Masih tahap Revisi, harap maklum!
PUTRI ADELE ANDRIANA AGATHA
Seorang gadis enam belas tahun yang dijodohkan dengan kakak kelasnya.
Dia tidak menyangka laki-laki yang dijodohkan dengannya adalah pria yang sangat disukainya.
Bagaimana kisah rumah tangga diusianya yang masih sangat muda?
Ikuti kisahnya yaaa.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon septriani wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kumpul
"Bi Inah, siapkan banyak cemilan dan makanan yang enak ya, nanti siang temen-temen aku mau datang ke sini." titah Putri.
"Siap non Putri." jawab bi Inah.
Tristan dan Putri kemudian berjalan menuju orang tua mereka yang ada di halaman belakang.
"Eh, anak-anak bunda sini sayang duduk!" mereka pun duduk ditengah-tengah Lesti dan Kirana
"Dad, hari ini temen Putri mau pada maen ke sini,"
"Dengan senang hati sayang, terus gimana dengan Tristan?" Rio takut kalau nanti hubungan Putri dan Tristan ketauan.
"Mereka udah tau kok, jadi tenang aja dad,"
"Oh gitu baguslah, hari ini kita mau ke kantor masih banyak yang harus kami urus, kalian bersenang-senanglah."
"Oke, Dad."
Mereka semua melanjutkan obrolan mereka dan sesekali kedua papa muda itu melayangkan cerita lucu yang membuat semua tertawa. Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh, orang tua mereka pamit untuk bersiap-siap pergi ke kantor.
"Yank, kamu mandi gih!" Tristan dari tadi tidur di pangkuan Putri sambil memainkan game kesukaannya di ponsel, sedangkan Putri asik menonton drama kesukaannya.
"Bentar sayang dikit lagi." dia masih serius dengan ponselnya, Putri langsung mengambil ponselnya membuat langsung terbangun dari tidurnya.
"Duh, galak banget sih, kaya emak-emak." ucap Tristan menarik hidung Putri dan langsung ke atas untuk membersihkan diri.
**♥️♥️**
tring tring
**Chat Grup On**
Bela : "Putri sayang, kita otewe,"
Citra : "Siapin makanan yang banyak ya, gue laper."
Putri : "oke."
**Chat grup Off**
Putri sekali lagi memastikan pesanan dirinya pada Bi Inah. Dan sesuai yang di perintahkan, Semua lengkap tanpa satu pun yang terlewat. Dia pun pergi ke kamar untuk membersihkan dirinya.
"Aaaaaaaaa ...." Putri kaget, saat melihat Tristan yang hanya memakai kolor yang sedang mencari baju dilemari.
"Kamu kenapa sayang?" Tristan tidak sadar dia masih belum mengenakan busana, menghampiri istrinya yang masih menutup mukanya dengan telapak tangan.
"Sayang, kenapa?"
"Ituuu, kamu pake baju duluuu, porno tau!"
"Hahahahaaha... aku kira apaan, ya udah aku pake baju dulu."
"Lain kali, kalau mau ganti baju di kamar mandi dong." kesal Putri, Tristan langsung menghampiri Putri yang sedang memilih baju yang akan dia kenakan.
"Ga usah kaget, nanti juga kamu terbiasa." goda Tristan yang membuat Putri melirik tajam ke arahnya.
"Oke sayang, cukup sampai di sini, aku keluar sekarang." Tristan yang takut berdebat dengan sang istri keluar dari kamar mereka.
Diluar Romi sudah berdiri di depan rumah Putri sambil menunggu keempat temannya yang masih di jalan.
"Sumpah, ini rumah atau kerajaan, gede bangeet." Romi baru saja tiba terpana melihat rumah Putri, dan disusul keempat yang lainnya yang baru saja tiba.
"Serius ini rumah dia?" ucap Bela yang juga terpana melihat rumah Putri.
"Kalian kenapa masih diluar? ayo masuk!" teriak Putri yang berdiri di depan pintu.
"Putri ... gue kangeeen, seharian ini gue sepi duduk sendiri," keluh Bela sambil memeluk Putri.
