NovelToon NovelToon
Diantara Cinta Dan Dosa

Diantara Cinta Dan Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Jesslyn Kim

Masih saling sayang, masih saling cinta, namun terpaksa harus berpisah karena ego dan desakan dari orang tua. Ternyata, kata cinta yang sering terucap menjadi sia-sia, tak mampu menahan badai perceraian yang menghantam keras.

‎Apalagi kehadiran Elana, buah hati mereka seolah menjadi pengikat hati yang kuat, membuat mereka tidak bisa saling melepaskan.

‎Dan di tengah badai itu, Elvano harus menghadapi perjodohan yang diatur oleh orang tuanya, ancaman bagi cinta mereka yang masih membara.

‎Akankah cinta Lavanya dan Elvano bersatu kembali? Ataukah ego dan desakan orang tua akan memisahkan mereka dan merelakan perasaan cinta mereka terkubur selamanya?


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jesslyn Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu

Vanya segera merapihkan bajunya yang berantakan, dia segera pergi saat Vano lengah. Ia pun tergesa-gesa berjalan menuju parkiran, karena Ryuji sudah menunggunya di sana. "Maaf, bapak jadi menunggu lama," Vanya terlihat ngos-ngosan sambil masuk ke dalam mobil.

"Apa ada masalah, Vanya?" Ryuji tampak sedikit khawatir melihat Vanya seperti ketakutan.

"Tidak ada pak," Jawab Vanya cepat.

Ryuji memperhatikan gerak-gerik Vanya yang dari kaca dashboard atas mobilnya. Wanita itu terlihat sedikit gelisah dan kurang nyaman.

"Apa Vano mengganggumu?" tanyanya kemudian.

"Tidak pak, semua baik-baik saja," kilah Vanya berbohong.

"Apa saya batalkan saja kerja sama ini?" kali ini Ryuji nampak serius.

"Tidak usah pak, jalankan saja sesuai rencana." Vanya tak ingin masalah pribadinya menghambat project Ryuji yang telah lama mereka kerjakan.

Tak terasa mereka sudah sampai di basement apartemen Vanya.

"Terimakasih Pak," Vanya hendak meraih handle pintu mobil.

Ryuji hanya mengangguk. "Vanya...." Ryuji tiba-tiba meraih tangan Vanya, mencoba menghentikan wanita itu ketika hendak turun. "Kalau memang kamu merasa tidak nyaman dengan projek ini, saya bisa cari tempat yang lain untuk pameran nanti. Kita masih punya waktu dua minggu untuk mempersiapkannya, dan itu lebih dari cukup."

"Tidak usah pak, semua ini sudah menjadi resiko pekerjaan saya. Lagi pula Vano cukup profesional saat pekerjaan berlangsung, walaupun di luar pekerjaan sikapnya terkadang tak terkendali," Perlahan Vanya melepaskan tangannya yang sedari tadi di pegang oleh Ryuji.

Ryuji memperhatikan Vanya dengan seksama, dan tak sengaja ia melihat beberapa tanda merah di leher Vanya. Pantas saja Vanya menggerai rambut panjangnya setelah keluar dari toilet tadi, padahal sebelumnya Vanya mengikat rambutnya rapi.

"Apa Vano melecehkanmu?" Ryuji terlihat sedikit emosi, tangannya mengepal serta deru napasnya terdengar kasar.

Vanya menjadi salah tingkah dan malu saat di tatap Ryuji seperti itu, "Maaf pak... untuk urusan pribadi saya akan mengurusnya sendiri. Saya permisi," pamit Vanya kemudian benar-benar turun dari mobil. Perasaan Vanya campur aduk, antara marah dan malu. Sungguh ini hal terbodoh dan memalukan Vanya di depan Ryuji.

Ryuji mengusap wajahnya kasar, menghela napas panjang menatap kepergian Vanya yang semakin menjauh dari pandangannya. Meskipun mereka sudah bercerai, tapi Ryuji bisa melihat kalau mereka masih saling mencintai. Apakah masih ada kesempatan untuk mendapatkan hati Vanya?

-

-

"Maaf Bella, membuatmu menunggu lama," ucap Vano ketika memasuki ruangan.

"Tidak masalah, bahkan aku sudah pernah menunggu lebih lama dari ini." Bella hanya tersenyum. Tak terlihat raut kesal dari wajahnya.

"Pekerjaanku sudah selesai, sebaiknya kita pulang saja."

Bella hendak bangkit dari duduknya, namun tiba-tiba badannya terhuyung karena kepalanya terasa pusing. Dengan sigap Vano menahan tubuh Bella.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Vano sedikit khawatir.

"Kepalaku pusing sekali kak," Bella memijat kepalanya.

"Mau ke rumah sakit?"

