NovelToon NovelToon
Pesugihan Siluman Ular

Pesugihan Siluman Ular

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dheana Echa

Perjalanan seorang lelaki dalam menjalani pesugihan untuk membahagiakan keluarganya, akankah semua kekayaan yang akan dia dapatkan bisa membahagiakan keluarganya atau hanya akan menjadi penyesealan dikemudian hari....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dheana Echa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Saat Romli keluar menemui tamu yang datang kerumah nya.

Nur masih menggerutu kesal karna orang orang itu yang secara terang terangan menuduh sang suami.

"Kalau aku yang di gitukan, hemmm eh... sudah aku ulek mulut nya, mulut laki laki kok pada lemes, kalau perempuan yo rada pantes, la itu, mosok laki laki nggunjing di depan mata orang nya langsung

"Sudah jangan keras keras, pecah malah susah sendiri" seloroh Romli yang sudah berdiri di pintu dapur sambil menyaksikan sang istri menggerutu kesal.

"Aku kesel sama orang orang itu lo kang, opo mereka di jadikan tumbal saja, biar tahu rasa" sahut Nur semakin menggerutu.

"Ya memang sudah kebiasaan mereka yang suka ngomong apa ada nya, kita ya harus maklum, nama nya juga hidup di desa Nur" jawab Romli yang selalu merendah.

"Eeh Nur, ternyata selasa besok itu selasa kliwon lo Nur" ujar Romli basa basi.

"Loh, opo benar kang??" Sahut Nur terkesiap.

"Iya, tadi aku baru lihat di tanggalan" kilah Romli.

"Oalah, berarti besok senin itu sampean berangkat yo kang??" Sahut Nur sambil menatap sang suami.

"Iyo Nur, kalau ada yang tanya, bilang saja aku kerja di luar kota, trus pak tukang juga gak usah libur, suruh kerja saja" ujar Romli.

"Kalau ada uang lebih, lebih baik di simpan saja kang, jangan di hambur hambur kan" ujar Nur pelan.

"Ya gak di hambur hamburkan to Nur, itu namanya bantu orang lain, ngasih kerjaan orang itu gak salah lo Nur, biar dapur sama sama ngebul" jawab Romli, sedangkan Nur hanya menghela nafas kasar.

"Sampean gak tahu rasa nya gak kerja, nyari kerja kesana kemari gak ada yang mau nerima, sakit Nur rasa nya" ujar Romli pelan.

Nur kembali di buat terharu oleh ucapan sang suami.

"Iya kang" jawab Nur pelan sambil menunduk menahan air mata nya agar tak menetes.

"Yo wis Nur, kalau sudah matang pak tukang suruh sarapan dulu, aku mau cari kang Ojek buat ngajari naik sepeda motor" ujar Romli sambil bangkit dari duduk jongkok nya

dan berlalu keluar rumah.

"Iyo kang, hati hati besok kalau pergi ya kang" gumam Nur pelan sambil menatap punggung kurus sang suami.

Romli keluar rumah menuju pangkalan Ojek.

Sepanjang jalan banyak yang menyapa Romli, sapaan baik atau pun sekedar ledekan selalu Romli jawab dengan senyuman ramah.

Dan tak sengaja, Romli bertemu si tukang Ojek yang biasa mengantar nya saat pergi itu.

"Kang, sampean gak kerja??" Tanya Romli basa basi.

"Gak kang, lagi sepi," jawab nya sambil meringis malu.

"Eem... sampean mau kerja gak hari ini" tanya Romli ragu ragu.

"Kerja??, yo mau kang" jawab nya dengan mata berbinar bahagia karna mendapat pekerjaan, meskipun pria itu belum tahu pekerjaan apa yang di tawarkan Romli.

"Eem... tolong ajari saya naik sepeda motor, nanti tak bayari dobel kang" ujar Romli pelan.

"Walah, ayo kang, ayo saya ajari, di lapangan desa ya kang" tawar pria itu bersemangat.

"Iya, di lapangan desa dulu, nanti kalau sudah lancar baru di jalan ya kang" jawab Romli.

Romli dan si tukang Ojek kembali pulang kerumah Romli sambil menaiki motor butut milik si tukang Ojek itu.

Tak berapa lama sampai lah kedua nya di rumah Romli....

"Oalah, tak pikir tamu siapa kang" seru Nur sambil berdiri di depan pintu.

"Ini Nur, ku mau minta ajari naik sepeda motor" jawab Romli sambil meringis malu.

Nur hanya mengangguk pelan dan meninggalkan sang suami bersama si tukang Ojek.