"Yank, perasaan dari tadi 'kan gue nemenin lo, terus gue dianggap apa?" ucap Satya.
"Nyamuuuuk." jawab Bela membuat semua orang tertawa.
"Sabar yaa bro, mending kaya gue JJB, jomblo-jomblo bahagia." kata Romi merangkul satya dan masuk kedalam mengikuti para gadis yang sudah dari tadi masuk ke dalam.
"Ogah banget gue."
Mereka semua sudah berkumpul di ruang tengah yang sudah tersedia banyak cemilan dan minuman segar
"Cucoooooo, lo tau aja gue lapeer, Put." Citra yang bahagia melihat banyak makanan di ruangan itu.
"Perasaan di otak lo isinya makanan mulu, kali-kali gue napa!" ucap Romi sambil mengacak-acak rambut Citra.
"Najiiiis, amit-amit deh gue mikirin cowo kaya lo." Citra sambil sibuk memilih makanan yang akan dimakannya.
"Awas loh, nanti kaya Bela, bilang najis eh taunya jadian juga." sindir Romi.
"Kok, jadi bawa-bawa gue siiiih? lo ngiri aja kali sama kita,"
"Kalian dari tadi ribut mulu, gue doain kalian bener jadian." kata Sarah dan membuat semua tertawa.
"Ogaaaaaaah!!" teriak Citra.
"Gue Aamiinin aja deeh, kalo jodoh ga akan kemana 'kan? " ucap Romi yang membuat semua berteriak Aamiin, kecuali Citra cemberut melipat kedua tangannya di dada.
" waaaah asliiii ini gue perbaikan gizi " kata Romi yang melihat berbagai macam makan yang di sajikan.
Bi Inah sudah menyiapkan makan siang untuk nona mudanya dan para sahabat. Mereka pun segera pergi keruang makan.
"Put, padahal lo ga usah repot-repot, kalo kaya gini 'kan gue jadi setiap hari pengen maen ke sini, kalau perlu gue pindah kesini." ucap Citra yang mengundang tawa.
"Bener kalian berdua jodoh, sama-sama tukang makan hahaha," Sarah.
"Ya udah, kalian duduk! gue mau manggil suami gue dulu."
Cieeeeeeeeee suamiiii, teriak semuanya. Putri tersenyum dan langsung bergegas naik ke atas.
Awalnya Tristan malu untuk ikut makan bergabung dengan yang lainnya, tapi Putri terus saja memaksanya, akhirnya Tristan terpaksa menuruti istrinya.
"Siang kak Tristan." sapa kelima orang itu yang sudah tidak sabar ingin menyantap makanan yang ada di depan mereka. Tristan hanya tersenyum dan langsung duduk.
"Yank, mau sama ini ga?" Putri mengambikan makanan untuk suaminya. Tristan tersenyum mengangguk. Mereka tepana melihat Putri melayani suaminya. Putri yang seorang anak manja dan setau mereka dia biasa di layani, tp bisa melayani suaminya dengan baik.
"Say, aku mau juga dong di layanin kaya gitu," canda Satya pada Bela.
"Lo punya tangan 'kan? ya ambil aja sendiri!" ketus Bela mengundang tawa semuanya.
Merekapun dengan lahap menyatap makanan yang ada di atas meja. Meja makan hening seketika. Masing-masing menikmati makanan yang ada di piring mereka. Selesai menyantap makanan merekapun kembali kumpul di ruang tengah. Satya dan Romi memilih untuk bermain PS. Tristan memilih masuk ke kamar untuk melanjutkan mengerjakan tugas, karena hari ini dia tidak masuk dan para gadis mereka pergi ke halaman belakang untuk ngobrol.
"Cit, mulut lo ga cape apa dari tadi ngunyah terus, kasian usus lo cape kerja lembur, karena lo kebanyakan makan," kata Sarah.