"Tidak usah, aku hanya perlu istirahat, nanti juga baikan," tolaknya.

"Ya sudah pelan-pelan saja," Vano membantu memapah tubuh Bella.

Mereka pun akhirnya pulang ke rumah.

"Istirahatlah!" Vano membatu Bella merebahkan tubuhnya, serta menyelimutinya.

"Sayang... Temani aku di sini," Bella meraih tangan Vano, tak ingin di tinggalkan oleh suaminya itu

"Bella, aku tidak bisa," Vano melepaskan tangan Bella.

"Aku mohon... Kali ini saja," Bella bahkan tak sungkan untuk memohon agar Vano tetap tinggal.

Meski terpaksa Vano akhirnya bersedia menemani Bella yang sedang sakit.

"Bella badan kamu demam, aku akan memanggil dokter Dhio," Vano menyentuh kening Bella yang terasa panas.

Bella tak menghiraukan ucapan Vano. "Tidak usah," Wanita itu malah menarik Vano dalam pelukannya. "Aku hanya ingin di peluk... Seperti ini," gumamnya lirih dengan mata yang terpejam.

Malam hari Vano masih terjaga, setelah Bella tertidur Vano segera melepaskan diri dari pelukan Bella, beruntung wanita itu tidak terbangun.

Vano pergi keluar kamar untuk mencari angin segar. Tak lupa ia menyalakan sebatang rokok sebagai teman sepinya malam ini.

Meski raganya memang berada di sini, namun separuh jiwanya ada bersama Vanya. Hidupnya terasa hampa, hatinya terasa kosong. Setiap langkah yang diambil terasa berat, setiap detik yang berlalu terasa lama. Ia merindukan suara Vanya, senyum Vanya, dan kehangatan Vanya. Dalam kesunyian malam, ia hanya bisa memikirkan tentang Vanya.

Vano meniupkan asap ke udara, sejujurnya ia ingin saat itu juga pergi menemui Vanya, namun ia tak sejahat itu meninggalkan Bella dalam keadaan sakit begini. Meskipun Bella tidak benar-benar sendiri di rumah itu, karena ada beberapa art, dan juga penjaga keamanan. Vano melewatkan malam bertarung dengan pikirnya sendiri.

-

-

"Sayang.. Sepagi ini sudah rapi," Bella tiba-tiba memeluk Vano dari belakang.

"Sudah sembuh?" Vano acuh, ia malah sibuk merapihkan dasinya.

"Sudah," Bella melepaskan pelukannya, dan membatu Vano merapihkan dasinya.

"Aku pergi dulu." pamitnya sambil memalingkan wajah.

Bella menarik dasi Vano dan mengecup bibirnya, "Menemui Elana? Atau Vanya?"

Vano mendorong bahu Bella perlahan. "Tanpa aku jawab pun, kamu sudah tahu."

"Apa hebatnya sih Vanya itu?" dengan lantang Bella berkata. Bahkan dari wajahnya terlihat bahwa ia sedang meremehkan Vanya.

"Bukan urusan kamu," Vano tersulut emosi mendengar ucapan Bella yang seolah menyepelekan Vanya, wanita yang sangat ia cintai.

"Dan sayangnya sekarang jadi urusanku. Oh aku tahu... Dia begitu pandai menggodamu kan?" Bella perlahan membelai wajah Vano dengan sensual.

"Jangan pernah kamu usik Vanya," Vano menepis tangan Bella.

"Bukan aku yang mengusik dia. Tapi dia yang mengusikku. Bahkan suamiku lebih membelanya," ucapnya penuh penekanan.

"Cukup Bella!"

"Aku masih berbaik hati, tidak memberitahukan ini semua pada keluarga besarmu."

"Silahkan bilang saja," Vano sama sekali tidak takut dengan ancaman Bella.

"Aku tidak sejahat itu sayang,"

"Cepat atau lambat mereka akan tahu juga kan?" bukannya takut Vano seolah menantang Bella, kemudian memilih pergi meninggalkannya.

"Kita lihat saja, setelah ini apa Vanya berani menggodamu lagi?" Bella tersenyum sinis menatap kepergian Vano.

-

-

Vanya tengah menemani Elana sarapan, sambil menunggu sus Tari yang sedang dalam perjalanan.

"Bekalnya nanti di habiskan ya sayang," Vanya juga menyiapkan bekal yang akan di bawa Elana ke sekolah nanti.

"Iya mami," jawab Elana patuh.

"Itu pasti sus Tari, mami buka pintu dulu ya,"

Namun dugaannya salah. Ternyata itu bukanlah sus Tari, melainkan Vano.

"Bahkan sepagi ini kamu sudah bertamu?" Vanya mencoba menghindari kontak mata dengan Vano.