"Kang, sepeda motor nya ada di dalam" ujar Romli.

"Ya di keluarkan kang" jawab si tukang Ojek.

"Hehhee, aku belum berani e kang" jawab Romli meringis malu karna belum berani membawa sepeda nya, meski pun sekedar menuntun membawa keluar dari rumah.

"Ya sudah biar saya saja yang keluarkan" sahut si tukang Ojek itu.

Setelah tukang Ojek itu membawa keluar sepeda motor baru Romli.

"Waaah, ini yang merawani malah saya kang" seloroh si tukang Ojek itu.

"Yo gak papa t kang, la wong memang saya belum bisa bawa sendiri " jawab Romli yang tidak mempermasalahkan nya.

"Ayo kang" ujar si tukang Ojek itu, dan tanpa ragu Romli langsung membonceng di belakang si tukang Ojek itu.

Sesampai nya di jalan desa.

"Waaah, mau kemana kang Romli?" Sapa salah satu warga.

"Ini kang, mau main" jawab Romli basa basi.

"Hemh, paling juga mau di jual lagi, sok-sok an beli sepeda motor baru,"cerocos salah satu pria itu sambil berulang kali mencebikan mulut nya.

Sedangkan yang lain nya hanya mengangguki ucapan pria itu dan tak ingin mendebat nya.

"Coba kalian bayangkan, dia bilang kerja borongan, iya kalau setiap hari ada borong, kalau gak!!, mau makan apa dia" ujar pria itu yang keukeuh dengan asumsi nya.

Sedangkan dua pria lain nya hanya mengangguk anggukan kepala nya.

"Apa lagi pagi tadi dia sok sok an bayari ngopi orang orang, itu pasti uang nya yang terakhir" ujar pria itu lagi sambil mencebikan mulut nya.

"Tapi seperti nya tadi di saku nya koyok masih banyak uang lo kang, kan aku yang duduk di samping nya" sahut yang kain nya.

"Eleeeeh, paling sampean salah lihat kang, sampean lihat sendiri, si Tarno bawa sepeda motor nya, paling si Tarno yang mau jualkan sepeda motor nya Romli'sahut pria itu yang selalu mendapat celah untuk menjelekan Romli.

"Tapi sampean juga ikut dapat kopi gratis" batin pria itu sambil tersenyum menanggapi ocehan teman nya itu.

Sedangkan Romli yang ada di lapangan sudah bisa membawa sepeda motor nya, meskipun pelan.

"Gak papa kang, tambah sedikit gas nya, sedikit saja" pekik si tukang Ojek memberikan instruksi sambil berlari mengikuti Romli yang pelan pelan menaiki sepeda motor nya.

"Ya !!, begitu kang" pekik nya lagi meski pun tidak ada jawaban dari Romli.

"Hah... hah... hah!!, capek juga" gumam nya sambil terengah karna terus berlari di belakang sepeda motor.

Si tukang Ojek itu pun duduk lesehan di pinggir lapangan sambil mengamati Romli yang sudah agak lancar mengendarai motor nya.

"Wong sudah bisa naik ontel, yo cepet bisa nya" gumam si tukang Ojek itu sambil terus mengawasi Romli.

Dan tak berapa lama, Romli menepikan motor nya di dekat si tukang Ojek itu.

"Gimana kang?? Sudah berani di jalan?" Tanya si tukang Ojek itu.

"Sebentar kang, tangan ku masih keringetan " jawab Romli

"Waduh, sampean gemetaran begitu kang, ya sudah, besok saja di lanjutkan, atau nanti sore juga bisa," ujar si tukang Ojek itu.

"Gak papa kang, tak istirahat sebentar, nanti lanjut lagi" jawab Romli yang belum menyerah meski pun tangan nya gemetaran karena takut.

"Ya sudah kang, biar saya carikan es dulu ya kang" tawar si tukang Ojek.

Tak berapa lama, si tukang Ojek itu pun kembali membawa satu bungkus es limun.

"Ini kang" ujar nya sambil menyodorkan es itu pada Romli.

"Kok cuma satu kang" tanya Romli dengan wajah heran.

"Ya uang nya cuma cukup buat beli satu e kang" jawab si tukang Ojek itu sambil meringis.

Kita gantian minum nya" ujar Romli dan si tukang Ojek itu mengangguk sambil meringis.

"Sudah kang, aku mau belajar lagi, sampean duduk saja biar gak terlalu lelah" ujar Romli sambil bangkit dari duduk nya dan pria muda itu hanya mengangguk pelan.

