NovelToon NovelToon
CRAZY GIRL

CRAZY GIRL

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:883.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Savana Alifa

ALIYA FAKHIRA seorang gadis berusia 17 tahun, cantik, berkulit putih, hidung lancip, mata bulat, alis hitam pekat, bulu mata lentik, bibir tipis dan periang. Sedikit berisik dan polos. Terlahir dari keluarga kaya raya namun justru itulah masalahnya, gadis itu kesepian.

RADITYA DIMITRI WIRATMADJA, Pemuda berusia 19 tahun, berperawakan tinggi, berkulit putih, alis tebal, bibir tipis, bermata tajam dan rahang yang tegas membuatnya terlihat kharismatik. Putra pertama dari pasangan Alula Mayra Wiratmadja dan Raka Dimitri. Sedikit cuek namun penyayang.

Aliya yang tergila-gila pada Radit kerap melontarkan gombalan-gombalan mautnya, namun justru itulah yang menjadi masalahnya, Radit terganggu dengan keberisikkan dan kehadiran Aliya yang selalu mengikutinya. Hingga Aliya menyerah dan memilih mundur, menjauh agar rasa kecewanya tak semakin dalam. Siapa sangka Radit justru merasa kehilangan dan mulai menyadari perasaannya.
Namun terlalu rumit untuk mereka bersatu, kehadiran gadis lain yang menjadi kekasih Radit membuat Aliya semakin yakin untuk menjauh..

Selamat membaca guys💜💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CEMBURU LAGI

"Cobain ini deh Al, pedes banget". Barry menyodorkan piring makanannya yang berisi kepiting manis pedas pada Aliya, dan dengan riang Aliya mencobanya.

"Iya loh, pedes banget. Tapi mantap kak".

"Kamu tuh gimana sih, makannya blepotan". Barry mengambil tissue di hadapannya, mengelap sudut bibir Aliya yang terkena saus kepiting.

Aliya tersenyum manis, tanpa ia tahu Radit tengah menahan hawa panas di sekujur tubuhnya. Pemuda itu bahkan mengepalkan tangannya di bawah meja, menahan rasa cemburu akibat pemandangan di hadapannya.

Nadin berdehem, melihat raut kecut sang kekasih membuatnya kesal.

"UPS sorry, gue lupa kalian ada di sini". Ungkap Aliya. "Jangan pada bengong aja, nanti makanan kalian dingin loh, yuk makan". Tanpa rasa risi atau rasa bersalah Aliya justru bersikap tenang dan cenderung sengaja membuat Radit marah padanya.

Radit memalingkan wajahnya, menyembunyikan kemarahannya dengan tak menatap Aliya sedikit pun.

"Uuuh kenyangnyaaa". Aliya mengambil tissue di hadapannya, kemudian menoleh pada Barry yang juga melakukan hal yang sama. Makanan mereka telah sama-sama tandas. "Mau kemana lagi kak? Aku belum mau pulang".

Barry melihat jam di pergelangan tangannya, "Udah mau malem loh Al, emang gak papa jalan lagi??".

"Gak papa lah kak, aku mah hayu-hayu aja".

"Ok, ke taman gimana? Banyak jajanan loh di sana".

Dengan semangat empat lima Aliya mengangguk, kemudian beranjak dan pamit untuk pergi ke toilet. "Bentar kak, aku ke toilet dulu yah".

Dan setelah mendapat anggukan dari Barry, Aliya pun berlalu.

"Gue ke toilet bentar". Radit pun beranjak, tanpa menunggu jawaban dari sang kekasih ataupun dari sahabatnya yang terheran menatapnya.

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

Setelah membasuh wajahnya yang terlihat lelah, Aliya berbalik hendak kembali ke mejanya, menemui Barry yang pasti tengah menunggunya.

Namun tarikan di tangannya membuat Aliya kembali berbalik dan menubruk dada bidang seseorang. "Kak Radit??".

Tanpa berkata apa pun, Radit membawa Aliya keluar dari sana, melewati pintu samping agar Barry dan Nadin tak melihat mereka.

Aliya meronta, "Lepasin kak, kamu tuh apa-apaan sih, nanti kak Barry nyariin aku!!".

"Aku gak peduli, aku gak suka liat kamu jalan sama dia".

Aliya menghentakan tangannya, hingga genggaman tangan Radit terlepas. "Kamu pikir aku suka liat kamu jalan sama Nadin?? Kamu tuh egois tau gak?!! Mendingan kamu anggap aja gak kenal sama aku, anggap aja gak pernah terjadi apa-apa di antara kita, aku muak kak aku capek". Tanpa sadar Aliya sedikit menaikan nada bicaranya, kemarahannya meluap sudah. Gadis itu pergi meninggalkan Radit yang masih terpaku di tempatnya.

"Dasar cowok egois, euneuk banget rasanya tuhaaannn". Aliya membatin, langkahnya kian cepat saat Radit kembali mengejarnya dan memanggil namanya.

"Al, Aliya tunggu".

Aliya berbalik, mengangkat sebelah tangannya dan berucap. "Stop kak, jangan ikutin aku atau kamu gak akan pernah lagi liat aku. Aku akan benci kamu kalo kamu terus-terusan ngejar aku".

Seketika itu Radit menghentikan langkahnya, terdiam menatap kepergian Aliya. Pemuda itu tak bisa berbuat apa-apa, ia takut ancaman Aliya akan benar-benar terjadi.

Sementara itu, Aliya menaiki taksi yang baru saja ia hentikan. Gadis itu merogoh tasnya kemudian mengambil ponselnya, menghubungi Barry untuk mengabarkan jika ia tak bisa meneruskan rencana mereka untuk kembali jalan, dengan dalih ada urusan mendadak Aliya memutuskan untuk pulang.

