menceritakan dua saudara kembar, yang berusaha menyelamatkan kalung peninggalan kakek mereka. kemudian mereka terpisah.
salah satu dari mereka nyasar ke zaman kuno. yang Dimana ia menggantikan posisi putri jendral Ricard.
ia menjalani kehidupan nya, sambil ia mencari jalan keluar dari sana, dan kembali ke dunia modern.
apakah melia dapat kembali menemukan jalan keluar ? apakah ia akan di pertemukan kembali dengan saudaranya ?
simak terus ya geng...🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bagian 17
"Pelayan Rita, tolong tempel kan benda ini ke tubuh nyonya." Ujar tabib Lino. Pelaya Rita mendekat. Ia mengambil koyo itu dan mengamatinya. pelayan rita langsung menempel kan begitu saja, namun tidak melekat, ia mencobanya lagi, namun tetap tidak melekat.
"Bagaimana cara memasangnya tabib, ini tidak melekat sama sekali..." Ujar pelayan Rita sambil membolak balikan koyo itu. Tabib lino mendekat.
"Aku juga tidak tau" ujar tabib lino ikut membolak-balik kan koyo itu.
Entah bagaimana caranya, perekat di tubuh koyo itu terbuka. Tabib lino melepas kertas perekat itu. Dan menempel kan nya kebagian tubuh nyonya Catrine.
"Wah.... Begini cara kerjanya." Ujar pelaya Rita penuh kagum, ia baru melihat cara penggunaan ramuan seperti itu. Begitu pun tabib lino.
***
Di tempat lain, pengawal ager tergesa-gesa untuk menemui jendral Richard. Di jalan ia bertemu dengan Jelita. Kebetulan jelita ingin bertemu dengan ayahnya.
"Pengawal ager...!!" Seru jelita. Pengawal ager pun berhenti dan memberi hormat pada nona itu. Pengawal ager kemudian mengangkat kepalanya dan melihat lawan bicaranya, ia tercengang dan hampir mengeluarkan darah dari hidung nya.
"kamu hendak kemana, terburu-buru seperti itu." Tanya Jelita sambil berjalan menghampirinya.
(Siapa dia, apakah kediaman jenderal ini menjadi khayangan?. Mengapa ada bidadari yang berkeliaran disini.) Batinnya. Jelita tersenyum tipis mendengar suara batin Pengawal ager.
"Kau tidak mengenali ku ?. Aku Jelita. Putri sah dari jendral Richard dan nyonya Catrine." Ujar Jelita. Mendengar penuturan itu. Pengawal ager buru-buru membungkuk.
"Maaf Nona, hamba Tidak mengenali nona tadi. Hamba terburu-buru untuk melapor pada tuan jendral" ujarnya
"Oh... Kalau begitu ayo. Akupun ingin bertemu dengan ayah.." ujarnya sambil melangkah pergi, dan di ikuti oleh pelayan Xixi dan pengawal ager. Mereka bergegas Menemui jendral Richard.
Tak lama mereka sampai di depan pintu ruang kerjanya. Dan dihadang oleh pengawal yang berjaga disana. Pengawal itu terkejut, ia bertanya siapa perempuan ini, kenapa ia sangat cantik seperti bidadari.
"Maaf nona, Anda siapa ? Dan nona hendak kemana...?" Tanya pengawal itu.
"Saya ingin bertemu dengan ayah." Ucap Jelita.
"Ayah.....!! Maksud nona ?." Tanya Pengawal itu dengan penuh keheranan.
"Kau tidak mengenali ku. aku Jelita." ujarnya. Pengawal itu terkejut.
"Apa... Ba...ik..lah....nona, maafkan ketidak tauan hamba. Hamba akan mengabarkan dulu pada tuan jendral Richard." ucap Pengawal itu, langsung ngacir menemui jendral Richard.
"Maaf tuan, diluar ada Nona jelita dan pengawal ager ingin bertemu" ujar pengawal itu. Jendral Ricard terkejut. Ada apa gerangan yang membuat jelita dan pengawal istrinya datang menemuinya.
"Persilahkan mereka masuk..." Perintah jendral Richard. Pengawal itupun mengangguk dan langsung pamit undur diri. Diluar Pengawal itu langsung bertemu dengan Jelita.
"Silahkan masuk Nona," ujar pengawal itu, Jelita dan pengawal ager pun masuk menemui jendral Richard. Setibanya mereka didalam.
"Hormat kepada tuan jendral." Sapa pengawal ager sambil bertekuk lutut.
"Salam kepada ayahanda" sapa jelita. Jendral Ricard terkejut melihat perubahan wajah putrinya. Ia berpikir barang kali itu bukanlah putrinya. Karena setaunya putrinya memiliki wajah yang sedang atau sederhana. Namun ia segera sadar dari keterkejutannya.
"Mmm.... duduk lah nak. Ada apa gerangan. Apakah terjadi sesuatu ?" Tanya jendral Richard kepada Pengawal ager.
"Maaf tuan, tadi pagi kami menemukan tiga mayat di kamar nyonya. Ketika kami mengamatinya, mereka adalah pembunuh bayaran tingkat awan. namun yang membuat kami heran, mereka mati seperti tidak ada perlawanan tuan. Tidak terdapat bekas-bekas pertarungan. " Ucap pengawal ager menjelaskan.
Jelita dan jendral Richard terkejut. Jendral Richard terkejut tidak percaya dan juga khawatir dengan keadaan istrinya. Sedang kan jelita hanya pura-pura terkejut. Jendral Ricard dengan perasaan cemasnya berlalu meninggalkan ruang kerjanya, jelita melihat kepanikan ayahnya pun bergegas menyusul.
"Ayah tunggu, aku ikut....!!" Seru jelita berlari mengikuti ayahnya dan di ikuti oleh pelayan xixi, dan pengawal ager.
****bersambung****
Bukannya Biasanya Yg “”PECEL”” Dari Sayur-Sayuran Kan Author..? Lho Nih Kok Dari “Ayam” 😁😁😁