia tidak ingat apa yang terjadi atau bagaimana dia terluka. Ia hanya ingat sedang memetik bunga. Itu adalah ingatan terakhir yang dia miliki,” jelas Harris.

Aiden mendengarkan dalam diam.

“Dia tidak ingat apapun tentang kejadian saat menghilang hingga terbangun dari koma.”

Harris mengamati ekspresi Aiden, namun seperti biasa, wajah tuannya tetap tenang dan tidak terbaca. Tapi Harris sudah terbiasa bekerja bersamanya ia tahu Aiden sedang berpikir keras.

“Pak, kecelakaan yang menimpa Ibu Anya terjadi di waktu yang sama ketika Bapak juga terluka…”

Harris, yang sudah bersama Aiden sejak kecil, tidak pernah tahu Anya sebelumnya. Ia merasa ada yang janggal. Jika Aiden memang sudah mengenal Anya sejak dulu, kenapa ia tidak pernah muncul?

“Apakah dokter menjelaskan kenapa dia kehilangan ingatannya?” tanya Aiden.

Akhirnya, ia menemukan alasan kenapa Anya melupakannya. Bukan karena pura-pura, bukan karena tidak peduli tetapi karena trauma.

“Dokter bilang mungkin saat itu dia mengalami kejadian yang sangat menyakitkan secara emosional atau fisik hingga otaknya memilih untuk ‘menghapus’ kenangan itu. Trauma semacam itu bisa menyebabkan ingatan sebagian hilang,” ujar Harris.

“Apa ada cara untuk mengembalikan ingatannya?” Aiden bertanya dengan suara rendah.

“Bisa saja, Pak. Bisa tiba-tiba kembali kapan saja. Tapi bisa juga tidak pernah kembali. Terapi hipnosis bisa jadi alternatif kalau Bapak mau. Perlu saya cari psikiater?” tawar Harris.

Aiden terdiam sejenak, lalu menggeleng.

“Kalau ingatan itu terlalu menyakitkan sampai-sampai dia ingin melupakannya, biarlah tetap hilang. Kita bisa mulai dari awal,” ucapnya lirih, memandangi wajah Anya yang masih tertidur.

Sesekali dalam tidurnya, Anya tampak gelisah, seolah bermimpi buruk. Tapi setiap kali Aiden mengelus rambutnya, atau membelai kepalanya perlahan, tubuh Anya kembali tenang.

“Pak, dulu Ibu Anya ada bersama Bapak saat kecelakaan itu, ya?” tanya Harris dengan hati-hati. Sejak tadi, pertanyaan itu mengganjal di benaknya.

Aiden hanya terdiam. Rahangnya mengeras. Ia tidak menjawab, seolah pertanyaan itu hanya angin lalu…

1
Syifa Aini
kalo bisa updetnya 3 atau 4 x dalam sehari. 🥰
Syifa Aini
alur ceritanya menarik, lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!