Setelah dua kali memutari lapangan yang lumayan luas itu, Romli sudah lancar dan semakin menambah gas nya.

"Setelah ini hilang satu lagi langganan Ojek ku" gumam pria itu sambil tersenyum kecut.

"Kang, sudah ayo pulang" ajak Romli,.

"Sudah berani lewat jalan desa kang?" Tanya si tukang Ojek itu ingin memastikan.

"Bisa kang, tapi pelan pelan" jawab nya sambil tersenyum.

"Ya sudah, aku yang duduk di belakang yo kang" ujar si tukang Ojek itu dan Romli hanya mengangguk pelan.

Pelan pelan Romli melajukan motor baru nya itu menyusuri jalan desa.

Banyak yang terkejut melihat Romli sudah bisa membawa motor nya meskipun pelan.

"Loh, itu kang Romli, owalah kang... paling tadi mau minta di ajari sama Darman kang" ujar salah satu pria yang menggunjing Romli itu memekik tepat di samping telinga teman nya yang keukeuh menuduh Romli akan menjual motor nya.

Pria itu terdiam membisu, tak ada lagi yang bisa ia ucapkan, mata nya hanya melotot menatap Romli yang semakin menjauh dari hadapan nya....

"Kang!!, kok malah ngelamun" ujar teman nya sambil menepuk bahu teman nya itu, karena pria itu terbengong.

"Kang, dia koyok kesurupan lo kang" bisik teman satu nya.

"Waduh!!, bagaimana ini wis ayo di antar pulang, kalau ada apa apa nanti malah kita yang di salah kan keluarga nya, di kira kita ngajak kemana" ujar salah satu pria itu dan di angguki teman nya.

Sedangkan Romli di rumah nya sedang tertawa menceritakan kekonyolan si tukang Ojek itu yang berlari di belakang nya karena kawatir Romli terjatuh.

"La kok ya kasihan sekali sampean kang, kok sampek mau lari di belakang nya lo kang" sahut Nur yang terkikik geli mendengar cerita sang suami.

"Ya gimana lagi mbak yu, kalau jatuh kan yo sayang sepeda motor nya masih baru" sahut nya yang langsung mendapat tawa dari Romli.

"Tadi sampean masak apa?? Aku lapar" kilah Romli yang ingin mengajak si tukang Ojek itu untuk makan bersama nya.

"Ya masak tadi, sayur kangkung oseng sama ayam goreng, sama sambal" jawab Nur dengan detail.

"Ya sana kemeja belakang kang, masuk saja" ujar Nur dan Romli menatap si tukang Ojek nya itu.

"Ayo kang" ajak Romli. Pria itu langsung mengangguk tanpa ragu.

Pria muda itu semakin membelalakan mata nya, di meja itu bukan hanya osengan kangkung, tapi juga ada opor ayam dan juga kerupuk.

"Ayo kang, sarapan dulu" ajak Romli lagi dan pria itu mengangguk sambil menyeret kursi untuk ia duduki.

1
Kiki Hasibuan
alamak kasian betul itu kang ojek /Grin/
Shinta Sitorus
agak lain romli ini, qo baek bener jd org ya
Angga Priatna
aseeek si akang udh bs naek motor /Facepalm/
Tria Erianto
jadi inget dlu pas belajar motor /Sob/
Tria Erianto
lahh juragan rokonya sebatang /Sleep/
Rizki Pratama
lanjut lg min sekakian minta no mimin nya dong /Drool/
Rizki Pratama
giliran dikasih emas aja.... hmmm dasar awewe
Rizki Pratama
bagus ceritanya, apalagi mimin nya cakep gini /Angry/
Rizki Pratama
Bagus sigh
Mada Al Syakir
lanjut ka
Mada Al Syakir
aseeek
Shinta Sitorus
up
Sakti Pradipta
gas lagi lanjutanya
Tommy P
hallah2 kaki kapalan /Sob/
Angga Priatna
up min
Shinta Sitorus
bahhh ga ada sopan santun nya itu perempuan
Mega Arum
ceritanya jgn monoton dg suudzon trhdp Romli, lbh maju lagi biar ada gregetnya Thoor..
Mega Arum: tambah juga peran orang yg berNama... biar tdk cm seputar tetangga2 Romli aja, lanjut..
total 1 replies
Nadya
makanya rom diem d rmh jd sakit hati kan
Nadya
maghrib2 ngajakin ribut
Selvi
xixixi gas tumbalin aja kang romli org kek gitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!