Jangan dibaca jika tidak tertarik dengan jalan ceritanya!
Mia seorang gadis yatim piatu. Ia tinggal bersama dengan neneknya. Pada suatu hari tetangganya yang bernama Ibu Ecin hendak pensiun dari pekerjaannya karena sudah tua. Ia meminta Mia untuk menggantikannya menjadi juru masak di rumah Adrian.
Adrian seorang pengusaha muda. Orang tuanya sudah lama meninggal. Ia harus berjuang sendiri meneruskan perusahaan milik orang tua. Untuk mengatasi rasa stresnya Adrian sering mengunjungi pub dengan minum minuman keras dan berkencan dengan beberapa wanita.
Kehidupan Andrian menjadi terganggu setelah Mia menjadi juru masak di rumahnya. Bagaimana dengan cerita selanjutnya? Baca sampai selesai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deche, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Emak Datang
Pukul tujuh malam terdengar suara klakson mobil. Mobil Alpard milik Adrian berhenti di depan pintu pagar. Pak Ujang membuka pintu pagar. Mobil Alpard itu memasuki halaman rumah. Pintu penumpang belakang terbuka Ibu Ecin dan Ibu Titin turun dari mobil. Diikuti oleh dua orang wanita. Adrian membukakan pintu ruang tamu. Ibu Ecin dan Ibu Titin berjalan menuju ke pintu ruang tamu.
“Assalamualaikum,” ucap Ibu Ecin.
“Waalaikumsalam. Masuk Bu Ecin,” jawab Adrian.
Ibu Ecin menyalami Adrian.
“Tuan perkenalkan ini neneknya Mia namanya Ibu Titin,” kata Ibu Ecin kepada Adrian.
“Ini Adrian majikannya Mia,” kata Ibu Ecin kepada Ibu Titin. Adrian menyalami Ibu Titin.
“Mia mana?” tanya Ibu Titin.
“Mia ada di dalam. Ia sedang berada di kamarnya. Saya tidak memberitahu Mia kalau neneknya akan datang. Biar jadi kejutan untuk Mia,” jawab Adrian.
“Mari masuk, Bu.” Adrian mempersilahkan masuk tamunya.
Adrian masuk ke dalam rumah diikuti oleh para tamunya. Lalu Adrian mengajak Ibu Ecin dan Ibu Titin menuju ke kamar Mia. Adrian mengetuk pintu kamar. Lina membuka pintu.
“Mia mana?” tanya Adrian.
“Ada. Sedang membaca Al-Qur’an,” jawab Lina. Terdengar suara Mia sedang membaca Al Qur’an dari dalam kamar.
Adrian masuk ke dalam kamar Mia diikuti oleh Ibu Ecin dan Ibu Titin.
“Mia, coba lihat ini siapa yang datang?” kata Adrian.
Mia berhenti membaca Al-Qur’an ia menoleh ke arah Adrian. Alangkah terkejutnya Mia ketika mengetahui siapa yang berada di belakang Adrian. Emak dan Ibu Ecin berdiri di belakang Adrian.
Mia langsung meletakkan Al-Qur’annya. Ia langsung menghambur ke pelukan neneknya.
“Emaaaakkkkk.” Mia menangis dipelukan neneknya. Ibu Titin mengusap kepala Mia. ia membiarkan Mia menangis sepuasnya.
Mia melepaskan pelukanya. Ibu Titin memperhatikan wajah Mia yang memar dan bengkak.
“Astagfirullahaladzim. Raray incu Emak nepi keun ka kiyeu,” ujar Ibu Titin sambil mengusap wajah Mia. (Astagfirullahaladzim. Wajah cucu Emak jadi begini.).
“Sakit, nggak?” tanya Ibu Titin.
“Sakitnya sudah berkurang,” jawab Mia.
Mia menoleh ke Ibu Ecin.
“Bu Ecin apa kabar?” Mia menyalami Ibu Ecin.
“Alhamdullilah, baik,” jawab Ibu Ecin.
“Bagaimana kabarnya Citra?” tanya Mia.
“Alhamdullilah, baik. Tapi dia sering murung karena tidak ada teman. Biasanya dia main sama Mia,” jawab Ibu Ecin.
“Loh, bukannya temannya banyak?” tanya Mia.
“Kata Citra bosen main sama itu-itu saja,” jawab Ibu Ecin.
Adrian keluar dari kamar Mia. Ia memberi ruang pada Mia untuk melepas rindu dengan keluarganya. Adrian mengambil ponselnya untuk memesan makanan. Ia memesan makanan dengan aplikasi ojek online, namun ia tidak tahu cara memesannya. Maklumlah dia biasa menyuruh asistennya jika ingin memesan makanan. Sewaktu pesan sarapan dan makan siang, Adrian menyuruh Lina yang memesan makanan.
Adrian menghampiri kamar Mia. Ia mendengar suara Mia yang sedang bercakap-cakap dengan Ibu Ecin dan Ibu Titin. Adrian mengetuk pintu kamar Mia. Tak lama kemudian pintu dibuka oleh Lina.
“Lin, tolong bantu saya pesan makanan. Saya tidak tahu cara menggunakan aplikasinya,” kata Adrian.
Lina keluar dari kamar Mia. Adrian memberikan ponselnya kepada Lina.
