My Husban Perfect Imam
Ciara Salsabila, dia seorang gadis yatim piatu. Gadis itu tidak menyangka, pria yang merupakan king badboy di sekolahnya sekaligus ketua geng motor yang paling menakutkan kini sudah sah menjadi suaminya. Menurutnya ini sebuah mimpi buruk bagi Ciara, kehidupan bagi wanita itu idam-idamkan kandas setelah dirinya di nikahi seorang pria angkuh dan keras kepala. Dafi Firmansyah, pria yang tidak mau mengalah dan keras kepala. Seorang anak tunggal sekaligus pewaris perusahaan Firmansyah group yang namanya sangat tersohor di dunia bisnis.
Dafi dan Ciara sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka untuk kenyamanan bersama. Namun, sepertinya kehidupan Ciara tidak berjalan mulus. Satu hal yang Ciara ketahui, ternyata Dafi memiliki seorang kekasih yang merupakan siswi paling popular sekaligus seorang pembully yang paling di takuti di sekolah Taruna.
Bagaimana Ciara menghadapi situasi itu ? akankah Dafi bisa menaruh hati kepada Ciara ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Ketahuan
Dafi pun keluar dari UKS, dari kejauhan dia bisa melihat Nabila yang di papah oleh teman-temannya. Dafi ingin segera pergi, namun niatnya dia urungkan. Laki-laki itu kemudian menunggu Nabila hingga gadis itu berdiri di hadapannya.
“Sayang, kenapa kamu ninggalin aku di lapang voly tadi ? kenapa kamu gak nolongin aku ?” Tanya Nabila dengan wajah cemberut
Dafi menatap Nabila dengan tatapan datar, sebenarnya dia ingin marah karena Nabila telah melukai Ciara. Karena jika terjadi sesuatu pada Ciara, dapat di pastikan kalau Riza akan membubarkan geng motornya secara paksa.
“Mulai sekarang lo jangan menganggu Ciara lagi” Titah Dafi
“Siapa Ciara ?” Tanya Nabila
“Dia siswi baru” Jawab Dafi
“Oh, jadi namanya Ciara. Kenapa aku gak boleh membulynya ? cewek itu harus di beri pelajaran” Ucap Nabila
“Gak usah, lagian cewek kayak dia buka tipe gue. Loga usah hiraukan dia” Jawab Dafi
Nabila terdiam, dia merasa heran kenapa Dafi jadi ikut campur urusannya dalam membully siswi yang mencoba mendekati pacarnya. Biasanya Dafi tidak pernah sedikit pun melirik atau pun menyudahi aksinya merundung siswi yang berniat menggoda Dafi, Nabila merasa aneh.
“Kamu suka sama dia ?” Tanya Nabila mencurigainya
“Ck pertanyaan yang sangat aneh, sembuhkan luka lo geu nau balik ke kelas” Jawab Dafi lalu pergi
Nabila hanya memandang Dafi kesal melihat Dafi yang semakin hari semakin cuek dengannya.
*****
Tepat pukul 3 sore, bel pulang sekolah berbunyi para siswa berhamburan keluar dari kelasnya karena pembelajaran sudah selesai.
Saat ini Ciara sedang berjalan berdampingan dengan Ahsan, wanita itu terlihat ceria saat berbicara dengan Ahsan. Sementara di pinggir lapangan Dafi melihatnya dengan tatapan kesal, tangannya mengepal hingga buku-buku tangannya memutih.
