Jerat Cinta Sang Bunga Malam

Jerat Cinta Sang Bunga Malam

1.Clara sang bunga malam.

" Clara,malam ini kau punya klien VVIP yang harus dilayani."

Clara hanya menatap tanpa ekspresi, pesan singkat yang baru saja dia terima dari mami Aster, mucikarinya.

Dulu setiap kali mendengar kata VVIP, perasaan Clara pasti langsung merasa berbunga bunga.Dia seperti mendapatkan sebuah jakpot,sebab tau kalau dia melayani seorang pelanggan VVIP, itu berarti rekeningnya akan langsung menjadi gendut seketika.Lalu dengan uang itu dia bisa membeli apa saja yang dia inginkan.

Atau bisa sedikit bersantai untuk tidak melayani tamu manapun selama sekitar 1 Minggu, karena setelah nya mami Aster memang selalu memberinya waktu libur.

Tapi.... sekarang saat mendengar kata Pelanggan VVIP, bayangan Clara adalah pria hidung belang dengan perut buncit. Meski tidak bisa dipungkiri kalau isi dompet mereka tetap tidak berseri.

Sekarang dibandingkan merasa senang dengan hal itu, dia lebih merasa muak bahkan jijik.

Dia jijik bukan hanya pada para pria itu, tapi juga pada dirinya sendiri. Karena terus saja dipaksa membuka kedua kaki dibawah mereka, hanya demi lembaran kertas bernama uang.

Sejujurnya dia mulai berpikir untuk berhenti dari pekerjaan nya itu,tapi...keluar dari pekerjaannya itu tidak semudah membalik telapak tangan.

Bukan karena mudah mendapatkan uang dari pekerjaan itu, tapi juga karena...selain bekerja itu dia tidak tau harus melakukan apa lagi.

Sejak....

Entah sejak kapan tepatnya dia mulai terjun ke dunia kelam itu,tapi yang pasti sudah lebih 5 tahun ini hidupnya tak kalah seperti sosialita yang ada di televisi, maupun media sosial.

Liburan keluar negeri, barang mewah dengan harga jutaan, puluhan,bahkan sampai ratusan juta ada di etalase walk in klosetnya.

Hanya bermodal wajah cantik yang dia miliki sejak lahir, lalu dipoles perawatan mahal dokter dokter kecantikan baik dalam dan luar negeri, meski tidak sampai melakukan operasi plastik seperti yang beberapa rekan seprofesi nya lakukan.. Membuat penampilan fisiknya benar benar paripurna bak selebritis kelas atas.

Karena meski dia bekerja dengan membuka kedua kakinya,tapi tarif untuk menyewa dirinya tak kalah mahal seperti selebritis.

Puluhan juta untuk short time yang hanya sekitar 1-2 jam.Ratusan, bahkan ada yang berani membayar sekitar 1 milyar supaya bisa menghabiskan waktu dengannya, juga merasakan bagian pribadi diantara kedua kakinya.

Hidupnya sebagai Clara Anderson, sang primadona bunga malam dibawah mami Aster, benar benar bergelimang harta.

Orang yang melihat pasti iri dan ingin berada diposisi nya.

Karena dulu dia juga begitu. Belitan pelik ekonomi sebagai anak yatim-piatu yang harus hidup terlunta lunta tidak jelas, tiba tiba diberi tawaran mami Aster untuk menjadi kupu kupu malam di bawah nya membuat Clara langsung sangat tergoda.

Dia tau yang dirinya lakukan itu salah, tapi iming iming lembaran merah, hijau, biru dari kertas bernama uang terlalu sayang untuk ditolak.

Dia pikir, asal dirinya punya banyak uang seperti orang lain, maka hidupnya pasti akan bahagia. Mungkin iya saat diawal, tapi setelah bertahun tahun bergelut dengan pekerjaan itu, jujur dia tidak lagi merasakan hal itu.

Karena dia sadar selain tubuhnya yang menawan dia tidak memiliki apapun lagi. Teman, saudara atau orang yang mencintai dirinya dengan tulus, itu tidak ada.

Mami Aster dan rekan sesama perempuan panggilan selalu bersikap baik dan perduli dengan nya, karena dia menghasilkan banyak uang untuk mereka.

Setelah nanti dia sudah tidak laku lagi seperti sekarang , apakah sikap layaknya saudara itu masih akan ada. Mungkin tidak, karena dia tau orang orang seperti dirinya itu ditakdirkan oleh Tuhan untuk menua dan mati dalam kesepian, sebagai hukuman karena memilih melakukan pekerjaan hina ini.