“Bapak mau pesan makanan apa?” tanya Lina.
“Makanan sunda saja. Biar bisa diterima di lidah Emak,” jawab Adrian.
Lina mencari restaurant yang diinginkan Adrian lalu diperlihatkan kepada Adrian. Adrian memilih menu makanan. Setelah selesai Lina langsung cek out pesanan.
“Bapak tinggal menunggu pesanan di kirim,” kata Lina.
“Terima kasih, Lina,” ucap Adrian. Lina kembali ke kamar Mia. Adrian menonton televisi sambil menunggu makanan datang.
Tidak lama kemudian pintu kamar Mia terbuka. Mereka yang berada di kamar Mia semuanya keluar dari kamar. Ibu Titin menghampiri Adrian.
“Tuan, terima kasih sudah menolong Mia,” ucap Ibu Titin.
“Sudah menjadi tugas saya untuk memastikan keselamatan pegawai saya,” jawab Adrian.
“Emak bawa makanan untuk Tuan Adrian. Selama Mia masih dalam pemulihan pasti Mia tidak bisa memasak untuk Tuan Adrian,” kata Ibu Titin.
“Tidak usah repot-repot, Mak. Saya bisa pesan makanan secara online,” jawab Adrian.
“Odah., Asih mana tas yang berisi makanan?” tanya Emak.
Asih dan Odah mencari tas anyaman yang dimaksud. Tas itu terhalang oleh tas-tas yang lain.
“Sama tahu Sumedang juga,” kata Ibu Titin.
Asih mengambil tas anyaman beserta plastik putih yang berisi tahu Sumedang.
“Ini, Mak.” Asih memberikan tas anyaman dan pelastik kepada Ibu Titin.
Ibu Titin menaruh pelastik putih di atas meja. Ia mengeluarkan rantang besar dari dalam keranjang. Ia menaruh di atas meja.
“Ini Emak ngadamel pais hayam, pais lauk dan pais lauk asin. Sambel tarasi, boros kunci dan sambel oncom untuk Tuan Adrian,” kata Ibu Titin. ( Ini Emak masak pepes ayam, pepes ikan dan pepes ikan asin. Sambel terasi, temu kunci dan sambel oncom untuk Tuan Adrian.)
“Terima kasih, Mak. Banyak sekali makanannya,” ucap Adrian.
“Emak masak khusus untuk Tuan Adrian,” kata Emak.
“Emak juga bawa tahu Sumedang untuk Tuan Adrian,” kata Ibu Titin.
“Emak juga bawa opak, ranginang dan pisang sale untuk Tuan Adrian,” kata Ibu Titin.
Adrian kaget mendengar Ibu Titin membawa banyak makanan untuknya. Mia tersenyum dikulum melihat Adrian yang kaget.
Ibu Titin mengambil kaleng blek yang berada di dekat tas.
“Ini opak.” Ibu Titin menyimpan kaleng blek di lantai di dekat meja. Lalu ia mengambil kaleng blek yang lain dan pelasik hitam.
“Ini ranginang.” Ibu Titin menaruh di kaleng blek di sebelah kaleng blek opak.
“Ini pisang sale.” Ibu Titin menyimpan pelastik hitam di atas meja.
Adrian bengong melihat makanan yang dibawa Ibu Titin untuknya.
“Ini untuk saya semua, Mak?” tanya Adrian dengan tidak percaya.
“Iya. Sebagai tanda terima kasih Emak karena Tuan Adrian sudah menyelamatkan Mia,” jawab Ibu Titin.
Pak Ujang masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang.
“Pak, makanan pesanan Bapak sudah datang,” kata Pak Ujang.
“Lin, tolong bayarkan makanannya,” kata Adrian. Adrian memberikan enam lembar uang seratus ribu kepada Lina. Lina berjalan menuju keluar rumah. Tak lama kemudia ia masuk ke dalam rumah sambil membawa dua buah kantong pelasik putih yang berisi dus. Ia menyimpan kantong pelastik tersebut di atas meja.
“Pesanannya sudah datang. Ayo kita makan dulu,” kata Adrian. Mia mengambil piring untuk lauk pauk dari dalam lemari. Lalu ia mengeluarkan dus-dus makanan dari dalam pelastik. Ia menata lauk pauk, lalap dan sambel di atas piring.
Adrian mendekati Mia.
“Cukup nggak lauk pauknya?” tanya Adrian.
“Cukup. Sepertinya kebanyakan,” kata Mia.
“Nggak apa-apa. Biar puas makannya,” jawab Adrian.
“Emak, Ibu Ecin kita makan dulu!” ajak Adrian.
Emak dan Ibu Ecin mendekati meja makan.
“Makanannya banyak sekali,” kata Ibu Titin.
“Tidak apa-apa. Biar semuanya puas makannya,” jawab Adrian.
“Ayo semuanya makan dulu,” ajak Adrian.
Semuanya menghampiri meja makan. Mereka makan malam bersama-sama.
terus esok harinya baru pembukaan 5 terus baru diperiksa katanya jalan lahirnya Sempit dan akhirnya Operasi Cesar...🤔🤔🤔🤔
durenya Di Skip... biar yang baca pikirannya tidak Traveling kemana -mana..🤔🤔🤔...😄😄😄