“Kenapa lagi dengan Ciara ? lo dari tadi merhatiin Ciara terus, lo naksir ya ?” Tanya Ihsan yang tiba-tiba menghampiri Dafi
“Nggaklah, kampungan banget selera gue macarin cewek ninja seperti dia” Jawab Dafi
Ihsan terkekeh dengan jawaban Dafi
“Ciara juga pasti nolak kalau di ajak pacarana sama lo” Ucap Ihsan
“Sialan, maksud lo apa ? lo ngeremehin gue ?” Tanya Dafi memprotes ucapan Ihsan dengan matanya menghunus tajam ke arah Ihsan
“Santai Daf, gue gak bermaksud ngeremehi lo kok” Sela Ihsan
“Terus ?” Tanya Dafi
“Dia cewek baik-baik, lo tahu sendiri lah dia tertutup begitu. Bersentuhan dengan pria yang bukan mukhimnya aja di dak mau, apalagi ada yang ngajakin pacarana. Jelas pati dia tolaklah” Jelas Ihsan
Dafi tersenyum sinis …
“Gak mungkin dia bisa nolak sentuhan gue” Gumam Dafi
“Lo ngomong apa Daf ?” Tanya Ihsan
“Lupakan saja, gue balik duluan” Pamit Dafi
“Barengan aja, anak-anak kayaknya pada nungguin lo di markas” Ucap Ihsan
Dafi menaikkan sebelah halisnya
“Hah ? ngingau lo ? gue gak ada kasih arahan sama ana-anak buat kumpul di markas hari” Ujar Dafi
“Masa sih ?, ya udah gue ikut pulang sama lo. Motor geu di pinjem sama bokap gue, Bisma udah pulang duluan katanya ada perlu sama nyokapnya” Jawab Ihsan
Dafi terdiam, niatnya hari ini ingin pulang bersama Ciara, dia juga sudah mengirim pesan agar Ciara menunggunya di tempat dirinya di turunkan saat menuju sekolah tadi pagi.
“Daf, lo keberatan ?” Tanya Ihsan
“Sama Ahsan aja ya, gue lagi malas bonceng orang” Sahut Dafi
“Sejak kapan lo suka boncengin orang ? biasanya gue yang bonceng lo, ya udah sini kuncinya biar gue yang bawa motornya dan lo di belakang aja” Jawab Ihsan
Dafi kembali terdiam, dia tidak mungkin menolak Ihsan. Karena biasanya juga seperti itu jika salah satu dari mereka tidak membawa motor, maka salah satu dare mereka memberikan tumpangan.
“Kok lo diem terus ? lo ada janji sama Nabila ? kalau iya bilang aja, nanti gua pulang naik taxi bareng Ahsan” Tanya Ihsan
Mendengan nama Nabila, Dafi tersenyum karena di memiliki alasan untuk bisa menolak Ihsan. Dia bisa beralasan untuk pergi dengan Nabila, Dafi merasa bersyukur telah mendapatkan alasan yang tepat.
“Iya, gue ada janji sama Nabila” Jawab Dafi
“Oh, ya sudah kalau kaya gitu. Kayaknya lo benar-benar cinta sama Nabila, ya ?” Tanya Ihsan
“Apa-apaan pertanyaan lo ?” Tanya Dafi protes
Ihsan tertawa kecil.
“Nggak, aneh aja. Seorang Dafi yang bertahan sama cewek hampir satu bulan, gue harus memberikan lo penghargaan sih. Biasanya soal wanita, lo hanya bertahan paling lama tiga hari” Jawab Ihsan
“Ya, suka-suka gue lagian tuh cewek gak bikin gue rugi kok. Lo punya ongkos naik taxi gak ?” Ujar Dafi
Mendengarnya Ihsan seketika tertawa lucu.
“Lo remehin gue uang keluarga gue ? bokap gue pengusaha bro” Tanya Ihsan
Dafi mengangguk sambil tersenyum tipis
“Iya gue tahu, bokap lo pengusaha termuda yang berhasil membuat perusahaan menjadi sukses, keren sih bokap gue” Jawab Dafi
“Hahahaha, lo jangan memuji bokap gue” Ucap Ihsan
“Hmmm, gue balik duluan” Pamit Dafi
“Oke, hati-hati di jalan Daf” Jawab Ihsan
“Iya” Ucap Dafi
Kemudian Dfai berjalan ke arah parkiran untuk mengambil motornya, dia juga menunggu hingga parkiran sedikit sepi agar dia bisa menjemput Ciara dengan leluasa tanpa harus ketahuan siapa pun.
Dafi kemudian melajukan motornya saat para siswa sudah semakin sepi di area sekolah, Dafi dapat melihat Ciara yang berdiri sendirian di deka pohon. Dafi kemdian berhenti di depan Ciara berdiri.
“Naik” Titah Dafi
“Iya, temenin aku k toko buku sekalian ya. Ada buku yang ingin aku beli” Pinta Ciara
“Ck, nyusahin lo” Jawab Dafi
“Kalau gak mau aku bisa sendiri kok, kamu duluan aja pulang” Ucap Ciara
“Memangnya gue bilang gak mau ?, sepetan naik kayak siput lo” Ujar Dafi
Ciara mencibik bibirnya di balik cadarnya setelah di katai siput oleh Dafi.
