Pertemuan pertama antara mereka terjadi saat Erick Meijer membeli jasa Clara Anderson untuk melayani nya diatas ranjang.
Sebagai pelanggan aneh dan misterius Clara
Lalu setelah itu mereka bertemu lagi saat Clara yang sedang berlibur tanpa diduga mendapatkan masalah dengan seorang pria dan Erick yang menyelamatkannya.
Bermula dari situ keduanya menjadi dekat,
Dari sekedar simpati, lalu berubah menjadi saling menginginkan.
Hingga timbullah perasaan berbeda diantara keduanya,terutama Clara.Perasaannya pada Erick bukan lagi sebatas hubungan fisik semata, melainkan dia juga menginginkan hati pria itu.Meski Clara tau kalau hati Erick sudah dimiliki oleh perempuan lain. Tapi...dia tidak perduli dan berniat merebut pria itu dari perempuan yang menjadi tunangannya.
Apakah Clara bisa? Penasaran cusbaca reader.
Happy reading reader 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17.Dimana Aku Dan Siapa Dia????!!!
Clara terbangun, karena mendengar suara samar orang yang sedang bicara.
Sudah pagi, pukul berapa sekarang ini? Batinnya dengan menggeliat, untuk membuat otot otot nya rileks, baru kemudian dia membuka matanya.
Dia ada dikamar hotel, itu tidak salah. Karena saat ini dia memang sedang pergi berlibur ke Santa Monica bersama Melisa.
Itu yang pertama kali terlintas dipikiran Clara, sebelum dia bangun dan melihat sosok pria asing didalam.kamar itu.
Saking kagetnya dia sontak berteriak keras karena mengira kalau pria yang ada dikamar nya merupakan orang jahat.
" Hah!Aaaa!!!"
Erick yang saat itu berdiri di balkon, sedang menelpon. Seketika membalikkan tubuhnya mendengar teriakkan Clara yang tiba tiba.
"Ada apa?!" Dia bertanya khawatir dan langsung berjalan menghampiri Clara, karena khawatir perempuan itu masih ketakutan akibat yang terjadi tadi malam dengannya.
Apalagi ketika dia mendekat,Clara malah mundur kebelakang sambil menggeleng kan kepalanya membuat Erick jadi semakin cemas melihatnya.
"Tenang.Jangan takut,kamu sekarang aman berada di kamarku. Orang yang kemarin malam berniat jahat padamu, dia sudah diserahkan ke polisi Santa Monica. Jadi kau...."
" Wait!" Clara langsung menyuruh Erick agar berhenti bicara,saat mendengar dia mengatakan bahwa dirinya sekarang berada dikamar pria itu.Dan mulai mengedarkan tatapannya ke seluruh kamar.
Erick hanya memperhatikan apa yang dilakukan Clara, dengan tidak melepaskan tatapannya dari perempuan itu.
" Ini... Bukan kamar yang aku sewa sebelumnya. Ini dimana dan siapa kau? Kenapa aku bisa tidur di kamarmu? Padahal tadi malam aku pergi dengan Melisa?!"
Ingat mengenai Melisa sontak Clara menutup mulutnya dengan tangan dan lagi lagi melihat kebingungan ke sekeliling kamar itu.
" Apa yang kau cari?" Tegur Erick karena melihat tatapan nyalang Clara yang seperti sedang mencari sesuatu.
" Ponsel! Dimana ponsel ku,juga tas ku?!Ada dimana itu? Apa kau tau? Karena aku harus menelpon Melisa sekarang juga, untuk tau bagaimana kondisinya sekarang?!"
" Ponsel?"
" Iya," dia mengangguk dan terlihat mulai sedikit panik, karena sama sekali tidak melihat benda benda yang dia maksud tergeletak disekitar kamar itu.
" Kau tidak membawanya."
Perkataan Erick itu sontak membuat Clara lemas. Sebab kalau benda benda itu tidak ada lalu bagaimana dia harus menghubungi Melisa? Selain itu.... bagaimana bisa dia berakhir tidur dikamar pria asing begini? Apa tadi malam sudah terjadi sesuatu yang tidak dia ingat saat di diskotik? Kalau, iya.Apa itu?Kenapa dia sekarang tidak ingat?
Tapi melihat kondisinya sekarang....
Sontak Clara menatap bagaimana penampilannya saat itu.
Sudah tidak mengenakkan pakaian yang tadi malam dia pakai,tapi juga tidak telan*jang. Melainkan dia sekarang mengenakan sebuah kemeja asing, yang dia yakini pasti milik pria yang ada didepannya saat itu.
"Soal barang barangmu itu,aku akan pastikan Edward mencarikan nya di diskotik tadi malam.Dan nanti kalau sudah ditemukan,biar dia membawakan kemari.Lalu kalau kau berniat menghubungi perempuan bernama Melisa, kau bisa gunakan ponselku."