"Mumpung banyak makanan Rah, gratis lagi, gue harus kehilangan jajan gue satu bulan baru bisa beli yang ginian,"
"Lebay banget sih, lama-lama lo gemuk Cit " Bela dan Putri hanya tersenyum melihat keduanya
"Oia Put, gimana masalah lo sama Tristan." tanya Sarah. Putri menceritakan kejadian yang sebenarnya, Sarah memang sudah yakin kalau ini hanya kesalahpahaman, sedangkan dua yang lainnya heboh mendengar cerita Putri.
"Jadi orang tua kalian sempet nyangka kalo lo hamil?" hahahahahaahahahaha tawa Bela begitu juga dengan Sarah dan Citra.
"Gue juga denger dari Rani, tadi pagi, hehe" Putri.
"Paraaah, tapi gokil juga ya keluarga lo, gu salut." lanjut Citra sambil mengunyah makanan di mulutnya.
"Put, ceritain donk gimana malam pertama lo." pertanyaan Bela membuat dua orang temannya menunggu jawaban Putri.
"Kalian, kenapa pada natap gue kaya gitu? rahasia dapur ga boleh diceritain."
"Lo berdua kepo banget sih?" ucap Sarah.
"Ah ... lo kaya ga aja 😂😂," kata Bela
"Oh iya Put, tadi Tasya kaya orang stress nyariin Tristan, dia nanya temen kelas Tristan alamat rumahnya udah gituuuuu ...." Sarah cepat mencubit paha Citra, agar sahabatnya itu berenti membicarakan Tasya, sedangkan Putri hanya diam.
"Put, maafin gue tadi gue ga nyadar." sesal Citra.
"Ga apa-apa kok, eh ini dimakan donk sayang kalo cuma dilihat aja." kata Putri mengalihkan suasana yang mendadak tegang. Mereka berempat kembali menikmati cemilan dan tertawa melihat Bela dan Citra yang menirukan gaya pak Darto mengajar.
"Asik bangeeet sih kalian." Romi yang baru saja datang mengambil makanan yang ada di tangan Citra.
"Ih rese loooooo,"
"Mulaaaai deh kalian, dulu Bela sama Satya yang kaya gitu. Tapi sekarang kalian, siap-siap aja ada pasangan baru." sindir Putri mereka tertawa, kecuali Sarah yang dari tadi sibuk dengan ponselnya sambil senyam senyum sendiri, mereka berlima serius melihatnya tanpa dia sadari.
"Yank, dia kenapa?" bisik Satya.
"Tau tuh, lagi kasmaran kali?" Bela.
"EeeHeeemmmmmmmm,"
"Apa sih Satya, loh kalian kenapa ngeliatin gue?" dia sadar semua mata melihat kearahnya.
"Asik bener dari tadi, ampe kita semua dicuekin." ucap Citra.
"Lo, lagi chat sama siapa? jangan-jangan sama pacar baru lo ya?" tanya Bela.
"Kok diem sih, lo ga mau cerita sama kita-kita?" Putri.
"Satu-satu donk nanyanya, kalian janji ya jangan marah." ucap Sarah cemas
"Kenapa kita harus mara?h kalo ada kabar bahagia kita harusnya senanglah iya, ga gaes." kata Putri dan semua menjawab dengan anggukan.
"Gue ... gue ... emmm gue jadian sama kak Rangga." ucapnya sambil menunduk malu.
Apaaaaaa?? kelima orang teman mereka teriak saking kagetnya. Sarah yang tau reaksi temannya, sudah menutup telinganya dari tadi
"Serius, sejak kapan?" Citra.
"Wahh parah lo gue kalah jomblo lagi " Romi
"Sejak gue dikasih tiket sama Putri, kita mulai dekat awalnya kak Rangga selalu nanyain Putri ke gue. Kita sering jalan bareng, alasan dia cuma mau tau tentang lo Put, tapi lama kelamaan kita berdua merasa nyaman, terus doi nembak gue doi hari yang lalu" jelasnya. Mereka semua diam dan terus menatap Sarah, Sarah jadi salah tingkah dengan tatapan mereka.
"Kalian marah ya sama gue?"
Buhahahahaahahahahahahaha, mereka semua tertawa dan sarah mengerenyitkan dahinya merasa aneh dengan mereka semua.
"Kalian kok ngetawain gue sih?" kesalnya.