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

Radit membanting tubuhnya di sofa ruang tamu, mata yang terpejam membuatnya tak menyadari kehadiran sang Oma, Kara.

"Kenapa pulangnya malem bang??".

Radit terperanjat, pemuda itu mengusap dadanya yang terasa kaget. "Isshh Oma ngagetin aku aja".

Kara mendekati sang cucu, duduk di sebelahnya kemudian mengusap rambut pemuda itu dengan lembut. "Gak biasanya kamu pulang telat gak ngabarin, mami kamu uring-uringan tuh, temuin gih".

"Aku lupa Oma". Radit akui dia memang lupa mengabari sang mami jika dia akan pulang terlambat, rasa cemburu membuatnya juga uring-uringan tak jelas.

"Lain kali jangan gitu lagi bang, kasian mami kamu, sana temuin dulu. Sebelum papi kamu pulang terus kamu kena sentil".

"Papi belum pulang? Kok tumben?".

Kara menggelengkan kepalanya, "Makanya mami kamu galau, kamu sama papi kamu sama-sama gak bisa di hubungin".

Radit terdiam, rasa bersalah menyeruak dalam relungnya. Ia tak sengaja, Radit sungguh tak berniat membuat wanita yang amat di sayanginya itu mencemaskannya.

"Aku ke kamar mami dulu ya Oma". Radit mengecup sebelah pipi sang Oma, kemudian beranjak menaiki anak tangga menuju kamar sang mami.

Radit mengetuk daun pintu di hadapannya, meski sedikit terbuka, namun di rasa tak sopan jika memasuki kamar orang tuanya tanpa permisi.

"Mi, boleh aku masuk??".

"Masuklah".

Radit menghela nafas dalam, dari sikap sang mami yang hanya diam membelakanginya Radit tahu, jika wanita paruh baya itu tengah merajuk.

"Mami, sorry". Radit memeluk Alula dari belakang, wanita itu tak bereaksi apapun selain diam menatap keluar jendela kaca yang mengarah langsung ke taman belakang rumah besar itu.

Alula masih diam, sampai kecupan di pipinya membuatnya mau tidak mau menoleh, menatap sang putra yang terlihat lelah. "Kenapa pulang telat gak ngabarin mami bang??".

Radit menuntun sang mami duduk di sofa, kemudian ia merebahkan dirinya dan menjadikan pangkuan sang mami sebagai bantalannya. Ia meraih jemari wanita paruh baya itu, menyimpannya di pipinya kemudian ia kecup. "Maafin Abang mi, Abang salah bikin mami khawatir".

Alula menghela nafas panjang, kalau sudah seperti ini, Alula luluh. Perempuan itu mengusap pipi sang putra kemudian mencubit hidung mancungnya. "Susah yah telpon mami??". Omelnya.

"Aww, sakit mi. Maaf, Abang lagi galau ni mi".

"Galau? Kok tumben? Biasanya kamu kan lempeng-lempeng aja".

"Issshh mami. Udah ah, Abang mau mandi. Gak enak lengket".

Radit beranjak, mengambil tasnya yang sebelumnya ia simpan di atas ranjang kemudian berlalu setelah kembali mengecup pipi sang mami. "Dah mami".

"Kamu punya hutang cerita loh bang".

"Abang gak janji".

Alula menggelengkan kepalanya, melihat tingkah Radit membuatnya tersenyum sendiri. "Kayanya lagi punya ceumceuman tuh anak".

1
Khairul Azam
hadeeh hadeh mau pisah itu ituan dulu itu nsnti hamil
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
erm jadi malas pula bacanya🤣🤣🤣
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
ikut sedih sama Aliya, 😣😣😣
Angsa
😘
Angsa
sumpah gerem bngt aarrrggghhh
Tyo Fariztyanto
Bukan beranak tapi beranjak thor
Nana Niez
keren
Nana Niez
maksudnya mengorbankan sesuatu yg berharga?????? nah ini nih,, bs bikin kacau di masa depan sepertinya
Nana Niez
mnrt Q wajar nadin tau segala hal ttg radit, scr dia kan sekertaris,, yg dituntut hrs tau dan sigap ttgdiri bosnya,,
Ray
Habisnya si Radit ini seperti lelaki plin plan andai aja Dia bisa jaga batasan dari lawan jenis, gak ngasih perhatian lebih mungkin gak akan ada kejadian seperti ini, ngapain coba bolak balik ke apartement perempuan lain sendirian, berdua duaan lagi didalem, iuh...gak banged deh ama laki modelan Radit,,,
yuni winarti
luarbiasa...mewek ...ceritanya bagus bgt
Herta Siahaan
mampus Radit.. suka menunda nunda masalah..
Herta Siahaan
entah kapan sadar nya.. yg anak anak itu siapa sih Radit apa Alia. Masa sekolah sdah jauh.. umur lebih tua masih jg ngga peka... dan sadar
Herta Siahaan
tuh sekretaris mu suruh mulutnya pakai aturan lah.. sekolah sampai Amerika tapi level rendah. bersaing yg sehat aja kalau mau jd pelakor. dan kamu Radit harus tegaskan sekretaris mu itu jgn terlalu urus hal pribadi kamu
Akbar Gemilang
mantap kak eeh mak
Debbie Teguh
OMG... autoconnect! wkwkwk ketauan nih kelakuan author
Aisyah Salman
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor /Smile/
Berdo'a saja
haduuuhhhh Radit tau ga, satu kata untuk mu, Munafik
Berdo'a saja
perhatian mu terlambat Radit
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!