"Bahkan aku belum sarapan sayang.. kamu sudah masak kan?"

"Ck lihatlah... Bahkan istrimu tidak memberimu makan," sindir Vanya.

"Papi!" Panggil Elana yang mendengar suara ribut-ribut dari ruang tamu. Vano pun segera menghampiri Elana.

"Kelihatannya enak," Vano duduk di samping Elana kemudian memeluk dan mencium gadis kecilnya.

"Masakan mami selalu enak," puji Elana mengacungkan dua jempol.

"Kalau masakan papi?"

"Masakan papi sangat-sangat enak," puji Elana kemudahan

"Makanlah!" Vanya menghidangkan sepiring nasi goreng seafood untuk Vano.

"Kalau tidak keberatan, aku minta tolong antar Elana ke sekolah. Aku harus pergi sekarang, Pak Ryuji sudah menunggu di bawah," dengan tergesa Vanya mengemasi barang-barang yang akan di bawanya ke kantor. Sejujurnya Vanya mencoba menghindari Vano.

"Memangnya kemana mobilmu?" Vano tersulut emosi saat Vanya menyebut nama Ryuji.

"Mobilku di kantor, Sus Tari juga sebentar lagi tiba."

"Sayang... Mami pergi dulu ya, Elana berangkat sama papi tidak apa-apa kan?" Tidak lupa Vanya mencium Elana ketika berpamitan.

Elana hanya mengangguk.

Vano mengejar Vanya sampai ke depan pintu. "Aku belum di cium," ucapnya manja sambil memanyunkan bibirnya.

"Bukankah Bella sudah menciumu?" Vanya melayangkan tatapan tajam pada Vano.

"Menyebalkan!" Gumamnya kesal, Vano pun akhirnya menghabiskan makanan yang di sajikan Vanya.

Tidak berselang lama sus Tari datang.

"Maaf saya terlambat pak," ucap Sus Tari sungkan.

"Tidak apa-apa sus, kita langsung berangkat sekarang ya. Oh ya, apa tadi sus bertemu Vanya?"

"Iya pak, saya lihat ibu di basement."

"Sama siapa?"

"Pa Ryuji," jawab sus Tari ragu.

Dada Vano terasa panas, wajahnya memerah.

***

Jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen yaaa....

1
𝐋aQ⃟ui𝐧🦋
Firasat seorang ibu ga pernah salah. Licik memang mantan mertua dan si bella itu
dyah EkaPratiwi
jahat sekali mama vano
💜Bening🍆
bisa gaplok emaknya vano gk sih itu mulut apa comberan kotor banget🙄
lari vanya.. lari.... larilah yg jauh dr vano n org2 di sekitaran vano pd gila semua mereka
💜Bening🍆
udahlah paling bener kalian hidup masing2.. apa lg vano udah berkeluarga...
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
ceritakan saja sama mami mu kalau Oma Erika tuh mengancam mu kalau kau tidak ikut sama papi mu
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
jangan mau elana lebih baik km ttp sama mami mu jangan pernah tinggalkan dia
Dewi Ajah
gubluugg kok bisa2 nya malah lari ke alkohol.. lemaaHh😒
dyah EkaPratiwi
kenapa Vanya tergodah😭
Author abal-abal: khilaf kak🤭
total 1 replies
dyah EkaPratiwi
Vano egois bang jahat banget
𝐋aQ⃟ui𝐧🦋
Ya kan, rasa bersalah menghantui vano. Padahal kalau jujur pasti lebih baik sekalipun itu sakit. Kalau begini, makin besar kepala si bella
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
tumben banget si Vano acuh begitu biasanya kan dia kalau udh lama gak bertemu langsung maen nyosor aja
Author abal-abal: Vano sudah ternoda katanya 🙈
total 1 replies
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
papi mu bukan sibuk kerja elana tapi kmrn sedang liburan sama Bella 🤭
suzy baek
Type emak2 rempong.. masa anak baru aja cere dah di suruh nikah lagi. Vano makanya kaya gitu dia hidup di keluarga toxic
suzy baek
baru baca Bab awal tapi dah gedeg aja sama si Vano. Jadi laki kok gak tegas sih, kasihan tuh anak istrimu jadi korban.
TiraMissU
wah bercak merah jangan-jangan Bella pms itu 🤣🤣
TiraMissU
Jadi mereka melakukannya atau tidak? kok di skip sih thoorrr...
TiraMissU
Makin sebel sama Bella, di awal ku kira dia itu bakalan baik
TiraMissU
Si Bella sakit jiwa deh kayanya 🙈
TiraMissU
Mending jangan dah Vanya. suami orang tuh...
TiraMissU
uhuk lampu hijau... mending sama Ryuji aja sih bujangan anak tunggal kaya raya😂 emak bapaknya baik pula
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!