“Naik cepetan” Titah Dafi
“Iya sabar dong” Sahut Ciara
Ciara pun sudah duduk di atas jok motor, Dafi kemudian melirik spion. Nampaknya Ciara masih mengerucutkan bibirnya ke bawah, walau pun tertutupi cadarnya. Dafi bisa mengetahui jika Ciara sedang kesal padanya.
“Biir lo minta di cium ya ?” Ceplos Dafi
Ciara tersentak …
“Eh ? apa maksud kamu ?” Tanya Ciara
“Bibir lo manyun hampir nyentuh aspal, lo ngarepin di cium sama gue ?” Ucap Dafi
“Ih engga ya, kamu jangan so tahu. Lagian aku pakai cadar, bibir aku gak bisa di lihat” Jawab Ciara
“Lo kira gue gak tahu ? makanya benerin muka lo” Ucap Dafi
“Di benerin gimana ?” Tanya Ciara
“Jangan manyun, risis gue” Jawab Dafi
Ciara berdecak kesal bukannya menurut keinginan Dafi, dia justru membuang wajahnya ke samping.
“Kalau rishi jangan di lihat” Ucap Ciara
Di dalam helmnya, Dafi Nampak menyunggingkan senyumnya. Bagi Dfai Ciara bisa di jadikan mainan untuk menghilangkan kejenuhannya.
“Peluk gue” Titah Dafi
“Peluk ? aku gak mau” Tolah Ciara
“Gak mau lo bilang ? gue itu suami lo. Nurut gak ?” Ujar Dafi
“Ih, nggak mau nanti kelihatan orang gimana ?. nanti kita ketahuan” Jawab Ciara
“Nurut gue bilang, kamu mau berdisa nolak permintaan suami lo ?” Tanya Dafi
Ciara terdiam …
Benar yang di katakana oleh Dafi, Ciara menelah savalinya dengan susah payah. Ciara lalu melingkarkan tangannya di pinggang Dafi.
“Maju dikit lagi” Titah Dafi
“A-apa ? nanti nempel” Sela Ciara
“Apa yang menpel ?” Goda Dafi
Dafi bisa melihat jika Ciara sedang terseipu malu, dia kemudian menarik tangan Ciara hingga tubuh Ciara menempel di punggung Dafi.
“Oh shiiiit” Umpat Dafi
“Ka-kamu kenapa ?” Tanya Ciara gugup
Dafi menghela nafa panjang
“Sut diam, jangan berisik” Jawab Dafi
Dafi kemudian melajukan motornya, sesekali matanya melirik ke arah spion. Rupanya Ciara sedang mengarahkan wajahnya ke samping, membuat Dafi tersenyum.
*****
Setelah menempuh perjalanan 1 jam, akhirnya mereka sampai di toko buku dan Ciara turuh terlebih dahulu.
“Kamu tunggu aku di sini ya , aku sebentar kok” Ucap Ciara lalu berbalik meninggalkan Dafi
Namun belum sempat masuk ke dalam toko itu, Ciara membalikkan badannya dan kembali menghampiri Dafi dengan wajah cengengesan.
“Apa ?” Tanya Dafi ketus
“Ekheemm, aku gak bawa uang. Boleh aku minta uang ?” Pinta Ciara malu-malu
“Ck, kalau nggak punya uang gak usah sok-sok an belanja” Jawab Dafi membuat Ciara sedih atas ucapan Dafi
“Maaf, gak jadi beli deh. Ayo kita pulang dari sini” Ucap Ciara dan dia akan naik ke atas motor
“Isshhh, nyusahin lo ya” Ujar Dafi
“Maaf” Jawab Ciara hampir ingin nangis
Dafi mengeluarkan dompetnya yang ada di saku celananya, lalu mengambil kartu ATMnya dan memberikannya kepada Ciara.
“Ini uangnya, kita udah jauh-jauh ke sini masa gak jadi” Ucap Dafi
“Gak usah, aku nanti aja belinya ambil uangnya dulu” Jawab Ciara
“Ini pakai dulu yang ini” Ucap Dafi
“Woy ! woy ! gue punya gosip baru” Ucap Seorang pria yang tiba-tiba mendekat
#Siapakah pria yang melihat Dafi dan Ciara di sana ?#