Erick mengulurkan ponselnya kearah Clara, yang disambut dengan wajah masih bingung oleh perempuan itu.
" Kau tidak lupa dengan nomor orang itukan?"
Erick bertanya karena melihat Clara masih diam, tidak langsung menekan nomor telpon ke ponselnya itu.
"Eh! Iya aku ingat, tapi.... sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan kita? Kenapa aku tidak pulang ke hotel ku dan malah tidur dikamar mu tadi malam?" Dia bertanya menatap kearah Erick ingin tau.
" Kau tidak mau pulang."
" Hah?!" Clara ternganga mendengar jawaban Erick,karena setengah tidak percaya.
" Apa kau tidak percaya?" Erick bertanya sebab melihat ekspresi Clara yah mengatakan begitu.
" Ya." Clara menganggukkan kepalanya, membenarkan dugaan pria itu.
" Terserah tapi itulah yang terjadi tadi malam, setelah kau minum bir cukup banyak.Dalam kondisi mabuk, tiba tiba saja kau merengek tidak mau aku antar pulang dan bersikeras ingin pulang ketempat ku."
Blus!!!
Seketika wajah Clara merah padam mendengar penjelasan Erick, hal itu benar benar membuat dia sangat malu sekali pada pria didepannya tersebut.
Seumur hidupnya,seingat Clara dia tidak pernah melakukan hal itu pada pria manapun.
Lalu bagaimana bisa, tadi malam dia berbuat begitu dengan pria asing yang dia temui karena..
Seketika tubuh Clara menjadi kaku, saat semua ingatan tentang kejadian tadi malam di diskotik muncul dalam ingatan nya.
Perasaan malu sekaligus marah, bercampur jadi satu silih berganti yang bisa dilihat jelas oleh Erick meski pria itu tidak tau semuanya ditujukan untuk siapa saja.
" Tenang kan dulu dirimu,kau aman disini. Dan mengenai pria yang berniat menyakitimu diskotik tadi malam, seperti yang tadi sudah aku katakan,pria itu sekarang sudah ditangkap polisi.Tapi kalau mengenai barang barang mu dan temanmu,aku akan minta Edward nanti supaya mencarikannya."
" Terimakasih tuan," hanya kata itu yang bisa dikatakan Clara pada Erick, karena jujur saat semua ingatan tentang kejadian tadi malam sudah bisa dia ingat lagi, pada pria itu jadi sangat malu.
Saking malunya seperti ingin bisa menghilang saat itu juga dari hadapan pria itu.Tapi tidak bisa dia lakukan sebab dia juga merasa berhutang budi karena Erick sudah menolongnya dari pria brengsek yang ingin menyakiti dia tadi malam.Padahal mereka berdua hanya orang asing.
" Kau ingin makan sesuatu?"
" Hah?" Clara yang menunduk , sontak mendongak kearah Erick mendengar pertanyaan pria itu.
" Aku berniat memesan sarapan yang sudah cukup kesiangan sebenarnya.Apa kau juga ingin makan sesuatu saat ini? Kalau, iya akan aku minta pelayanan mengantarkan untuk sekalian."
Makan? Sebenarnya Clara sedang tidak punya selera setelah ingatannya mengenai kejadian tadi malam muncul, tapi dia juga tidak nyaman kalau menolak kebaikan Erick.
Jadi dia mengangguk mengiyakan tawaran itu dengan memilih menu yang ringan sebagai pengisi perut.
" Ya,boleh."
" Kau mau apa?"
" Jus wortel, itu saja."
Erick mengangguk, lalu menghubungi pihak layanan kamar hotel untuk mengatakan apa yang ingin dia pesan.
" Tolong antarkan secangkir kopi espreso, segelas jus wortel dan dua roti bakar kekamar ku."
Kening Clara mengeryit mendengar apa saja yang dipesan Erick barusan, kepada pelayan hotel.
" Aku rasa, kau perlu makan sesuatu yang sedikit berat selain hanya segelas jus." Timpal Erick, karena melihat ekspresi Clara yang seolah ingin protes dia memesankan juga roti bakar untuknya.
" Tapi biasanya kalau pagi aku hanya minum segelas jus. Jadi..."
"Pantas saja tubuhmu sangat ringan sekali. Ternyata begitu makananmu." Balas Erick dengan mencibir, sambil menatap kearah Clara yang duduk ditepi ranjang.
Clara ingin protes mendengar cibiran Erick, tapi langsung mengurungkan niatnya, waktu mendengar pelayan mengetuk pintu kamar itu untuk mengantarkan makanan yang tadi dipesan Erick.
biasa main ma orang berduit...