Tapi sebelum mengalami hal itu, Clara selalu berharap agar bisa diberi kesempatan untuk bisa merasakan jatuh cinta, seperti layaknya perempuan normal lainnya.

Tidak perlu sampai menikah, apalagi punya anak. Clara merasa itu terlalu berlebihan bagi dirinya yang merupakan wanita penghibur ini.

Kalau tawaran untuk menjadi simpanan atau istri kedua,ketiga, bahkan keempat tentu saja banyak. Tapi dia tidak mau, karena bukan itu yang dia inginkan.

Yang dia inginkan adalah bisa merasakan saling mencintai atau dicintai, tanpa melibatkan soal uang dalam profesinya.

Dan itu bukan hal mudah,sebab sampai diusianya yang sudah menginjak 25 tahun ini tidak sekalipun dia pernah menemukan pria seperti itu.

Klise tapi merupakan hal yang sulit, bahkan lebih sulit dari harus mencari segepok uang.

****

Tok ! Tok!

Suara ketukan di pintu Apartemennya membuat Clara langsung menepis pikiran sentimentil nya barusan, karena tau kalau yang mengetuk pintu itu pasti Edwin.

Edwin merupakan supir sekaligus bodyguard yang dipekerjakan mami Aster, demi kenyamanan serta kemudahannya saat akan bertemu pelanggannya.

" Ya Ed, masuk saja." Perintahnya, tanpa beranjak dari sofa ruang tamu Apartemennya.

Mendapatkan perintah masuk dari Clara, lalu pria itu masuk kedalam Apartemen dengan menekan kode pintu yang memang dia tau.

" Apa yang kau bawa itu?" Tanyanya begitu Edwin sudah masuk, sambil menunjuk kearah paperbag ditangan pria itu.

" Oh ini.Saya diminta mami Aster mengantarkan pakaian yang harus anda pakai malam ini, nona Clara."

Mendengar itu barulah Clara bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri Edwin, untuk mengambil paperbag ditangan pria itu.

Paperbag berwarna gold dengan tulisan hitam, nama salah satu butik paling terkenal di negara itu.

Tempat para sosialita,istri pejabat tinggi negara serta selebriti kelas atas biasanya berbelanja.Dan kalau dia sudah disuruh mengenakan gaun dari butik tersebut, itu berarti kliennya kali ini bukan klien VVIP biasa. Kelasnya kalau bukan pejabat sangat tinggi, pasti merupakan pengusaha besar.

Mengetahui itu membuat Clara merasa semakin enggan untuk pergi, tapi tau dia tidak bisa menolaknya.

Karena dia tau kalau pelanggan tersebut hanya ingin dilayani dirinya, bukan anak asuh mami Aster yang lain.

" Mami Aster menyuruh agar anda sudah siap saat pukul 8 malam nanti, nona." Ucap Edwin menambahkan, sambil mengulurkan paperbag itu kearah Clara.

Tanpa ba-bi-bu Clara menganggukkan kepalanya mendengar itu.

" Ya, jangan khawatir,10 menit sebelum pukul 8 malam aku sudah akan siap.Kau bisa menjemput ku saat itu."

Edwin mengangguk mendengar perintah Clara dan langsung berbalik untuk pergi, tapi sebelum dia melangkah menjauh Clara memanggilnya lagi.

" Oh iya Ed, sebelum pergi tolong suruh Roy kemari untuk membantuku bersiap."

Lagi lagi pria itu menganggukkan kepalanya, mengiyakan permintaan Clara.

" Baik nona, akan saya lakukan sekarang."

" Ya, aku tunggu."

Lalu setelah itu tanpa menunggu Edwin benar benar keluar dari Apartemen nya, karena tau pria itu bisa keluar sendiri.Clara masuk kedalam kamarnya untuk mulai bersiap, sambil menunggu orang bernama Roy yang akan datang untuk membantunya merias wajah, agar penampilannya semakin paripurna sebelum bertemu klien ikan kakap besar nanti.

Terpopuler

Comments

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

bisa aja sih,tapi kamu harus keluar dulu dari lingkungan dan kehidupan kamu yang sekarang.pasti kamu akan berjumpa dengan laki2 yang tulus.

2025-04-18

0

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

wow...ini Kelas kakap ya...
biasa main ma orang berduit...

2025-04-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!