CINTA DARI DULU

Saat sudah pulang dari luar kota Jonathan tidak langsung ke rumah, dari kantor ia mengambil mobilnya dan pergi ke bandara untuk menjemput seseorang yang menjadi sring menjadi kliennya dan seseorang yang dekat dengannya. Itu Olivia. Super model berdarah batak itu saat ini kembali dari luar negeri setelah beberapa hari memiliki pekerjaan di luar negeri. Ia menghubungi Jonathan untuk menjemputnya karena. Jonathan merasa kasihan membiarkan perempuan melakukan perjalanan di malam hari ia menyanggupi untuk menjemputnya. terlebih lagi Olivia memiliki mantan kekasih yang sangat terobsesi padanya. Pada penduan terakhirnya ia mengadukan mantan kekasihnya Candra  yang seorang top model juga karena melakukan penguntitan dan penganiayaan. Jadi dia masih trauma untuk bepergian sendiri apalagi di malam hari.

"Thank ya Jo, udah ngerepotin kamu" Kata Olivia lepas setelah mereka sampai di apartemen nya. Olivia mengantarkan Jonathan ke pintu apartemen setelah Jonathan membantunya membawakan barang Olivia.

"It's oke. Aku pulang dulu. besok kabarilah jika memang kau butuh diantar" Ucap Jonathan menawarkan diri untuk mengantar Olivia ke kampung halamannya untuk berziarah. Jonathan dan Olivia berasal dari kota yang sama dan orangtua mereka juga saling mengenal, itulah yang membuat mereka juga berteman dekat sejak Jonathan merantau untuk kuliah sampai pada saat ini.

"Oke" UCap Olivia lalu Jonathan berlalu dari hadapan Olivia menuju pintu lif. bersamaan dengan Jonathan seseorang pria juga sedang berjalan menuju pintu lift. Mereka sempat saling menatap beberapa detik sebelum Jonathan mengalihkan pandangannya. Itu Reza.

Reza berjalan dengan gontai dan sempat tersenyum seaat mereka menunggu lift.

"Maaf... sepertinya aku mengenal mu. Kau juga mengenalku kan?" Kata Reza pada Jonathan  namun Jonathan tidak menggubris pertanyaannya. Ia justru membuang pandangannya sekali lalu lift yang mereka tunggu pun terbuka.

"Apa kau tau? Aku dan Elia berpisah karena saat itu aku sedang bersama wanita lain" ucap Jonathan yang masih sama tidak di respon oleh Jonathan

"Kira-kira Elia tau tidak ya kalau suaminya itu sering menemui selingkuhannya disini?"

" Jaga mulut mu, aku bukan sepertimu" ucap Jonathan singkat

"Bukan sepertiku? lalu siapa dia? Klien mu? teman mu?. come on, kita sudah setua ini untuk menilai itu. Ini sudah tengah malam dan kau masih menemani klien mu? temanmu? Ahkkkkk Elia ku yang malang" Ucap Reza sembari berjalan keluar dari lift yang saat itu terbuka. Meninggalkan Jonathan di dalamnya.

Jonathan sampai di rumah saat sudah lewat tengah malam. Ia mengeuarkan kunci miliknya untuk membuka pintu, namun ia melihat mendapati pintu rumah mereka tidak di kunci.

"Tidak dikunci? ahkk dia ceroboh sekali" ucap nya .

Ia berjalan memasuki rumah, samar-samar dia mendengar suara televisi dan setelah sampai di ruang tamu ia melihat Elia terbaring di sofa. Ia memandang wajah Elia yang sedang tertidur, tanpa sadar tangannya terjulur.

"hmmm kamu pulang" Ucap Elia sembari menggeliat. Mata nya yang masih menyipit melihat Jonathan sudah ada berdiri di hadapannya. Jonathan tidak menjawab. Dia hanya berbalik berjalan menuju tangga untuk ke lantai dua sambil membuka jas yang ia kenakan.

"Udah makan belum " tanya Elia dengan suara yang baru bangun tidur

"Udah. ambilkan aku air putih" Jawab Jonathan setelah beberapa detik. kemudian melanjutkan jalannya menuju kamar mereka.

Elia membawakan satu teko kecil berisikan air puti dan satu gelas ke dalam kamar. Kemudian ia merapikan letak tas dan jas suaminya tadi. Setelah itu ia naik ke tempat tidur dan langsung terlelap tanpa menunggu Jonathan karena ia memang sudah mengantuk sekali sedangkan Jonathan baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggang nya ia berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaian dan tak sengaja ia mellihat layar ponsel Elia yang menyala sepertinya ada pesan masuk. Tak sengaja ia melihat nama Reza disana dengan 5 pesan yang belum terbuka.