"Habisnya, liat muka lo serius amat." kata Romi yang masih saja tertawa.
"Kita ga marah sayang, kita malah seneng." Putri mengampiri sarah dan memeluknya.
"Uuuuch ... so sweet, gue juga mau berpelukan." Citra dan Bela juga ikut memeluk Sarah.
"Kita juga mau." ucap Satya dan Romi.
"STOOOOOOOP!!!" kompak mereka berempat berteriak, semuapun tertawa.
"Waaaah, kayanya seru nih." Rio dan Kirana yang baru saja tiba menghampiri mereka.
"Daddy, Mommy kok udah pulang?" tanya Putri.
"Jadi daddy sama mommy ganggu niih?"
Ga kok Om, tante, jawab kelimanya tersenyum.
"Ya ampun, ini udah jam tujuh." Bela kaget yang melihat jam tangannya. Karena keasikan ngobrol, mereka tidak sadar kalau hari sudah malam, mereka kemudian bersiap-siap mengemas barang-barang mereka.
"Kalian makan malam dulu aja di sini, biar nanti bang Jojon anter para gadis pulang." ucap Rio.
"Makasih Om." jawab ketiganya.
"Om sama tante cakep dan cantik, pantes aja Putri sangat cantik." kata Citra dengan polos, memang dari tadi dia terus melihat Rio kagum.
"Pasti ada maunya tuh, Om." canda Romi membuat mereka tertawa.
Semua sudah berkumpul di meja makan termasuk Tristan. Masing-masing dari mereka sudah memberi kabar kepada orang tua mereka, kalau mereka akan pulang terlambat. Seperti biasa Putri mengambil piring dan mengisinya dengan beberapa lauk untuk suaminya. Setelah mereka makan, semua pamit untuk pulang. Tristan dan Putri juga sudah kembali ke kamar mereka.
"Aku mandi dulu ya!" kata Putri pada suaminya.
"Bareng yu!" Tristan sangat senang mengoda istrinya itu. Putri langsung melempar bantal dan dengan cepat lari masuk ke kamar mandi. Tristan puas tertawa melihat kepanikan Putri. Selesai mandi, Putri langsung merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Tristan yang sudah berada di sana, langsung memeluk tubuh mungil istrinya.
"Hari ini kamu tidak mempedulikanku." katanya.
"Maafkan aku yank, habis kamunya ga mau gabung sama kita,"
"Masa iya aku gabung sama kalian,"
"Yank tau ga ada cerita seru soal kak Rangga" Tristan langsung melepaskan pelukannya, dan menatap istrinya ada sedikit rasa cemburu mendengar Putri mengucapkan kata Rangga.
"Apa itu?" tanyanya sambil menatap wajah cantik istrinya.
"Kak Rangga sama Sarah udah jadian." katanya dengan semangat. Dalam hati Tristan sangat senang mendengar berita bahagia ini.
"Sayang tau ga? aku seneng banget kalau kak Rangga sama sarah bisa jadian." Putri langsung membalikan badannya menghadap Tristan.
"Kenapa?"
"Jadi, dia ga akan lagi deketin atau godain kamu lagi, aku cemburu melihat dia seperti itu padamu." Tristan sambil membelai rambut Putri.
"Berarti dari awal masuk kamu udah cemburu dong?"
"Iyaa." Putri tersenyum lebar mendengar jawaban suaminya. Cup ... Putri mencium bibir Tristan.
"Makasih sayang, udah suka sama aku." dan langsung memeluk suaminya.
"Jadi kapan?"
"Kapan? maksudnya?" Putri melepaskan pelukannya.
"Kapan aku dapat jatah?" dia mengambil bantal dan langsung menutupi wajah suaminya. Tristan tertawa puas melihat Putri yang salah tingkah. Dia sangat senang mengoda sang istri.
.
.
.
.
.
~Bersambung~
TERIMAKASIH UNTUK DUKUNGAN SEMUANYA
Jangan lupa Like, komen dan Vote sebanyak-banyaknya ya ....
JANGAN LUPA TERSENYUM DAN BAHAGIA