"sok-sok an mengataiku, dia sendiri menganggu istri orang di malam hari".

******

Pagi harinya seperti biasa Elia menyiapkan makanan pada untuk diriya dan jonathan. Saat ia memang selesai mandi dan bersiap-siap Jonathan bangun. Tidak seperti biasanya dia bangun lebih awal karena akan ada persidangan pagi ini. Dia melewati Elia yang sedang duduk di meja rias yang sedang berdandan untuk ke kantor.

"Jam berapa kau pulang dari kantor hari ini? Pulang lah lebih awal supaya kita langsung berangkat ke tempat oppung" Jonathan setelah beberapa menit ia keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah dan handuk melilit di pinggangnya.

"Nanti aku akan pulang sore, tapi nanti malam aku ada acara pesta yang diselenggarakan oleh mitra perusahaan kami. Apa kita tidak bisa berangkat besok pagi saja?" Ucap Elia yang kini sudah berdiri setelah merapikan tempat tidur mereka.

Mendengar itu Jonathan hanya diam dan berjalan menuju lemari pakaian.

"Untuk acara ulangtahun oppung., kita belum membeli kado. Aku berencana untuk membeli kursi terapis untuknya, kalau kau setuju aku akan memesannya nanti".

"Kursi terapis? Untuk apa"

"Ya untuk oppung lah, oppung sudah tua. Di usia nya saat ini kupikir dia sudah lebih memerlukan hal seperti itu dibandingkan barang-barang lain" Ucap Elia sembari mengambil tas nya.

"Ya sudah pesan kan saja. Kirimkan ke aku invoice nya nanti" ucap Jonathan sambil terdengar ponsel Elia yang berdering tepat di hadapannya. Nama Reza tertera di layar ponsel itu.

Elia yang melihat sekilas tidak menghiraukannya dan memilih tetap untuk memakai belt di pinggangnya.

"Cepat Angkatlah... berisik sekali" ucap Jonathan dengan nada marah. Semntara dibanding mengikuti perkataan suaminya itu lalu dia membuat mode senyap dan memasukkan ponsel itu ketas nya.

"Oke. Aku pergi dulu" ucap ELia sembari membuka pintu kamar namun selangkah setelah dia keluar dia buru-buru masuk kemabli karena ada hal yang ketinggalan. Seketika mereka bertabrakan karena Jonathan yang tadi mengikut dibelangkangnya membuat kepala mereka bertemu.

"Maaf, maaf" aku melupakan sesuatu". dan kemudian suasana menjadi jangguk sampai Elia  berangkat ke kantor.

Sesampainya di kantor Elia meletakkan tas tentangan dan paperbag yang ia bawa dari rumah tadi. Ia duduk dan tak sengaja tangannya menggeser mouse yang ada di sampingnya lalu layar komputer nya langsung menyala. Elia mengerutkan keningnya karena seinga dia tadi malam mematikan komputernya sebelum pulang. Siapa apa ada yang menggunakannya? gumamnya dalam hati.

Ia lanjut membuka komputernya dan melihat tak ada server atau sistem yang terbuka disana.

"hmmm mungkin aku khilaf jadi lupa mematikannya".

 ia lanjut dengan memakan buah yang tadi ia bawa dari rumah sebelum waktunya briefing.

Semntara Jonathan yang tadi berangkat ke persidangan dan sudah selesai saat siang hari karena ini masih sidang pertama jadi tidak banyak yang perlu di analisis jadi persidangannya cepat dibubarkan.

Ia melajukan mobilnya ke apartment Olivia, ya dia mendapat kabar dari temannya itu bahwa ia akan pergi ke kampung halaman nya siang ini. jadi Jonathan memutuskan untuk menghantar Olivia kesana. Jaraknya juga tidak jauh hanya menempuh waktu sekitar satu setengah jam jadi Jonathan memang sangat tidak keberatan.

Jonathan juga tidak tega jika harus membiarkan Olivia bepergian sendiri, takut-takut jika kejadian seperti yang dilakukan mantan pacarnya olivia terjadi lagi. Hubungan mereka mulai dekat sejak Jonathan melanjutkan pendidikan nya di Stanford University untuk mengambil gelar Magisternya. Disana mereka bertemu karena mereka berasal dari negara yang sama bahkan kota yang sama dan sudah mengenal sejak kecil jadi mereka sering berkomunikasi dan pergi ke club bersama.